Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

CONTOH PTK K13 MATEMATIKA KELAS VI SD

CONTOH PTK K13 MATEMATIKA KELAS VI SD -Berdasarkan observasi  yang dilakukan ditemukan atau nampak bahwa keaktifan  siswa  dalam  mengikuti  pelajaran  masih  kurang.  Hal  itu ditunjukan dari 24 siswa, masih banyak kurang serius karena  sebagian  besar siswa  ada yang melakukan aktifitas sendiri, seperti: berbicara  sendiri  dengan  teman  sebelahnya, bermain pengaris dan pergi ke toilet tanpa ijin. Dalam memperhatikan penjelasan  dari  guru,  keaktifan  dalam menanggapi  pertanyaan  dari guru atau mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari latar belakang masalah tersebut kemudian dirumuskan masalah sebagai berikut: apakah permainan angka tertempel mampu meningkatkan hasil belajar tentang hitung campuran siswa kelas VI SD Negeri 3 ... semester I tahun pelajaran 2018/2019? contoh ptk sederhana

Tujuan secara umum dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang hitung campuran dalam proses pembelajaran Matematika menggunakan strategi pembelajaran melalui permainan angka tertempel pada siswa kelas VI SD Negeri 3 ... tahun 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 
Hasil penelitian dari masing-masing siklus meningkat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan keaktifan siswa, rata-rata pra siklus 49,68. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 67,31, dan siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 83,97. Sementara peningkatan hasil belajar siswa yang sudah memenuhi nilai ketuntasan, yaitu pra siklus sebesar 50%. Pada siklus I mengalami peningkatan, yaitu menjadi 79,17% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 100%.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MATEMATIKA SD yang diberi judul UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG HITUNG CAMPURAN MELALUI PERMAINAN ANGKA TERTEMPEL SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 ...  SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SD KELAS VI lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK SD 059).

PTK K13 MATEMATIKA SD KELAS VI LENGKAP

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada pelaksanaan tugas merencanakan, melaksanakan proses belajar mengajar, dan menilai hasilnya. Untuk melaksanakan tugas ini, di samping harus menguasai materi atau bahan yang akan diajarkan juga dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar. Sehubungan dengan tanggung jawab profesional dalam melaksanakan tugas mengajar ini, guru dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru (inovasi), berusaha menyempurnakan pelaksanaan tugas mengajar, mencoba bermacam-macam metode dalam mengajar  dan mengupayakan pembuatan serta penggunaan alat peraga dalam mengajar (Daryanto, 2010:181).
Dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya menyampaikan materi namun juga guru harus bisa secara maksimal menyampaikan apa isi dari materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Matematika. Selain itu, tugas guru juga harus mampu menyampaikan materi dengan menggunakan suatu metode atau juga strategi pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar yang ceria, menyenangkan, dan juga siswa mampu memahami materi yang disampaikan. Jika guru tidak mampu menyampaikan materi dengan baik dapat menimbulkan ketidakpahaman dan kebosanan bagi siswa dalam menerima materi yang disampaikan.

Berkaitan dengan masalah media, di SD Negeri 3 ... Kecamatan ... Kabupaten ...., sarana dan prasarana sekolah masih kurang. Misalnya masih terbatasnya jumlah LCD proyektor, sehingga  tidak  setiap  mata  pelajaran  dapat  menggunakan  media  LCD   dalam menunjang proses pembelajaran di kelas. Untuk dapat menggunakan media ini harus bergantian dengan mata pelajaran lain dan tidak semua guru mampu menggunakan media ini. Selain itu, penggunakan perpustakaan sekolah masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada semakin menurunnya siswa meminjam buku-buku Matematika di perpustakaan sebagai sumber belajar.
Masalah kedua berkaitan dengan konsentrasi siswa dalam  mengikuti proses pembelajaran. Menurut Sardiman (2007:40) konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada situasi belajar. Di dalam belajar, mungkin juga ada perhatian sekedarnya tetapi tidak konsentrasi, makna materi yang masuk dalam pikiran mempunyai kecenderungan berkesan tetapi tidak cukup kuat untuk membuat kesan yang hidup dan tahan lama. Selain konsentrasi berkurang, siswa juga memiliki sifat lupa. Hasil pengamatan dari observasi awal menunjukkan, bahwa sehari sesudah para siswa mempelajari suatu bahan pelajaran atau mendengarkan suatu ceramah mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam pelajaran tersebut. 

