Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

CONTOH TERBARU PTK PAI SD MEMBACA AL-KAUTSAR

CONTOH TERBARU PTK PAI SD MEMBACA AL-KAUTSAR-Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kualitas pembelajaran di kelas IV SDN ... semester II tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata tes yang kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM (75) yang telah ditentukan, yaitu dari jumlah siswa 48 hanya 33 siswa saja yang sudah tuntas atau memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 15 siswa yang lain memperoleh nilai kurang dari KKM, dan setelah di rata-rata dari 48 siswa diperoleh nilai rata-rata 74.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester II SDN ... tahun pelajaran 2014/2015 yang kurang dari 100 yaitu sebanyak 35 siswa. Hal ini sebagaimana tertulis dalam Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik oleh Dr. Suharsimi Arikunto hlm. 107 bahwa, ”Untuk sekedar ancer-ancer maka apabi la subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar siswa kelas IV semester II SDN ... tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai rata-rata ulangan harian yang mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari nilai rata-rata hasil tes pra siklus 74 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 68%, sedangkan nilai rata-rata hasil tes siklus I 79 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 73%, dan nilai rata-rata hasil tes siklus II 84 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 90%. ptk pai sd doc
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar siswa kelas IV semester II SDN ... tahun pelajaran 2014/2015

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PAI SD yang diberi judul "

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MATERI POKOK MEMBACA QS. AL-KAUTSAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV ". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK IPA SD KELAS IV lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK  051 SD).

DOWNLOAD LENGKAP PTK PAI KELAS 5 SD PDF

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Bagi bangsa Indonesia, agama merupakan sesuatu yang penting. Dari perspektif historis, masyarakat Nusantara dari dahulu dikenal oleh masyarakat internasional sebagai masyarakat yang agamis. Sekalipun bukan Negara Agama, Indonesia meletakkan agama sebagai sesuatu yang sangat penting. Bahkan, sila pertama Pancasila sebagai dasar negara berbunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari pemahaman di atas, dapat dipahami bahwa Negara Indonesia dibangun di atas pondasi keagamaan masyarakatnya.

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam secara substansial memiliki kontribusi dalam memberikan mitigasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dicantumkan dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (SD/MI) yang penggunaannya ditetapkan berdasarkan Permendi knas Nomor 24 Tahun 2006.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peni ngkatan potensi spi ritual tersebut pada akhi rnya bertuj uan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. ptk pai sd pdf

Pendidikan Agama Islam (PAI) diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah Swt. dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: 1). Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 2). Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; 3). Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidi kan.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

Kualitas pembelajaran di kelas IV SDN ... semester II tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata tes yang kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM (75) yang telah ditentukan, yaitu dari jumlah siswa 48 hanya 33 siswa saja yang sudah tuntas atau memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 15 siswa yang lain memperoleh nilai kurang dari KKM, dan setelah di rata-rata dari 48 siswa diperoleh nilai rata-rata 74. Selain itu, situasi pembelajaran di kelas pasif, hal ini ditunjukkan oleh: kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran, kurangnya keberanian siswa dalam bertanya, kurangnya semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, kurangnya kesungguhan siswa dalam membaca materi pelajaran, kurangnya kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru, sehingga terkesan guru adalah sumber utama dalam kelas.

Dari hasil diskusi antara kepala sekolah dan guru dapat disimpulkan bahwa kondisi sebagaimana diuraikan tersebut di atas adalah disebabkan oleh metode pembelajaran yang dipilih guru belum tepat. Oleh karena itu, guru akan mencoba menggunakan salah satu media yaitu media audio visual untuk
meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar pada siswa kelas IV semester II SDN ..., sehingga Penelitian Tindakan Kelas ini diberi judul, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Pokok Membaca QS. Al-Kautsar Menggunakan Media Audio Visual pada Siswa Kelas IV Semester I SDN ... Tahun Pelajaran 2014/2015.”

B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan judul penelitian ini, lebih baiknya jika judul penelitian ini dijelaskan dan didefinisikan terlebih dahulu apa maksud dan tujuannya.
Adapun yang menjadi maksud dan tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Prestasi/hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-kautsar yang dalam hal ini berupa nilai hasil tes lisan sebelum dan sesudah menerima pengajaran dengan menggunakan media audio visual dari bahan atau materi yang telah diajarkan di sekolah.
2. Media Audio Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut pandang-dengar. Sudah barang tentu apabila menggunakannya akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. download ptk sd word Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher) tetapi penyajian materi bisa diganti oleh media, maka peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar.
Jadi, sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A bahwa Pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Sedangkan media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dipadukan dengan LCD, dengan program software digital Quran versi 3.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di depan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam karya ilimiah ini adalah apakah dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar siswa kelas IV semester II SDN ....
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), khususnya dalam membaca QS. Al Kautsar.
2. Bagi guru, dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.
3. Bagi sekolah, memberi sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidi kan.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PAI KELAS 5 SD

BAB II
MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR


A. Prestasi Belajar
Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar-mengajar. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar. Istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan, dan belajar menurut Thursan Hakim adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan. Jadi pengertian hasil belajar/prestasi belajar dapat diartikan sebagaimana ditulis oleh Cormentyna Sitanggang dkk adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi pokok membaca QS. Al-Kautsar siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar.

B. Pembelajaran Membaca Al-Quran
Belajar terus-menerus untuk mendalami Al-Quran memang tidak mengenal batas umur. Meskipun demikian, jika proses mempelajari Al-Quran telah dimulai sejak dini, niscaya akan menghasilkan penguasaan yang lebih baik terhadap Al-Quran. Usia anak-anak sekolah SD menjadi usia ideal untuk mempelajari Al-Quran. Langkah awal untuk dapat memahami kandungan Al-Quran adalah dengan terampil untuk membacanya dengan baik dan benar. ptk sd kelas 5 doc
1. Tujuan Pembelajaran Membaca Al-Quran
Terampil dalam membaca Al-Quran menjadi kemampuan paling dasar yang harus dikuasai oleh umat Islam. Langkah awal untuk lebih mendalami Al-Quran adalah dengan cara mampu membacanya dengan baik dan benar. Terlebih lagi karena ibadah penting dalam Islam, yakni shalat, membutuhkan keterampilan membaca Al-Quran yang baik. Selain itu dengan membaca Al-Quran saja sudah dinilai ibadah. Dengan demikian bagi kaum muslimin, membaca Al-Quran dengan baik dan benar mempunyai nilai keagamaan yang tinggi. Itulah sebabnya mengapa Al-Quran sebagai kitab suci yang dibaca mempunyai peran sentral dalam kehidupan kaum muslimin.

