Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

CONTOH PTK SEJARAH KELAS XII METODE DISKUSI KELOMPOK

CONTOH PTK SEJARAH KELAS XII DISKUSI KELOMPOK-Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode diskusi dan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah pada Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia bagi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 ... Semester II Tahun Pelajaran 20../20...
Penelitian ini mengambil lokasi di SMAN 1 .... Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Pebruari 20.. sampai dengan Maret 20.. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa SMAN 1 ... pada kelas XII IPS Tahun Pelajaran 20../20... Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 2 (dua) siklus. ptk sejarah sma terbaru

Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas: Pada pra siklus siswa yang tuntas adalah 13 dari 40 siswa atau 32,5% dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 27 dari 40 siswa atau 67,5%. Penguasaan materi Sejarah sesudah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I: Siswa yang tuntas adalah 31 dari 40 siswa atau 77,5% dan siswa yang tidak tuntas adalah 9 dari 40 siswa atau 22,5%. Pada siklus II Siswa yang tuntas sebanyak 37 atau 92,5% dan siswa yang tidak tuntas adalah 11 atau 7,5%, sehingga ketuntasan 92,5% > 7,5%. Berdasarkan hasil penelitian, maka hipotesis tindakan yang mengatakan “Dengan metode diskusi dan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah pada Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia  pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 ... Semester II Tahun Pelajaran 20../20..”, terbukti kebenarannya.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas SEJARAH SMA yang diberi judul PENGGUNAAN  METODE  DISKUSI  KELOMPOK  DAN  PEMBERIAN TUGAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI   BELAJAR SEJARAH PADA MATERI POKOK PERKEMBANGAN MUTAKHIR SEJARAH DUNIA BAGI SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 1 ... SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20../20..". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK IPS SEJARAH SMA KELAS XI lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK SMA 068).

CONTOH PTK KENAIKAN PANGKAT UNTUK GURU IPS SMA

BAB 1

A. Latar Belakang 
Manusia adalah makhluk istimewa dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Hal ini karena manusia dilengkapi dengan akal pikiran, sehingga manusia mampu mengembangkan segala sesuatu yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemampuan belajar dan mengolah informasi pada manusia merupakan ciri penting yang membedakan manusia dari makhluk lain, kemampuan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga bagi masyarakat untuk menempatkan diri dalam makhluk yagn berbudaya. Dengan belajar seseorang mampu mengubah perilaku dan membawa pada perubahan individu-individu belajar, yang memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

Kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses pembelajaran. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Keberhasilan dari proses belajar ditandai dengan tercapainya tujuan pengajaran dan prestasi belajar secara maksimal.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar akan optimal apabila guru mampu merencanakan pelaksanaan sampai evaluasi. Menurut Suryo Subroto (1997 : 19) proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai dengan evaluasi dan program tindak lanjut. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran tidak terlepas dari evaluasi. 

Seiring dengan hal di atas tidak terlepas dari penguasaan materi pelajaran khususnya Sejarah pada diri siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1 .... Menurut data hasil evaluasi Kelas XII IPS Tahun Pelajaran 20../20.. daya serap terhadap mata pelajaran Sejarah pada Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia sangat rendah. Pada kondisi awal pembelajaran Sejarah materi pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia, hasil evaluasi yang dicapai sebanyak 27 dari 40 siswa tidak memenuhi KKM yang ditentukan yaitu di bawah 65. Hal ini disebabkan karena di dalam kegiatan belajar hanya mengandalkan teori dan kurang menyadari pentingnya pendekatan pembelajaran yakni metode pembelajaran. 
Metode pembelajaran dalam Sejarah ini banyak sekali yang tepat dan sesuai dengan tuntutan perkembangan pembelajaran Sejarah. Metode-metode pembelajaran Sejarah yakni metode demonstrasi, metode pemecahan masalah, metode drill dan latihan, metode penemuan, metode tanya jawab, metode inkuiri, dan sebagainya.
Berdasarkan kajian latar belakang masalah tersebut di atas, maka ditemukan permasalahan dalam pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 ...   sebagai berikut:
1. Prestasi Sejarah siswa SMA Negeri 1 ... masih tergolong rendah.
2. Pelajaran Sejarah belum memiliki makna sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pembelajaran Sejarah yang dilaksanakan oleh guru masih bersifat konvensional.
4. Minimnya penerapan metode pengajaran dalam pembelajaran Sejarah khususnya Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia.

Agar kualitas pendidikan anak meningkat maka seorang guru harus tahu pentingnya metode pembelajaran. Ada tiga cara utama dalam belajar yaitu model visual, auditorial, dan kinestetik. Visual adalah belajar melalui indra penglihatan. Auditorial adalah belajar melalui indra pendengaran. Kinestetik adalah belajar melalui peraba dan penglihatan. Dari ketiga cara tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana dan tidak kalah pentingnya dengan metode diskudi kelompok dan pemberian tugas. Dengan metode ini ketiga cara turut bisa menyatu sehingga belajar anak lebih maksimal. Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode diskusi dalam pemahaman Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia guna meningkatkan prestasi belajar Sejarah kelas XII Sejarah di SMA Negeri 1 ....

Berangkat dari masalah-masalah yang sangat mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Sejarah pada diri siswa. Adapun perbaikan pembelajaran yang dipergunakan adalah penggunaan metode  diskusi dan penugasan. Diharapkan dengan diskusi dan metode pemberian tugas ini siswa akan terbiasa mengerjakan tugas dan pada akhirnya dapat menguasai materi yang diajarkan serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Apalagi di kelas XII ini siswa harus mempersiapkan diri untuk menempuh Ujian Sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil judul: “Penggunaan Metode Diskusi Kelompok dan Pemberian Tugas dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah pada Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia Bagi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 ... Semester II Tahun Pelajaran 20../20..”. 