Masalah ketiga yang ditemukan adalah yang berhubungan dengan guru sebagai salah satu sumber dalam mengajar. Pada dasarnya proses pembelajaran Matematika di SD Negeri 3 ... masih bersifat konvesional. Pada observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih menekankan pada penggunaan metode ceramah. Metode ceramah meminimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga guru terlihat lebih aktif dibandingkan dengan siswa. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya kepada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Cara ini cukup membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan metode/strategi tertentu agar gaya penyajiannya tidak membosankan namun menarik perhatian siswa.

Agar hal tersebut bisa diminimalkan dan tujuan pembelajaran  Matematika dapat tercapai maka diperlukan suatu strategi khusus dari guru Matematika agar minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti mata pelajaran Matematika lebih tinggi. Upaya membangkitkan kembali keaktifan serta minat siswa terhadap pembelajaran Matematika diperlukan optimalisasi peran guru Matematika di dalam kelas. Seorang guru dalam proses belajar mengajar di kelas tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran yang disampaikan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Aktivitas guru dan siswa sebagai pelaku  utama dalam kegiatan pembelajaran mutlak diperlukan demi tercapainya tujuan belajar. Segala tindakan yang dilakukan guna mencapai tujuan belajar, tersusun sebagai strategi pembelajaran. Hendaknya guru juga dapat mengelola kelas secara   efektif  dan efisien, antara lain dengan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan kondisi lingkungan sekolah khususnya kelas.

Strategi pembelajaran ini menuntut peran aktif siswa di dalam kelas, namun seorang guru tetap harus berperan di dalam kelas tersebut, yaitu memberi semangat, dorongan belajar, dan bimbingan terhadap siswa. Dalam setiap strategi pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, begitu pula strategi pembelajaran aktif melalui permainan angka tertempel. Kelebihan strategi pembelajaran melalui permainan angka tertempel yaitu: (1) Siswa lebih berperan aktif karena siswa terlibat di dalam pembelajaran, (2) Terjadi proses interaksi antara guru dan siswa sehingga menguatkan materi yang hendak dipelajari, (3) Siswa lebih mudah mempelajari topik karena pembelajaran dikemas dengan strategi permainan.
Melalui permainan angka tertempel merupakan sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif serta menjadikan belajar tidak terlupakan (Silberman, 2009 : 121 dan 265). Strategi pembelajaran aktif melalui permainan angka tertempel bisa digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa memahami karakteristik belajar peserta didik yang berbeda-beda. 

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif melalui permainan angka tertempel dapat dijadikan satu strategi yang efektif dan bermanfaat serta berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui permainan angka tertempel dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tentang Hitung Campuran Melalui Permainan Angka Tertempel Siswa Kelas VI SD Negeri 3 ... Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019”.

B. Perumusan Masalah
Mengacu pada paparan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan  masalah  penelitian  sebagai  berikut:  “apakah permainan angka tertempel mampu meningkatkan hasil belajar tentang hitung campuran siswa kelas VI SD Negeri 3 ... semester I tahun pelajaran 2018/2019? 