2. Aspek-Aspek Keterampilan Membaca Al-Quran
Secara garis besar pembelajaran membaca Al-Quran dimaksudkan agar peserta didik mampu:
a. Melafalkan surat-surat tertentu dalam juz „amma pilihan sebagai tahap awal membaca;
b. Membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya;
c. Membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Tajwid menurut bahasa artinya: membaguskan, yang dimaksud Tajwid menurut Isti lah i alah: Ilmu yang membahas tentang peraturan-peraturan membaca Al-Quran dengan bagus sesuai dengan bacaan Al-Quran yang telah diterima oleh Nabi, baik yang mengenai Makhorijul huruf, Sifatul huruf, maupun yang mengenai bacaan-bacaan dan hukum-hukumnya, seperti: Idhar, Idgham, I khfa’, panjang pendek, tebal tipis.
Hukum mempelajari dan mengajarkan Al-Quran adalah Fardhu kifayah, akan tetapi mengamalkannya adalah Fardhu ’Ain bagi setiap pembaca Al-Quran (Artinya: bagi setiap pembaca Al-Quran Wajib mempergunakan Ilmu Tajwid) berdasarkan perintah Allah dalam surat Al-Muzammil ayat : 4

“ Dan bacalah Al-Quran dengan "Tartil".
Tartil ialah membaca Al-Quran dengan pelan, tenang, membagus¬kan pengucapan huruf sesuai dengan mahrajnya dan hukum-hukumnya.
Kegunaan mempelajari hukum Tajwid adalah untuk menjaga dari kekeliruan lisan di dalam membaca Al-Quran.

1). Nun Mati dan Tanwin
Nun Sukun atau nun mati, yaitu: Nun yang tidak menerima tanda-tanda vokal atau harokat baik fathah, dhommah atau kasrah. Tanwin yaitu: harakat ganda pada kata benda (isim) sebagai pengganti huruf nun yang mana terdapat di akhir kata. Tandanya: dua dhammah )-  atau dua fathah )- atau dua kasrah  Tanwin ini diperlakukan sama seperti nun sukun dalam cara membacanya.
Apabila ada nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf hijaiyyah maka memiliki hukum yang berbeda-beda yaitu: izhar, idgham, iqlab atau ikhfa, akan tetapi harus .
a). Idhar
Bacaan Idhar dibagi menjadi dua yaitu:
(1). Idhar Halqi
Menurut bahasa artinya dibaca jelas. Menurut istilah tajwid idhar halqi adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf halqi. Dinamakan halqi karena makhraj huruf-hurufnya dari halq ( kerongkongan). 
Melafalkan huruf huruf idhar (dibaca jelas) dari makhrajnya tanpa disertai dengung.
(2). Idhar Muthlaq
Idhar muthlaq terjadi apabila nun sukun dengan atau bertemu dalam satu kata. Idhar semacam ini dalam Al Quran hanya terdapat pada 4 tempat, yaitu:

b). Idgham
Idgham menurut bahasa artinya memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi 2, yaitu: Idgham Bighunnah (disertai dengung) dan Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung).
Catatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 2 kata. Huruf
idgham ada 6, yaitu yang tergabung dalam kalimat: 

(1). Idgham Bighunnah
Idgham bighunnah mempunyai 4 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat:
yaitu: dan Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata).

(2). Idgham Bila Ghunnah
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka bacaannya harus idgham bila ghunah kecuali nun yang terdapat dalam ayat 
karena disini harus di baca saktah (diam sebentar tanpa bernafas) yang menghalangi adanya bacaan idgham.
c). Iqlab
Iqlab menurut bahasa artinya merubah sesuatu dari bentuknya. Menurut istilah artinya perubahan pengucapan nun sukun/tanwin menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai dengung. Huruf iqlab hanya satu, yaitu huruf ba. 
Contoh bacaan Iqlablihat pada surat Al-Hadiid (57): 6
d). Ikhfa
Ikhfa menurut bahasa artinya samar. Menurut istilah tajwid artinya melafalkan huruf antara idhar dan idgham, tanpa tasydid dan disertai dengan dengung. Download PTK pai sd doc Disebut juga ikhfa haqiqi (nyata) karena kenyataannya persentase nun sukun dan tanwin yang disembunyikan lebih banyak dari huruf lainnya.
Huruf ikhfa ada 15, yaitu awal kata dari kalimat:

2). Nun dan Mim Tasydid
Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.

a). Nun Tasydid
Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Nun yang pertama dimasukkan atau berpadu ke dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum nun tasydid harus dibaca ghunnah yang berarti berdengung.
b). Mim Tasydid
M im Tasydid berasal dari 2 huruf mi m, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim yang pertama dimasukkan atau berpadu ke dalam mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid. Hukum mim tasydid: harus dibaca ghunnah, 2 harakat. Mim yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah. 

3). Mim Sukun
Mim adalah mim yang bersukun tetap, baik ketika dibaca washl maupun waqaf. Jika mim mati bertemu denga huruf hijaiyyah maka memiliki 3 hukum, yaitu:
a). Idhar Syafawi yaitu: menurut bahasa artinya memperjelas dan menerangkan. Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf idhar dari makhrajnya tanpa disertai dengan dengung. Dinamakan syafawi karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan dua bibir. Idhar syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf mim dan ba.
b). Ikhfa Syafawi yaitu menurut bahasa artinya menyembunyikan. Menurut istilah tajwid artinya dibaca samar. Dinamakan syafawi karena mi m dan ba makhraj nya dari pertemuan dua bibir. Ikhfa syafawi hanya mempunyai 1 huruf, yaitu huruf ba.
c). Idgham Mitslain Shaghir yaitu menurut bahasa artinya memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid idgham artinya memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga akan menjadi satu huruf yang bertasydid. Di sebut mitslain karena berasal dari 2 huruf yang makhraj dan sifatnya identik, sedangkan disebut shaghir adalah karena huruf yang pertama sukun dan huruf yang kedua berharakat. Idgham Mitslain Shaghir mempunyai 1 huruf, yaitu huruf mim. 

4). Wakaf
Dari sudut bahasa berarti berhenti/menahan. Menurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan kembali bacaan.
a). Wakaf Lazim
Wakaf Lazim (harus) yaitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang sempurna makna serta lafalnya (dari segi i'rab) dan maksudnya tidak tergantung dengan kata–kata berikutnya. Wakaf lazim di sebut juga wakaf taam (sempurna).
Wakaf Lazim ini bertanda:  lihat pada S.Al-Baqarah (2) : 26.
b). Wakaf Ja'iz (boleh)
Wakaf Ja'iz yaitu bacaan yang boleh diwashal (disambung) atau diwakaf (berhenti). Kedudukan hukum wakaf ja'iz ini terkadang sama (berhenti atau disambung), terkadang disambung lebih baik dari berhenti dan terkadang berhenti lebih baik dari disambung (yaitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang tidak merusakkan maknanya).
Wakaf ja'iz ini terbagi tiga, yaitu: yang terkadang disambung lebih baik, berhenti atau disambung sama baiknya dan yang terkadang berhenti lebih baik. Contoh ptk pai sd pdf

c). Wakaf Kafi (cukup)
Wakaf Kafi yaitu bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi wakaf lebih baik daripada washal. Dinamakan kafi karena berhenti di tempat itu dianggap cukup (lafal sempurna) dan tidak tergantung kepada kalimat sesudahnya sebab secara lafal tidak ada kaitannya. Al-Baqarah (2): 205 Wakaf Kafi ini bertanda : 
d). Wakaf Tasawi (sama) Wakaf Tasawi yaitu tempat berhenti yang sama hukumnya
antara wakaf dan washal. Wakaf Tasawi ini bertanda:
lihat An-Nisaa' (4): 12.

e). Wakaf Hasan (baik)
Wakaf Hasan yaitu bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi washal lebih baik daripada wakaf. Dinamakan hasan karena berhenti di tempat itu lebih baik. Wakaf Hasan ini bertanda: 
lihat Qs. Al-Maa'idah (5): 8
f). Wakaf Muraqabah (terkontrol)
Wakaf M uraqabah yaitu terdapatnya 2 tempat wakaf di lokasi yang berdekatan, akan tetapi hanya boleh berhenti pada salah satu tempat saja. Wakaf muraqabah disebut juga ta'anuqulwaqfi (2 wakaf bertemu) .

5). Qalqalah
Qalqalah menurut bahasa artinya getaran. Menurut istilah tajwid artinya getaran suara terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara yang kuat, baik sukun asli atau pun tidak. Huruf qalqalah ada 5, yaitu yang
Syarat qalqalah: hurufnya harus sukun, baik sukun asli atau yang terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.
a). Qalqalah Tingkatan Rendah
b). Qalqalah Tingkatan Sedang
Tingkat qalqalah yang sedang (pertengahan) terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah, sedang huruf tersebut tidak bertasydid.
c). Qalqalah Tingkatan Keras:
Tingkat qalqalah yang paling keras terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah, sedang huruf tersebut bertasydid. Seperti huruf qaf pada kalimat : 

6). Mad
Bacaan Mad menurut bahasa artinya tambahan. Menurut istilah artinya memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad jika bertemu dengan hamzah atau sukun. Huruf mad ada 3, yaitu: alif, wawu dan ya.
Syarat bacaan mad adalah: huruf sebelum wawu berbaris dhammah, sebelum ya berbaris kasrah dan sebelum alif berbaris fathah. Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris fathah, tidak disebut huruf mad, akan tetapi disebut huruf layin. 
Bacaan Mad dibagi dua yaitu :
a). Mad Thabi'i atau Mad Asli
Mad Thabi'i atau Mad Asli yaitu apabila ada huruf yang setelah mad bukan huruf hamzah atau sukun.Dinamakan thabi'i karena mad tersebut merupakan sesuatu yang thabi'i (alami) kadarnya tidak kurang dan tid ak lebih. Aturan membacany panjang 2 harakat.
Mad Thabi'i atau Mad Asli dapat mengalami tiga keadaan yaitu :
(1). Mad Asli: pada wakaf dan washal
Huruf mad tetap ada di saat washal atau wakaf, baik huruf mad itu terletak di tengah, seperti pada kata sebagai huruf hamzah atau sukun setelah huruf mad tersebut.

(2). Mad Asli: pada washal
Mad asli atau thabi'i bisa terjadi pada shilah shughra, yaitu huruf wau keci l yang terdapat setelah ha dhami r yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah. Agar ha dhamir bisa disambung dengan wau atau ya, maka disyaratkan agar huruf itu harus terdapat di antara 2 huruf yang berharakat seperti 

Dalam hal ini wau dan ya dibaca panjang 2 harakat  (dengan syarat tidak terdapat huruf hamzah pada kata lain) ketika washal, sedangkan ketika wakaf tidak dibaca panjang. 
(3). Mad Asli: pada wakaf 
Mad asli atau thabi’i bisa juga terjadi pada huruf mad yang ada ketika wakaf dan hilang ketika washal. Hal ini terjadi pada huruf alif pengganti tanwin (fathatain) seperti, jika berhenti pada huruf alif. Dalam hal ini mad akan hilang jika disambung dengan kata sesudahnya.

b). Mad Far'i
Mad Far'i adalah bacaan mad yang merupakan tambahan terhadap mad thabi’i karena salah satu 2 sebab, yaitu: hamzah atau sukun. Bacaan Mad Far’i ini ada bermacam-macam yaitu sebagai berikut:
(1). Mad Wajib Muttashil (tersambung)
Di sebut mad wajib muttashil apabila ada bacaan mad dalam satu kata bertemu dengan huruf hamzah. Dinamakan muttashil karena mad thabi'i dengan huruf hamzah dalam satu kata.
Mad muttashil disebut juga mad wajib. Aturan bacaannya panjang, 4 harakat atau 5 harakat atau 6 harakat ketika berhenti.
Mad Jaiz Munfashil (terpisah)
Di sebut mad jaiz munfashil apabila ada mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah di kata berikutnya. Dinamakan munfashi l karena huruf mad dengan huruf hamzah terdapat pada kata yang berbeda.
Aturan membacanya, boleh 2 harakat, 4 harakat atau 5 harakat menurut imam Hafsh. Termasuk mad munfashil, shilah kubra, yaitu bila wau kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah bertemu dengan hamzah di lain kata. Aturan membacanya sama dengan mad shilah di saat washal, sedangkan di saat wakaf tidak dibaca panjang.

(3). Mad 'Aridh
Disebut mad 'aridh, bila huruf mad atau huruf layin bertemu dengan sukun yang terjadi karena wakaf. Dinamakan 'aridh karena mad asli yang terdapat di akhir ayat di baca sukun karena wakaf, jika di washal dia tetap sebagai mad thabi'i. 
Aturan membacanya boleh 3 macam: pendek (2 harakat), sedang (4 harakat), panjang (6 harakat).
Hal yang sama juga diperlakukan pada mad layin ketika wakaf. Download ptk sd kelas 5 lengkap
Dinamakan mad layin (lembut) karena pengucapannya lembut dan mudah.

(4). Mad Badal
Disebut mad badal, bila huruf hamzah terdapat sebelum mad thabi'i di dalam 1 kata (setelah mad tidak ada lagi hamzah atau sukun). Dinamakan badal karena huruf mad merupakan pengganti dari huruf hamzah, dimana asal dari mad badal pada umumnya adalah karena bertemunya 2 hamzah dalam 1 kata, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun, seterusnya huruf hamzah yang kedua diganti menjadi huruf mad yang sesuai dengan jenis harakat huruf hamzah yang pertama, untuk meringankan bacaan.
Jika huruf hamzah yang pertama berbaris fathah, maka yang kedua diganti menjadi huruf alif.
Jika huruf yang pertama berbaris kasrah, maka yang kedua
 (5). Mad Lazim
Disebut mad lazim, bila mad thabi'i bertemu dengan sukun yang tetap ada baik dalam keadaan washal atau wakaf, baik dalam 1 kata ataupun tidak. Dinamakan lazim (harus), karena mad tersebut harus dibaca 6 harakat dan keharusan adanya sukun, baik ketika washal ataupun wakaf. 