C. Tujuan Penelitian
Sebuah tindakan pasti memiliki tujuan begitu pula dengan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
b. Untuk meningkatkan pemahaman siswa akan materi pelajaran.
c. Untuk melatih siswa agar berani terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2. Tujuan Umum
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang hitung campuran dalam proses pembelajaran Matematika menggunakan strategi pembelajaran melalui permainan angka tertempel pada siswa kelas VI SD Negeri 3 ... tahun 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian
Sebagai penelitian tindakan Kelas (PTK), penelitian ini memberikan manfaat pada pembelajaran Matematika.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru pengampu mata pelajaran Matematika tentang strategi pembelajaran permainan angkat tertempel sehingga dapat dijadikan acuan dalam memilih alternatif pembelajaran yang efektif serta aktif.
b. Bagi siswa
Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman tentang kebebasan dalam belajar Matematika secara aktif,  kreatif, dan menyenangkan.

c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi kepada sekolah tentang salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa.
d. Bagi Peneliti
Penulis memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran Matematika menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui permainan angka tertempel.
2. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan kepada pelajaran Matematika, dan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran Matematika melalui strategi pembelajaran melalui permainan angka tertempel.

DOWNLOAD PTK K13 MATEMATIKA WORD

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling utama dalam proses belajar mengajar di sekolah. Berhasil tidaknya siswa dalam mencapai tujuan belajar yang memuaskan akan tergantung pada kegiatan belajar ini. Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu  perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada  seluruh aspek tingkah laku (Daryanto, 2010:2). Hilgard dalam Sanjaya (2006: 112) mengungkapkan bahwa belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculkan perubahan perilaku.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,  sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya(Slameto, 2010:2). Menurut Anni (2008:2) belajar merupakan proses penting  bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan yang berperan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu danpengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009a:57).

2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merupakan stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Sugandi et al., 2007: 9). Briggs  menyatakan  bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (event) yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan (Anni, 2009: 191). Suherman (2003: 8) mengartikan pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Belajar matematika bagi para siswa, juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.

3. Hasil Belajar
Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa karena adanya pengalaman dan latihan. Belajar merupakan suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (rangsang) yang terjadi. (Fauzi, 2013:25)
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah dilaksanakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar dalam periode tertentu dapat dilihat dari nilai raport yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-angka. Menurut (Sudjana, 2010:22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Gagne dalam Sudjana (2010:22) mengungkapkan ada 5 (lima) kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris.

Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai. ptk matematika sd kelas 6 kurikulum 2013

4. Strategi Pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji melalui dua kata pendukung yaitu strategi dan pembelajaran. Kata strategiberarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu (Wena, 2009: 2). Sedangkan pembelajaran atau learning mempunyai makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari (Suprijono, 2009: 13). Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan  kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi berupa urut-urutan kegiatan yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu. Strategi pembelajaran mencakup juga pengaturan materi pembelajarn yang akan disampaikan kepada peserta didik (Suprijono, 2011:83).

Strategi pembelajaran aktif (active learning) merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik saling mengajar satu sama lain (Silberman, 2009:2). Menurut Zaini (2008:14), pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran ini pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. contoh ptk matematika sd lengkap Dalam strategi ini juga setiap materi pelajaran harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Ada banyak strategi pelajaran yang dapat digunakan dalam menerapkan pembelajaran aktif di sekolah. Silberman (2009) mengemukakan 101 bentuk strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Aktivitas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya (Ibrahim, 2003:27).

5. Permainan Kartu Angka
Menurut Dave Meier ( 2005 : 206 ), di tengah permainan kita paling dekat dengan kekuatan penuh kita. Kesenangan bermain yang tidak terhalang melepaskan segala macam endorfin positif dalam tubuh, melatih kesehatan, dan membuat kita merasa hidup sepenuhnya. Bagi banyak orang, ungkapan kehidupan dan kecerdasan kreatif yang paling tinggi di dalam diri mereka tercapai dalam sebuah permainan. Permainan belajar yang menciptakan atmosfer menggembirakan dan membebaskan kecerdasan penuh dan tidak terhalang dapat memberi banyak sumbangan.
Permainan belajar ( learning games ), jika dimanfaatkan secara bijaksana, dapat :
a. Menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat
b. Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar
c. Mengajak orang terlihat penuh
d. Meningkatkan proses belajar.
Menurut Ngalim Purwanto (1997), Dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman.
Akan tetapi, antara keduanya terdapat perbedaan. Menurut arti katanya, bermain merupakan kegiatan yang khusus bagi anak – anak meskipun pada orang dewasa terdapat juga. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang umum, terdapat pada manusia sejak lahir sampai mati. Belajar sambil bermain yang ditekankan adalah belajarnya.

Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai maksud atau tujuan yang ditentukan. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 580 ). Dalam melakukan pembelajaran guru menggunakan berbagai macam metode sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik yang pada akhirnya tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Salah satu upaya guru merangsang pengembangan potensi siswa agar aktif dan memperoleh hasil belajar yang optimal, dalam penelitian ini ditawarkan metode diskusi dengan bermain kartu soal yakni metode pembelajaran dengan permainan kartu tertempel yang disusun oleh siswa sendiri / group / guru secara bersama. Hasil belajar siswa yang dibimbing oleh temannya dengan pengarahan dari guru tidak kalah baik, bahkan menurut pengamatan hasil belajar siswa yang membimbing sendiri pun juga naik akibat mereka melaksanakan tugas sebagai pembimbing.

B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Penggunaan strategi pembelajaran Permainan angka tertempel akan mengaktifkan siswa pada waktu proses pembelajaran
2. Penggunaan strategi pembelajaran Permainan angka tertempel akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif.
3. Adanya keterkaitan antara penggunaan model pembelajaran Permainan angka tertempel dengan peningkatkan hasil belajar siswa pada saat proses pembelajaran hitung campuran.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah  sebagai  berikut: “Melalui Strategi Pembelajaran Permainan Angka Tertempel Maka Hasil Belajar Tentang Hitung Campuran Siswa Kelas VI SD Negeri 3 ... Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 Dapat Ditingkatkan”.

CONTOH TERBARU PTK MATEMATIKA SD KURIKULUM 2013

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tentang Hitung Campuran Melalui Permainan angka tertempel Siswa Kelas VI SD Negeri 3 ... Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019” ini diadakan di kelas VI SD Negeri 3 ....

B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 3 ... tahun pelajaran 2018/2019. Siswa kelas VI  SD Negeri 3 ... berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

C. Dasar Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana yang ditentukan. Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian yaitu ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggrisnya Classroom Action Research. Penelitian merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2009: 57).

PTK merupakan tindakan pemecahan masalah yang dimulai dari: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, (4) Refleksi, (5) Evaluasi yang telah disusun,  dilakukan  observasi  dan  evaluasi  yang  hasilnya  digunakan sebagai masukan untuk melakukan refleksi yang dijadikan pertimbangan pada rencana tindakan selanjutnya.
D. Prosedur Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran. Tujuan utama PTK adalah pengembangan ketrampilan proses pembelajaran, bukan untuk mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan (Mulyasa, 2009:89-90). Dalam melakukan penelitian tindakan kelas tidak hanya berusaha mengungkapkan penyebab berbagai masalah pembelajaran yang dihadapi guru dan siswa di kelas, tetapi mencarikan cara mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran tersebut.

Rencana tindakan hendaknya memuat berbagai informasi tentang: (1) pengembangan materi pembelajaran, (2) pemilihan metode pembelajaran, (3) prosedur pemecahan masalah, (4) penentuan alat dan teknik pengumpulan data dan informasi yang diperlukan, (5) rencana pengumpulan dan pengolahan data, (6) rencana untuk melaksanakan tindakan pemecahan masalah, (7) rencana evaluasi tindakan sekaligus evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2009:109).
Adapun tahap rencana tindakan kelas sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah:
a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasikan masalah melaluiperbincangan dengan guru bidang studi, memantau kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Bersama dengan guru bidang studi berkolaborasi menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menentukan aktivitas yang perlu dibenarkan dan ditingkatkan.

c. Pemecahan masalah, yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif permainan angka tertempel. Menyusun skenario pembelajaran dengan menyusun renvana pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran berupa kartu angka, dan membuat evaluasi kepada siswa.
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran, berupa silabus, RPP, dan lembar soal atau evaluasi.
e. Membuat lembar observasi meliputi lembar penilaian untuk menilai performance guru dalam pengajaran dan lembar penilaian untuk menilai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran.