7). Tafkhim & Tarqiq
Dilihat dari segi tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis) nya huruf hijaiyah terbagi 3 :
Pertama: Huruf-huruf yang selalu dibaca tebal, yaitu huruf-huruf isti’la (huruf-huruf yang terjadi dengan menaikkan sebagian besa lidah sewaktu menuturkannya).
Kedua: Huruf yang terkadang dibaca tebal, terkadang dibaca tipis, sesuai posisi huruf dalam ayat, yaitu (lam pada lafal Allah da ra).
Ketiga: Huruf-huruf yang selalu dibaca tipis, yaitu huruf-huruf istifal (huruf-huruf yang terjadi dengan menurunkan sebagian besa lidah sewaktu menuturkannya), selain dari huruf lam dan ra. a). Tafkhim Menurut bahasa, berarti menebalkan atau menggemukkan Menurut istilah tajwid, gambaran tentang tebalnya bunyi huruf seakan-akan bunyi tersebut bagaikan memenuhi semua rongga mulut.
Hurufnya ada 7, yaitu yang tergabung dalam kalimat sebagai berikut :

b). Tarqiq
Menurut bahasa, berarti menipiskan. Menurut istilah tajwid adalah gambaran dari perubahan yang terjadi pada bunyi huruf, yang mengakibatkan bunyi tersebut tidak memenuhi mulut. Huruf tarqiq adalah semua huruf hijaiyah selain huruf tafkhim 
c). Tarqiq huruf alif-lam pada lafal Allah dan ra.
Pertama: alif pada lafal Allah, dibaca tarqiq jika terdapat
Kedua: lam pada lafal Allah, dibaca tarqiq jika terdapat setelah huruf yang berbaris kasrah, baik huruf tersebut bersambung dengan lam tersebut dalam satu kata atau pada kata yang lain.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran membaca Al-Quran
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peserta didik agar
dalam membaca Al-Quran sesuai dengan tajwid, faktor tersebut adalah
berasal dari pendidik dan orang tua yaitu sebagai berikut:
a. Pendidik Al-Quran harus dapat menjadi pendidik teladan pada anak didiknya, maksudnya bacaan Al-Qurannya juga harus sudah sesuai dengan tajwid, karena anak didik akan mengetahui bagaimana pengucapan bacaan yang benar atau salah adalah pertama kali dari pendidik itu sendiri.
b. Pendidik Al-Quran hendaknya mendidik anak didiknya sesuai teori keragaman individu, sehingga pendidik tidak akan membebani seseorang melebihi kemampuan atau kesanggupan mereka.
c. Pendidik Al-Quran hendaknya senantiasa mendoakan anak didiknya kepada Allah swt agar Allah swt memberikan taufiq kemudahan dalam belajar membaca Al-Quran.
d. Dalam mengajarkan bacaan Al-Quran pendidik harus menvariasikan metode pengarahan dan bimbingan, agar mereka tidak merasakan kebosanan dalam hati dengan pengajaran dan pendidikan yang diberikan.

e. Orang tua anak didik atau lingkungan rumah tangga peserta didik juga harus peduli pada Al-Quran (kegiatan mengaji anak didik). Hal ini sangat berpengaruh bagi cepat atau lambatnya anak didik dalam bacaan Al-Quran, sebab kalau hanya menggantungkan pelajaran Al-Quran hadits di sekolah, dalam satu minggu, hanya satu kali pertemuan, tentunya ingatan bacaan Al-Quran anak didik yang apabila dirumah juga diperhatikan (senantiasa mengaji) dengan yang tidak diperhatikan (tidak mengaji), akan berbeda dalam kelancaran bacaannya, maka ketika ada pertemuan wali murid guru juga harus meminta wali murid untuk memperhatikan anak-anaknya terutama j uga pendidi kan memembaca Al -quran.
4. Desain Pembelajaran Membaca Al-Quran
a. Desain pembelajaran melafalkan sebagai tahap awal membaca
1). Tahap persiapan
a). Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
b). Menentukan pokok-pokok materi yang akan diajarkan,
c). Mempersiapkan alat Bantu

2). Tahap pelaksanaan
a). Langkah pembukaan
(1). Appersepsi, yaitu langkah menghubungkan mater pelajara yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Appersepsi dapat diisi dengan melafalkan secara bersama¬sama surat-sur at juz „amma yang telah diajarkan.
(2). Yakinkan bahwa peserta didik mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai.
b). Langkah penyajian
(1). Gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna oleh peserta didik.
(2). Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat¬loncat, agar mudah dipahami oleh peserta didik.
(3). Menjaga kontak mata secara terus-menerus degan siswa. Kontak mata menjadi isyaradari guru agar siswa mau memperhatikan.
(4). Pelafalan dilakukan ayat per ayat dari awal sampai akhir. Contoh ptk pai sd word
(5). Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
(6). Ajak peserta didik berkonsentrasi untuk mengikuti pelafalan surat yang akan diajarkan dengan memperhatikan ujaran yang dilakukan seluruh siswa.

(7). Berikan kesempatan terbanyak kepada peserta didik untuk secara aktif melafalkan surat yang tengah dipelajari. Dalam proses ini teknik drill and practice berperan lebih. Langkah¬langkah yang dapat dilakukan adalah:
(a). Bagilah murid menjadi beberapa kelompok
(b). Kelompok pertama melafalkan ayat pertama kemudian ayat selanjutnya dilafalkan oleh kelompok berikutnya, begitu seterusnya hingga selesai satu surat. Kemudian dibalik kelompok terakhur melafalkan ayat pertama, dan ayat selanjutnya dilafalkan oleh kelompok sebelumnya, begitu seterusnya sampai selesai.
(c). Tunjuklah salah seorang peserta didik untuk maju ke depan guna memimpin pelafalan yang kemudian diikuti oleh seluruh murid.
(d). Ujilah pelafalan semua peserta didik satu persatu hingga mereka melakukan tanpa kesalahan.
c). Langkah mengakhiri
(1). Membimbing siswa untuk dapat memahami dan mengingat materi pelajaran yang baru disampaikan.
(2). Melakukan evaluasi untuk mengeahui kemampuan peserta didik menguasai materi pembelajaran yang baru disampaikan. Untuk tahap awal dapat dilakukan Tanya jawab.

3). Tahap mengakhiri, yaitu dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan pelafalan surat untuk lebih memantapkan dan melancarkan pelafalan yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga peserta didik selalu ingat dan terbiasa dalam melafalkannya.
b. Desain pembelajaran membaca huruf-huruf hijaiyah baik yang terpisah ataupun bersambung dengan tanda bacanya sesuai makhraj nya
1). Tahap persiapan
2). Tahap pelaksanaan
3). Tahap mengakhiri
c. Desain pembelajaran membaca dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid
1). Tahap persiapan
2). Tahap pelaksanaan
3). Tahap mengakhiri

5. Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Quran
Cara dan bentuk evaluasi proses dan hasil pembelajaran haru didasarkan pada rumusan indicator yang sudah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
a. Penilaian Proses
Bentuk evaluasi yang tepat untuk dipakai menilai keberhasila proses pembelajaran materi membaca Al-Quran adalah dengan teknik unjuk kerja dan menggunakan daftar penilaian sebagai instrumennya untuk mengetahui seberapa lancar dan bagus pembacaan siswa terhadap Al-Quran.
b. Penilaian hasil pembelajaran membaca Al-Quran
Tabel 2
Format penilaian kemampuan membaca Al-Quran:

C. Media Audio Visual
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang¬kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. download ptk sd gratis Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994: 6):

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar¬mengajar;
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
3. Seluk-beluk proses belajar;
4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
9. Usaha inovasi dalam media pendidikan.

a. Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Manfaat Penggunaan Media
1). Pengertian Media
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefi nisi kan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar-mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program i nstruksional.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) ssehingga dapat mendorong terjadi nya proses belajar pada di ri nya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2). Klasifikasi Media
Rudi Bretz (1977) mengklasifikasi ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan simbol. Di samping itu dia juga membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media;
a). Media audio visual gerak;
b). Media audio visual diam;
c). Media audio semi gerak;
d). Media visual gerak
e). Media visual diam
f). Media visual semi gerak;
g). Media audio,dan
h). Media cetak.

3). Fungsi Media
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar-mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran. 
Penggunaan pendekatan sistem dalam lingkungan pendidikan telah menggugah para ahli pendidikan di Indonesia untuk menggunakan media sebagai bagian integral dalam program pengajaran. Oleh karena itu program media dilaksanakan secara sistematis berdasarkan kebutuhan dan karakteristik serta diarahkan pada pembahasan tingkah laku siswa yang ingin dicapai. Oleh sebab itu para ahli media telah merumuskan ciri-ciri penggunaan media dalam pendidikan, sehingga terhimpun suatu konsepsi teknologi pendidikan yang mempunyai ciri -ciri:
a). Berorientasi pada sasaran atau siswa,
b). Menerapkan konsep pendekatan sistem,
c). Memanfaatkan sumber media yang bervariasi.

Sejalan dengan makin mantapnya konsepsi tersebut, fungsi media tidak lagi hanya sebagai alat peraga/alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran terhadap siswa. Di dalam kegiatan belajar-mengajar, media pendidikan/pengajaran secara umum mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan pisik dalam kelas, sikap pasif siswa/mahasiswa serta mempersatukan pengamatan mereka.
Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi audio dan video dalam sistem pendidikan, lahirlah alat audio visual terutama menekankan penggunaan pengalaman langsung/konkrit untuk menghindarkan verbalisme.

4). Manfaat Penggunaan Media
Berbagai manfaat media pengajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton (1985: 3-4) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pengajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pengajaran di kelas atau sebagai cara utama pengajaran langsung sebagai berikut:
a). Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyaj ian melalui media meneri ma pesan yang sama. download ptk sd word Meskipun para guru menafsi rkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
b). Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat meni mbul kan kei ngi ntahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunj ukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
c). Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

D. Digital Quran Versi. 3
1. Mengenal Digital Quran Versi. 3
Al-Quran merupakan ucapan Allah Subhanahu wa Ta’la yang hendaknya setiap manusia pada umumnya dan kaum muslimin pada khususnya agar mempelajarinya dengan pemahaman yang benar, kemudian meyakini nya dan mengamal kannya dal am kehi dupan mereka sehari-hari. Digital Quran merupakan salah satu program komputer berbasis windows yang menampi lkan Kitab Suci Al-Quran sehi nga dengannya di harapkan dapat lebih mendekatkan manusia pada umumnya dan kaum muslimin pada khususnya dengan ucapan Allah Subhanahu wa Ta’la tersebut.
Digital Quran Versi.3 (DQV.3) merupakan versi terbaru Digital Quran, yang mana pada versi. 3 ini terdapat beberapa penyempurnaan dan kelebi han ji ka di bandi ngkan dengan versi-versi sebel umnya, seperti pada sistem pencarian kata yang lebih lengkap, tombol belajar Tajwid, adanya pilihan jenis bahasa terjemahan (Indonesia-Inggris), dan adanya pilihan simak per surat atau seluruh surat yang ada pada Kitab Suci Al-Quran, namun semuanya itu tetap tidak menghilangkan kesederhanaan dan kemudahan DQV.3 bagi anda, singkat kata DQV.3 akan mempermudah anda didalam mentelaah Kitab Suci Al-Quran.

2. Menjalankan DQV.3
Menjalankan DQV.3, sangatlah mudah, karena anda tidak perlu untuk menginstalnya terlebih dahulu seperti kebanyakan program-program komputer lainnya, cukup hanya dengan memasukkan CD DQV.3 anda ke dalam CD-Rom dan mengklik ganda icon aplikasinya (dilambangkan dengan hati yang berwarna hijau), anda langsung dapat mejalankan DQV.3.
DQV.3, dapat anda jalankan melalui beberapa cara diantaranya dengan cara sebagai berikut :
Masukkan CD Program DQV.3 anda ke dalam CD-RW Drive
x Klik tombol Start pada pojok kiri bawah taskbar
x Klik Run… dan ketikkan pada Open text box dengan
E:\digitalquran.exe
x Klik OK
Cara lain untuk menjalankan DQV.3 anda adalah dengan cara sebagai berikut :
o x Masukkan CD Program DQV.3 anda ke dalam CD-RW Drive
o x Kli k ganda Folder My Computer pada desktop anda, seperti dalam gambar 7.1
o x Klik ganda Folder CD-RW Drive, seperti dalam gambar 7.2
o x Klik ganda Icon DQV.3 (dilambangkan dengan hati yang berwarna hijau).
3. Lingkungan DQV.3

Gambar 3.1. Lingkungan QV.3
a. Control Menu
Control Menu adalah menu yang digunakan terutama untuk memanipulasi jendela DQV.3 anda, sehingga dengannya anda dapat mengubah ukuran, memindahkan, atau menutup jendela DQV.3.
Control Menu dapat anda aktifkan dengan cara mengklik kiri tombol mouse pada pojok kiri atas jendela, sehingga akan muncul item menu yang dapat anda pilih sebagai berikut :
x Restore : untuk mengubah ukuran jendela ke ukuran sebel umnya
x Move : untuk memindahkan letak jendela
x Size : untuk mengubah ukuran jendela
x Minimize : untuk meminimalkan ukuran jendela ptk sd kelas 5 doc
x Maximize : untuk memaksimalkan ukuran jendela
x Close : untuk menutup jendela.

b. Menu
Menu DQV.3 berisi semua perintah yang dapat anda pilih untuk, melakukan tugas tertentu. Isi dari menu inipun hampir sama dengan program-program Windows pada umumnya. Menu dapat di pilih dengan:
Mouse yaitu dengan cara mengklik mouse pada menu dan submenu yang muncul
Keyboard yaitu dengan cara menekan Alt dan karakter bergaris bawah untuk memilih menunya, seperti untuk memilih menu File
anda tinggal menekan tombol Alt + F pada keyboard anda.

c. Toolbar
Toolbar adalah tombol-tombol yang mewakili suatu perintah tertentu dari DQV.3, dan setiap tombol tersebut dapat langsung diklik untuk melakukan perintah tertentu. Toolbar pada DQV.3 adalah seperti pada gambar di bawah ini 
   Box Item Simak Per surat / semua surat
Gambar 3.2 toolbar

d. Box Ayat
Box Ayat adalah tempat ayat-ayat Al-Qur’an ditampilkan, sesuai dengan surat dan ayat yang anda pilih.
e. Box Terjemahan
Box Terjemahan adalah tempat tampilan terjemahan dari ayat yang anda pilih, dapat berupa bahasa Indonesia atau dapat pula bahasa Inggris.
f. Box Hasil Pencarian
Box Hasil Pencarian adalah tempat penampilan hasil pencarian kata yang anda lakukan, lengkap dengan surat dan ayat yang terdapat kata tersebut.
4. Mengcopy Teks Arab
DQV.3 menyediakan fasilitas bagi anda yang ingin mengcopy teks arab, dalam tiga pilihan yaitu dalam format bitmap per ayat, format text per ayat, atau format text per surat. Teks arab tersebut dapat dicopy dengan cara mengklik menu Edit kemudian memilih submenu copy teks arab yang tersedia.