2. Rencana Penelitian
Penelitian dirancang sebagai penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap-tahap PTK dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan disusun perangkat untuk melaksanakan proses pembelajaran yang telah ditentukan. Perangkat tersebut terdiri dari:
1) Silabus
2) Menyusun Skenario Pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk setiap pertemuan, serta Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Mempersiapkan materi pelajaran serta media yang mendukung dalam pelaksanaan skenario pembelajaran.
4) Lembar observasi
Menyusun lembar observasi (pengamatan) yang terdiri  dari lembar observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi kinerja guru untuk mengetahui bagaimana kondisi selama pembelajaran di kelas.

5) Alat evaluasi
Menyusun alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.
3. Tindakan (Acting)
Tahapan ini merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan dalam skenario pembelajaran. Tahap ini meggunakan implementasi atau penerapan isi rancangan (Arikunto,2009 : 18). Tahap pelaksaan ini guru melaksakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang telah di tetapkan, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Pada tahap ini dilaksanakan dalam dua siklus :
a. Siklus I ( pertemuan 2 x 40 menit )
1) Guru memberi apersepsi tentang materi kepada siswa
2) Guru menerapkan strategi pembelajaran aktif permainan angka tertempel kepada siswa
3) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang aturan permainan
4) Guru mengamati siswa dalam kegiatan pembelajarannya
5) Guru memberikan evaluasi kepada siswa
6) Guru melakukan refleksi dan klarifikasi secara keseluruhan
b. Siklus II (2 x 40 menit )
1) Guru memberi apersepsi tentang materi kepada siswa
2) Guru menerapkan strategi pembelajaran permainan angka tertempel kepada siswa
3) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang aturan permainan
4) Guru mengamati siswa dalam kegiatan pembelajarannya
5) Guru memberikan evaluasi kepada siswa
6) Guru melakukan refleksi dan klarifikasi secara keseluruhan

4. Pengamatan (Observing)
Tahap ini dilaksanakan pengamatan tingkat aktivitas siswa dan hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam hal ini observer mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana strategi pembelajaran aktif permainan angka tertempel dalam meningkatkan pemahaman materi yang dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, nilai hasil belajar siswa, penilaian siswa dan guru serta memantau kesesuaian mengajar guru dengan skenario rencana pembelajaran yang telah dibuat.
Observer lebih sedikit terlibat dalam pembelajaran seperti meluruskan konsep yang salah saat berdiskusi kelompok, dan mengarahkan agar kegiatan kelompok dapat berjalan lancar. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil pelaksanaan tindakan kelas meliputi hasil observasi, hasil evaluasi, dan lembar kerja siswa dianalisis yang hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya.

5. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan analisis hasil observasi dan evaluasi. Refleksi memberikan gambaran kelebihan maupun kekurangan dalam proses pembelajaran dan selanjutnya diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil refleksi dijadikan sebagai acuan dalam mengambil solusi untuk perbaikan dan penyusunan rencana tindakan berikutnya. Siklus kedua, dilakukan apabila masalah belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama, dengan langkah-langkah yaitu pertama dengan mengembangkan rencana tindakan yang telah diperbarui dari siklus pertama, tahap kedua adalah melaksanakan tindakan, tahap ketiga yaitu pengumpulan fakta atau monitoring, dan tahap keempat adalah refleksi dan evaluasi.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah bersifat situasional, kondisional, dan kontekstual, maka peneliti harus bisa atau dapat mengadaptasi pedoman yang disampaikan secara fleksibel, artinya peneliti mempertimbangkan kelayakan waktu, sarana dan prasarana yang dapat digunakan serta permasalahan yang mana pada waktu penelitian bisa dirasakan hasilnya. 

E. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Menurut arikunto (2009:16), model penelitian tindakan kelas adalah secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim untuk diketahui, yaitu: 1)   Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing masing  adalah sebagai berikut:
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapanya itu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan oleh peneliti, guru sebagai observer, selanjutnya peneliti menyusun rincian penelitian tindakan. Secara rinci prosedur pelaksanaan tindakan untuk setiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini mengacu pada permasalahan keaktifan siswa sebagai fokus permasalahannya. Selanjutnya disusun langkah persiapan tindakan pembelajaran yang terdiri dari:
1) Indentifikasi Masalah
Peneliti merumuskan permasalahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Sebagai strategi dalam menanggulangi hal tersebut maka tindakan yang diterapkan adalah sebagai berikut:
a) Penerapan strategi pembelajaran Permainan angka tertempel
b) Bagaimana mengusahakan hasil belajar matematika dapat ditingkatkan
2) Perencanaan solusi masalah
Solusi yang ada untuk mengatasi permasalahan hasil belajar siswa adalah:
a) Menerapkan strategi pembelajaran Permainan angka tertempel pada mata pelajaran matematika dan pada pokok bahasan yang akan diajarkan.

b) Tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan mencocokan kartu yang berisi soal dan jawaban  yang dibagi kepada  teman  sekelas yang berbeda beda (Permainan angka tertempel) selanjutnya siswa mencari pasangan masing-masing untuk mencocokan jawaban.

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan oleh peneliti dan guru sebagai mitra kolaborasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Perencanaan penelitian bersifat fleksibel artinya selalu dapat dikondisikan dan dan dapat berubah – ubah sesuai kebutuhan pengajaran yang berlangsung.
c. Observasi atau Monitoring
Observasi dan monitoring adalah upaya merekam segala peristiwa kegiatan yang terjadi selama kegiatan berlangsung, pelaksana kegiatan bukan hanya bertindak sebagai peneliti saja tetapi juga sebagai observer yang  mengamati segala tindakan kelas dan juga mencatatnya dalam pedoman observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
Mengkaji apa yang telah terjadi atau yang tidak terjadi, yang telah dihasilkan maupun yang belum dihasilkan selama kegiatan berlangsung. Hasil dari refleksi digunakan untuk menentukan langkah mencapai tujuan. Refleksi dilakukan oleh peneliti sebagai pengamatan akan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan sementara. 

2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan ini mengacu pada tindakan pertama yang telah dihasilkan sebagai solusi pemecahan permasalahan. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi Masalah
Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah didasarkan pada hasil tindakan Siklus I antara lain:
a) Mengevalusi kelemahan strategi pembelajaran Permainan angka tertempel
b) Mengidentifikasi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
c) Menyikapi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.

2) Perencanaan Solusi Masalah
Solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:
a) Penerapan Strategi Permainan angka tertempel divariasi dengan trategi  pembelajaran lain misalnya diskusi.
b) Memberi penugasan kepada siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan Siklus I selesai dilaksanakan. Peneliti bertindak sebagai guru berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
c. Observasi dan Monitoring
Observasi dan Monitoring digunakan untuk melihat jalannya tindakan pada pelaksanaan pada Siklus I. Semua proses jalannya  kegiatan pembelajaran matematika dan peningkatan hasil belajar siswa didokumentasikan oleh peneliti.
d. Refleksi
Pada Siklus II refleksi dilaksanakan setelah semua proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Permasalahan-permasalahan yang ada akan dicarikan solusinya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mencapai tujuan.

F. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dikumpulkan oleh peneliti dan guru melalui tes, observasi, dan dokumentasi, yang masing masing dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Tes
Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah ditentukan (2009: 53). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan  atau keberhasilan peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran permainan angka tertempel. Data diperoleh dari tes proses dan tes akhir. 
Penggunaan tes ini adalah berupa pertanyaan atau latihan soal  yang digunakan peneliti untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa dan peningkatan aktivitas siswa sesuai dengan materi yang diajarkan  oleh peneliti yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soal terdiri dari dua siklus yaitu soal siklus satu dan soal siklus dua, bentuk soal sendiri adalah pilihan ganda dengan masing-masing jumlah soal 30 butir.

2. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009: 145) mengemukakan  bahwa, obeservasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dengan observasi peneliti dapat mengetahui kegiatan peserta didik dalam mempersiapkan, memperhatikan, presentasi dan keaktifan dalam bertanya serta berpendapat selama proses pembelajaran berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif permainan angka tertempel sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 3 .... Peneliti menggunakan catatan observasi yang berupa cek list, dimana kisi-kisi tindakan untuk masing masing catatan observasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kehadiran siswa
b. Pengetahuan yang dialami, dipelajari, dan ditemukan siswa.
1) Mendengarkan penjelasan guru
2) Membaca dengan aktif
3) Mendengarkan dengan aktif
c. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membengun pemahaman).
1) Berlatih soal
2) Berpikir kreatif
3) Berpikir kritis

d. Kemampuan berkomunikasi dengan siswa/ kelompok lain.
1) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
2) Interaksi siswa dalam berkelompok saat berdiskusi
3) Mempresentasikan hasil diskusi/ laporan
4) Kerjasama dalam kelompok
e. Siswa berfikir reflektif.
1) Mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran
2) Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran
3) Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri

Observasi yang dilakukan untuk mendapat data-data terkait masalah penelitian adalah dengan observasi secara langsung pada siswa yang diajar oleh guru/ peneliti tersebut. Peneliti melakukan mengamati secara langsung kepada informan dan subyek yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu kemudian peneliti berada pada tempat dimana data itu digali agar dapat dilihat dan dicermati keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian, agar hasil penelitian tersebut benar-benar mantab dan data yang diperoleh lengkap.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti sebagai observer yang mengamati proses pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif permainan angka tertempel. Adapun subjek yang diamati adalah guru dan siswa (lembar observasi).
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar kinerja guru. Lembar pengamatan aktifitas siswa diambil dari proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan pada saat pembelajaran serta keaktifan dalam pembelajaran.  Data dinilai dengan menggunakan  lembar observasi yang diisi oleh observer. Sedangkan lembar kinerja guru diambil dari proses pembelajaran yang meliputi kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti, aktivitas dalam proses belajar mengajar, dan kegiatan penutup dalam pembelajaran.  Data ini juga dinilai dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer/ peneliti.

3. Dokumen
Menurut Rochiati (2006:121) dokumentasi dapat membantu dalam mengumpulkan data penelitian, yang ada kaitannya dengan permasalaan dalam penelitian tindakan kelas. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data di sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan meliat dokumen yang ada di dalam sekolah. Metode dokumentasi ini berupa foto yang nantinya menjadi sumber dokumen bagi peneliti. Tujuannya dalam penelitian bisa dilihat juga aktifitas siswa dengan menggunakan sumber gambar yakni foto.

G. Indikator Pencapaian
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Diharapkan dengan penerapan strategi pembelajaran permainan angka tertempel dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 85% siswa tuntas secara klasikal dan memperoleh skor rata-rata kemampuan ≥ 68 dalam mengerjakan soal Matematika.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SD LENGKAP

DAFTAR PUSTAKA


Annurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arikunto, 
Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar 2009a. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  2009b. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksar
Ibrahim,R. & Syaodih, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Roesdakarya.
Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beroriantasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silbermen,  Melvin.  2009.  Active  Learning  101  Strategi  Pembelajaran    Aktif. Yogyakarta: Pustaka   Insan Madani.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tri Anni, Catharina. 2008. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya.

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya CONTOH PTK K13 MATEMATIKA KELAS VI SD