5. Mengcopy Terjemahan
DQV.3, juga menyediakan fasilitas bagi anda yang ingin mengcopy terjemahan ayat terpilih, baik berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris, dengan cara mengklik menu Edit dan memilih submenu Copy Terjemahan.
6. Mengcopy List hasil pencarian
List hasil pencarian kata yang anda lakukan dapat dicopy dengan cara mengklik menu Edit kemudian memilih submenu Copy List Hasil Pencarian.
7. Pembuatan Shortcut DQV.3
Shortcut merupakan tombol yang akan mempermudah anda didalam mengoperasikan suatu program komputer tanpa harus terlebih dahulu membuka windows explorer untuk mencari file apli kasinya, sehi ngga cukup hanya dengan mengklik tombol shortcut ini anda sudah dapat menjalankan apili kasi program komputer yang anda i ngi nkan, adapun cara membuat shortcut DQV.3 anda adalah sebagai berikut :
a. Klik ganda Folder My Computer pada desktop anda, seperti dalam gambar 7.1
b. Klik ganda Folder CD-RW Drive, seperti dalam gambar 7.2
c. Klik Kanan Icon DQV.3 (dilambangkan dengan hati yang berwarna hijau), seperti dalam gambar 7.3
d. Pilih item “Send To” kemudian klik kiri “Desktop (create shortcut) ” seperti dalam gambar 7.4, maka secara otomatis Shortcut DQV.3 sudah berada di desktop anda dan siap untuk dioperasikan.
Gambar 3.3

E. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Media Audio Visual
Pembelajaran merupakan proses untuk meramu sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai kualitas yang diharapkan. Kualitas lulusan pendidikan sangat ditentukan oleh seberapa jauh guru mampu mengelola dan mengolah segala komponen pendidikan melalui proses belajar-mengajar. Artinya keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan seorang guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga mencapai hasil sesuai dengan apa yang diinginkan pada tujuan pendidikan. Download PTK pai sd doc Meskipun sarananya lengkap tetapi jika guru tidak mampu mengolah sarana melalui proses belajar-mengajar, maka kualitas pendidikan akan rendah.
Proses belajar-mengajar (PBM) seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari, sehingga materi ini menjadi sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah visualisasi yang sering dilakukan dalam PBM. Pada era informatika visualisasi berkembang dalam bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio).

Sajian audio visual atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia menjadikan visualisasi lebih menarik. ICT dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user) lebih leluasa memilih, mensintesa, dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin di pahaminya.

Dengan berkembangnya teknologi multimedia, unsur-unsur video, bunyi, teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu melalui Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK). Sekarang ini, materi proses belajar-mengajar telah banyak ditemukan dipasaran yang disediakan dalam bentuk CVD atau DVD. Contoh¬contoh yang dapat kita temukan seperti ensiklopedia, kamus elektronik, buku cerita elektronik, materi pembelajaran yang telah dikemas dalam bentuk CD atau DVD dan masih banyak lagi yang dapat kita temui. Konsep permainan dalam pembelajaran digabung untuk menghasilkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan. Model-model ini dapat digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas atau pembelajaran sendiri. Bisa juga digunakan untuk pembelajaran di rumah dan di sekolah. Sesi pembelajaran bisa disesuaikan dengan tahap penerimaan dan pemahaman siswa.

Pencapaian dan keberhasilan siswa akan diuji. Jika siswa tidak mencapai tahap yang memuaskan, maka sesi pemulihan akan dilaksanakan. Catatan pencapaian siswa akan disimpan supaya prestasi siswa bisa diawasi. Konsep pembelajaran sendiri dapat dilaksanakan bila informasi tersebut menarik dan memotivasikan siswa untuk terus belajar. Ini dapat dicapai jika materi atau informasi direka dengan baik menggunakan multimedia. Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif akan menggalakkan komunikasi berbagai hal (siswa-guru, siswa-siswa, siswa-komputer). Gabungan berbagai media yang memanfaatkan sepenuhnya indra penglihatan dan pendengaran mampu menarik minat belajar. Namun yang lebih utama ialah pencapaian objektif pengajaran dan pembelajaran dengan berkesan. Harus diingat bahwa teknologi multimedia hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan atau alat bantu kepada guru. Multimedia tidak akan mengambil alih tempat dan tugas guru.

Upaya membuat anak betah belajar di sekolah dengan memanfaatkan teknologi multimedia merupakan kebutuhan, sehingga sekolah tidak lagi menjadi ruangan yang menakutkan dengan berbagai tugas dan ancaman yang justru mengkooptasi kemampuan atau potensi dalam diri siswa. Untuk itu, peran serta masyarakat dan orang tua, komite sekolah merupakan partner yang dapat merencanakan dan memajukan sekolah. Contoh ptk pai sd pdf
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tengah-tengah masyarakatnya. Lulusan sekolah yang mampu menjadi bagian intergaral peradaban masyarakatnya. Keinginan tersebut tidak mudah dicapai apabila sekolah-sekolah yang ada tidak tanggap untuk melakukan perubahan.

F. Rumusan Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
“Dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar siswa kelas IV semester II SDN ...”.

PTK PAI KELAS 5 SD DENGAN MATERI MEMBACA AL-KAUTSAR

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:44).
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 2 subjek penelitian, yaitu: subyek pelaku tindakan dan subyek penerima tindakan .
1. Subyek pelaku tindakan yaitu peneliti, dan kolaborator
2. Subyek Penerima tindakan yaitu 35 siswa Kelas IV SDN ... yang terdiri dari 25 perempuan dan 10 laki-laki. Download PTK pai sd doc
Sedangkan Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar menggunakan media audio visual (LCD) pada siswa kelas IV semester II SDN ... tahun pelajaran 2014/2015.

C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SDN ... kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.
2. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan menggunakan waktu penelitian selama 1 bulan, yaitu Bulan Mei 2015. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada tahun 2015.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel penelitian ini untuk variabel bebas atau variabel pengaruh yaitu penggunaan media Audio visual dan variabel terikat atau variabel terpengaruh yaitu prestasi belajar pendidikan agama Islam materi pokok membaca QS. Al-Kautsar. Variabel bebas (variabel pengaruh) adalah variabel independent yang memungkinkan munculnya variabel-variabel lain, sedangkan variabel terikat (variabel terpengaruh) adalah variabel dependent yang merupakan akibat dari variabel bebas (Arnadi Arkan, 2008: 4). 
Tabel 3
Definisi Operasional dari Variabel Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok Membaca QS. Al-Kautsar

E. Metode Penyusunan Instrumen
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tiap siklus dibuat berdasarkan format yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan materi pokok membaca QS. Al-Kautsar dengan menggunakan media audio visual.
2. Tes
Tes yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dengan menggunakan media audio visual adalah berupa soal-soal yang membutuhkan j awaban li san tentang membaca QS. Al -Kautsar.
3. I nstrumen Pengamatan
Instrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang bisa mengukur keberhasi lan media audio visual pada pokok bahasan membaca QS. Al-Kautsar. Dalam hal ini terutama untuk mengukur selama proses pelaksanaan pembelajaran.
4. Rencana Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal tes akhir pembelajaran tiap siklus. Proses penyusunannya melalui tahapan sebagai berikut:
a. Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari berbagai sumber, antara lain buku-buku pelajaran yang digunakan di satuan pendidikan, ataupun internet untuk dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan soal tes.
b. Peneliti mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang masih mentah tersebut dengan guru mitra selaku kolaborator untuk memperbaikinya, sehingga menjadi draft yang layak digunakan dalam penelitian.
c. Peneliti melakukan proses akhir yaitu mencetak Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan soal tes tiap akhir siklus tersebut sehingga siap digunakan dalam pembelajaran. download ptk sd kelas 5 lengkap

Dalam penelitian ini bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri sebagai guru Pendidikan Agama Islam pada kelas IV SDN ... untuk menyampaikan pembelajaran, sedangkan kolaborator adalah salah satu Guru Pendidikan Agama Islam juga di SDN ... yang kesehariannya mengajar pada kelas yang lain. Panduan diselenggarakan secara kolaboratif-partisipatif antara peneliti dengan kolaborator.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus ditambah dengan pra siklus yang diadakan sebelum siklus 1 dan 2 dilakukan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui: 
5. Rencana Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan kegiatan yang dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan semangat dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai langkah dapat tercapainya Kompetensi Dasar yang diharapkan. Tahapan langkah disusun dalam 2 si klus penelitian yaitu siklus 1 dan 2.
Pra siklus juga dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan media audio visul, untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan media audio visual pada siklus 1 dan 2.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam penelitian ini:
a. Pra Siklus
Peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Materi Pokok Membaca QS. Al-Kautsar tanpa media audio visual dan setelah itu peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan tanpa menggunakan media audio visual.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian seperti pada siklus 1 dan 2, yaitu membaca dengan lancar, sesuai makhraj, dan tajwidnya. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil belajar pada siklus 1 dan 2 yang menggunakan media audio visual.
b. Siklus 1
1). Perencanaan Tindakan (Planning)

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan beberapa kegiatan seperti mencari referensi yang berkaitan dengan materi dan media pembelajaran yang akan dijadikan alat untuk menerapkan media audio visual (LCD). Pada tahapan ini peneliti juga melakukan kegiatan¬kegiatan berikut:
a). Pembuatan jadwal penelitian
b). Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c). Penyiapan media audio visual
d). Pembuatan instrumen penilaian
e). Pembuatan lembar pengamatan
f). Pembuatan catatan harian untuk merekam informasi yang diperoleh selama ti ndakan.
2). Tindakan (acting)
Peneliti dengan didampingi kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada siklus 1 ini adalah sebagai berikut:
a). Menyiapkan sarana pembelajaran
b). Membuka pembelajaran dengan salam dan doa bersama serta membaca Surat Al-Fatihah sampai dengan dengan Surat Al-‘Asr
c). Melakukan presensi terhadap kehadiran siswa
d). Memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan oleh siswa secara singkat dan penuh kehangatan, kolaborator sebagai pengamat
e). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
f). Guru mereview materi tentang membaca QS. Al-Kautsar 
g). Guru mulai mempraktikkan media audio visual pada pokok
bahasan membaca QS. Al-Kautsar. Adapun langkah-langkahnya:
(1). Media audio visual terletak di depan siswa
(2). Guru mulai menghidupkan media audio visual, kemudian mulai mengajarkan materi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif
i). Guru melakukan evaluasi terhadap materi yang sudah diajarkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang baru disampaikan
j). Menentukan tindak lanjut.

3). Pengamatan
Dalam tahap ini secara kolaboratif antara peneliti dibantu oleh guru mitra mengamati tentang jalannya proses pembelajaran.
Dalam pengamatan ada dua sub pokok bahasan atau dua aspek yang harus diamati yaitu:
a). Pengamatan kualitas pembelajaran
Adapun formatnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Pengamatan Kualitas Pembelajaran Siklus I

Pada pengamatan ini, aspek yang diamati adalah tentang kegiatan guru dan peserta didik selama pembelajaran dengan cara memberi tanda contreng pada kolom skor ( 1, 2, 3, 4, dan 5 ) sesuai dengan kemapuan masing-masing, sedangkan maksud dari skor angka dalam tabel diatas yaitu:
Skor 1 = Sangat kurang Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
b). Pengamatan penguasaan indikator
Adapun formatnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Pengamatan Penguasaan I ndi kator Si klus I

Pada pengamatan ini aspek yang diamati adalah tentang penguasaan indikator, baik sudah tuntas maupun yang belum tuntas, selama pembelajaran degan cara memberi skor pada tiap indikator, skornya adalah sebagai berikut : 
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
4). Refleksi
Hasil tes pada siklus 1 serta data yang didapat dalam pengamatan dianalisis dan dijadikan refleksi, berdasarkan refleksi dan analisis dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus 1 belum berjalan maksimal sesuai dengan yang diharapkan. download ptk sd gratis
Ref leksi yang peneliti laksanakan setelah proses pembelajaran selesai bersama dengan guru mitra. Peneliti dan guru mitra perlu mengadakan ref leksi tentang:
a) Apakah dalam penyampaian materi ketika menggunakan media audio visual bisa diterima oleh peserta didik semuanya?
b) Apakah dalam pembelajaran guru sudah menguasai materi yang diajarkan dengan baik?
c) Apakah dalam penggunaan media audio visual telah sesuai dengan standar kompetensi ?
d) M engoreksi hasi l atau kerja peserta didik
e) Menganalisis indikator-indikator pencapaian yang belum tuntas. 

c. Siklus II
Pelaksanaan Siklus II diampu oleh peneliti pada tanggal 16 s.d 18 Mei 2015 dengan melakukan langkah- langkah sebagai berkut : 
1). Perencanaan ulang
Masalah pokok pada siklus I di kaji kemudian di evaluasi untuk mendapatkan informasi pada bagian yang terdapat kelemahan, sehingga pada siklus II dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Pada si klus II ini pokok bahasan yang akan diajarkan adalah mengulang materi pada siklus I.
2). Pelaksanaan.
a). Melaksanakan RPP sesuai dengan silabus
b). Menerangkan materi yakni tentang hukum nun mati dan tanwin ketika bertemu huruf hijaiyyah baik mulai dari bacaan : melafalkan surat Al- Kautsar dengan lancar, Melafalkan huruf¬huruf hijaiyah dalam surat Al- Kautsar sesuai makhrajnya, dan membaca surat Al- Kautsar dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid dengan menggunakan media Audio Visual.
c). Guru memperjelas / mempertegas materi yang sedang dipelajari kepada peserta didik.
d). Guru memberikan soal
e). Guru memberikan bimbingan pada peserta didik yang belum menguasai materi yang diajarkan.
3). Pengamatan
Dalam Pengamatan si klus II secara kolaboratif antara peneliti dibantu oleh guru mitra mengamati tentang jalannya proses pembelajaran dibandingkan dengan ketika pelaksanaan dalam siklus I.
Dalam pengamatan siklus II ini ada dua sub pokok bahasan atau dua aspek yang harus diamati yaitu:
a). Pengamatan kualitas pembelajaran
Adapun formatnya adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Pengamatan Kualitas Pembelajaran Siklus II

Pada pengamatan ini, aspek yang diamati adalah tentang kegiatan guru dan peserta didik selama pembelajaran dengan cara memberi tanda contreng pada kolom skor ( 1, 2, 3, 4, dan 5 ) sesuai dengan kemapuan masing-masing, sedangkan maksud dari skor angka dalam tabel diatas yaitu:
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
a) Pengamatan penguasaan indikator
Adapun formatnya adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Pengamatan Penguasaan Indikator Siklus II

Pada pengamatan Siklus II ini aspek yang diamati adalah tentang penguasaan indikator, baik sudah tuntas maupun yang belum tuntas, selama pembelajaran degan cara memberi skor pada tiap indikator, skornya adalah sebagai berikut :
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
4). Refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan kelas yang telah dilakukan pada siklus I, apabila terjadi kekurangan-kekurangan dan kelemahan maka telah diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II ini didapatkan peningkatan hasil prestasi belajar yang signifikan.Walaupun masih ada beberapa kelemahan yang terjadi, tapi masih pada taraf kewajaran.
Kegiatan ini juga ditujukan untuk mengukur apakah penggunaan media audio visual yang diterapkan dalam tindakan kelas berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar.

F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini akan meneliti tentang, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Pokok Membaca QS. Al-Kautsar dengan Menggunakan Media Audio Visual.” Dalam hal ini ada dua instrumen yang perlu dibuat dimana:
1. Variabel pengaruh/bebas (independent) yaitu pengajaran membaca QS. Al 
Kautsar dengan menggunakan media audio visual.
2. Variabel terpengaruh/terikat (dependent) yaitu prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kautsar dengan indikator: melafalkan dengan benar sesuai dengan tajwid, tartil, dan lancar.

G. Pengumpulan Data Penelitian
Metode pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, tes, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi dilakukan di kelas IV SDN ... semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, baik dalam siklus I maupun siklus II dan selanjutnya sampai selesainya penelitian tindakan kelas yang direncanakan. Instrumennya berupa lembar observasi yang telah dirancang bersama oleh peneliti dengan kolaborator dalam penelitian ini. Download PTK pai sd doc
Observasi selain dilakukan oleh guru selaku peneliti juga dibantu oleh teman sejawat (kolaborator). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan untuk siswa dan pengamatan terhadap guru sebagai pengajar yang dilakukan oleh teman sejawat dalam proses pembelajaran.
Sedangkan aspek-aspek yang di observasi antara lain sebagai berikut:
a. Untuk siswa
1). Perhatian siswa terhadap materi pelajaran
2). Keberanian siswa dalam bertanya
3). Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
4). Kesungguhan siswa dalam membaca Al-Quran
5). Keaktifan siswa
b. Untuk guru
1). Penguasaan guru terhadap materi
2). Pengelolaan kelas
3). Penggunaan metode
4). Penggunaan alat peraga
5). Pemberian latihan membaca dengan baik dan benar
6). Pemberian contoh
7). Penggunaan media pembelaj aran
8). Semangat guru dalam mengajar
9). Pemberian motivasi terhadap siswa
10). Penggunaan waktu

2. Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Tes dilakukan di kelas IV SDN ... semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran, baik dalam siklus I maupun siklus II dan selanjutnya sampai selesainya penelitian tindakan kelas yang direncanakan. Instrumennya berupa tes lisan yaitu membaca QS. Al-Kautsar yang telah dirancang bersama oleh peneliti dengan kolaborator dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data daftar nama siswa, nilai ulangan harian siswa, potret kegiatan pembelajaran, serta aktifitas belajar.

H. Teknik Analisis Data
1. Hasil tes membaca QS. Al-Kautsar pada pra siklus dibuat rerata dan dianalisis secara deskriptif. Hasil tes juga dianalisis untuk mengetahui prosentase siswa yang mencapai batas ketuntasan atau/Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Hasil pengamatan peneliti dan kolaborator dianalisis secara deskriptif tentang berbagai kejadian dalam proses pembelajaran
a. Dinyatakan berhasil jika 75%-100% siswa mampu memperoleh nilai standar KKM, yaitu > 75 pada hasil evaluasi yang diadakan setelah PBM
b. Dinyatakan kurang/tidak berhasil jika terdapat kurang dari 75% siswa
memperoleh nilai standar KKM. Download ptk sd kelas 5 lengkap
c. Dari data nilai tes prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi pokok membaca QS. Al-Kautsar , yang mengacu pada petunjuk penilaian yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Jawa Tengah (1998), yaitu:
1) Nilai 10 kriteria istimewa
2) Nilai 9 kriteria baik sekali
3) Nilai 8 kriteria baik
4) Nilai 7 kriteria dari lebih dari cukup
5) Nilai 6 kriteria cukup
6) Nilai 5 kriteria hampir cukup
7) Nilai 4 kriteria kurang
8) Nilai 3 kriteria kurang sekali
9) Nilai 2 kriteria buruk
10) Nilai 1 kriteria buruk sekali
3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penggunaan media audio visual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Membaca QS. Al-Kautsar adalah sebagai berikut:
a. Terjadi peningkatan rerata nilai membaca QS. Al-Kautsar dari 74 menjadi lebih dari 74
b. Prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada hasil belajar membaca QS. Al-Kautsar mencapai > 75%

I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas IV SDN ...:
Tabel 8
Jadwal Pelaksanaan Penelitian

CONTOH PTK PAI SD DENGAN METODE PENELITIAN TERBARU

DAFTAR PUSTAKA


Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Arif in, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta Pusat, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Ri neka Ci pta, 1992.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Departemen Agama Republik Indonesia , Al-Qur'an dan terjemahannya, Bandung: CV Diponegoro, 2000.
Hakim, Thursan, Belajar secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2005. http://www.ilma95.net/tajwid.htm di akses tgl. 1 oktober 2010.
Kholi q, Abdul, Modul Penerapan dan Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Materi Diklat Guru SD Aspek Fiqih (Model “Cooperative Learning”). Jakarta: Departemen Agama RI Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan, 2009.
Lutfi, Ahmad, Pembelajaran Al-Quran & Hadits, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Mahmud An-najr, Muhammad, Hidayatul Mustafid, Semarang: Pustaka Alawiyah.
Maman Rahman, Penelitian Tindakan Kelas (Dalam Bagan), Semarang: UNNES PRESS, 2008.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: L P3ES, 1989.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Sa’d Riyadh, Agar anak mencintai dan hafal Al-Qur’an bagaimana mendidiknya, Kairo: Muassasah Iqro’, 2007, Penerjemah Ahmad hotib LC., Bandung: I rsyad baitussalam , 2007.
Soenarto, Ahmad, Terjemah Hidayatul Must afid, Semarang: Pustaka Al-Alawiyyah, 1991.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009.
Syams Madyan, Ahmad, Peta Pembelajaran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
W.Al-Hafidz, Ahsin, Kamus Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Amzah, 2008.
Wi riaat madj a, Rochi ati, Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya CONTOH TERBARU PTK PAI SD MEMBACA AL-KAUTSAR

download ptk pai sd, download ptk pai sd kelas 5 lengkap, contoh ptk pai sd untuk kenaikan pangkat, ptk pai sd masa pandemi, ptk pai sd kurikulum 2013, ptk pai sd tentang puasa, ptk pai sd tentang shalat, ptk pai sd tentang wudhu, ptk pai sd daring, download ptk pai sd lengkap doc, contoh ptk pai sd kelas 3, ptk pendidikan agama islam sd kelas 4, ptk pai sd kelas 6, contoh laporan ptk pai sd.