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah dengan metode diskusi kelompok dan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah pada Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia bagi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 ... Semester II Tahun Pelajaran 20../20..”.

C. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya prestasi Sejarah dan pemahaman konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia siswa SMA Negeri 1 ... khususnya kelas XII IPS  terhadap Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia dipecahkan dengan penerapan metode diskusi kelompok dan pemberian tugas. Diharapkan dengan metode ini dapat membiasakan siswa dalam mengerjakan soal yang sulit dan meningkatkan prestasi belajar pada materi yang diajarkan kepadanya.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arahan atau pedoman bagi suatu penelitian atau suatu kegiatan. Semakin jelas tujuan yang dirumuskan, akan semakin mudah pula dalam menentukan perencanaan dalam mencapai suatu tujuan yang akan dicapai. Demikian juga dalam penelitian agar mudah dan terarah dalam melaksanakannya, perlu mengetahuai tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian yang penulis harapkan dalam penelitian ini adalah : “Melalui metode diskusi dan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah pada Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia bagi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 ... Semester II Tahun Pelajaran 20../20..”.

E. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian penerapan metode diskusi kelompok dan pemberian tugas dalam pembelajaran Sejarah kelas XII IPS khususnya Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan/instansi di bawah  ini:

1. Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian penerapan metode diskusi kelompok dan pemberian tugas dalam pembelajaran Sejarah ini, guru sedikit demi sedikit mempunyai keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pemberian tugas. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh guru maupun siswa sedikit demi sedikit dapat diatasi dengan penanaman konsep yang benar tentang pentingnya belajar bagi siswa.
2. Bagi Siswa 
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di kelas XII IPS dalam meningkatkan pemahamannya terhadap konsep penyelesaian Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia. Keberhasilan peningkatan pemahaman tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi Sekolah 
Setelah keberhasilan penelitian ini yaitu penerapan metode penugasan dalam pembelajaran Sejarah khususnya Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia, akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam kegiatan belajar di kelas.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) IPS SEJARAH KELAS XII LENGKAP

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori  
1. Pengertian Belajar 
Menurut Gage dalam H. Martinis Yamin (2004:99), mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisma berubah perilakunya diakibatkan pengalaman. Sementara Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. 
Dari definisi tersebut mengandung pengertian bahwa belajar sebagai suatu proses dimana organisasi berubah perilakunya diakibatkan pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Mansuia adalah makhluk yang berbudaya, berfikiran modern, cekatan, pandai dan bijaksana didapat melalui proses pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.

Winkel (1991 : 36) menjelaskan bahwa, “Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”. Conny Semiawan (1992:2) mengatakan bahwa, “Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antara individu dan individu dan lingkungan”.  Nasution (1992 : 3) berpendapat bahwa, “Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri yang berlajar baik aktual maupun potensial. Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Perubahan itu terjadi karena usaha”.

Menurut ketiga pendapat di atas dapat penulis ungkapkan bahwa belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku baru pada diri seseorang baik yang berupa aktual maupun potensial yang diperoleh dari interaksi antara individu dan lingkungannya yang berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap yang bersifat konstan dan berbekas yang berlaku dalam waktu relatif lama.
Sedangkan menurut Djauzak Ahmad (1994 : 2) berpendapat bahwa, “Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar baik potensial maupun ekternal”. Sedangkan menurut Ngalim Purwoko (1997 : 84), mengatakan bahwa “belajar adalah suatu stimulus bersama dengan isi ingatan pengetahuan siswa sedemikian rupa (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi”. Dimyati Mahmud (1989 : 121-122) menyatakan bahwa, “belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman”. 
Berdasarkan pendapat tersebut dapat penulis ungkapkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu baik ingatan, pengatahuan baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung dikarenakan oleh pengalaman.

Sesuai dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan individu untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajari, sehingga individu merasa puas dengan hasil yang diperoleh melalui kegiatan tersebut.
Dari pengertian-pengertian tentang belajar tersebut di atas, terlihat bahwa belajar merupakan aktifitas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Belajar akan membawa perubahan pada diri individu yang sedang belajar.
b. Pada prinsipnya perubahan tersebut diperoleh dari kemampuan baru yang terjadi dalam waktu yang relatif lama dan berbekas.
c. Perubahan itu terjadi karena pengalaman atau latihan.
d. Belajar merupakan interaksi aktif antara individu dengan lingkungan.
e. Belajar suatu stimulus bersama dengan isi ingatan dan pengetahuan.

2. Pengertian Sejarah 
Menurut Djauzak Ahmad (1994 : 111) “Sejarah adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan soal hitung menghitung, yang berupa satuan tertentu”. Sedangkan menurut Anton M. Moeliano (1988 : 566), “Sejarah adalah ilmu tentang bilangan-bilangan bubungan antara bilangan, dan proses operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.
Menurut pendapat di atas dapat penulis ungkapkan di sini bahwa Sejarah adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan soal hitung menghitung antara bilangan dan proses operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Di bawah ini disajikan beberapa definisi atau pengertian tentang Sejarah
a. Sejarah adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisasi secara sistematik;
b. Sejarah adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
c. Sejarah adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
d. Sejarah adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitas dan masalah tentang ruang dan bentuk.
e. Sejarah adalah pengetahuan tentang struktur yang logic.
f. Sejarah adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

3. Belajar Sejarah
Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan. 
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Bisa dikatakan pula suatu proses yang berlangsung dari keadaan  tidak tahu atau dari tahu  menjadi lebih tahu, dari tidak trampil menjadi trampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap yang kurang baik menjadi baik, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan seterusnya.

Dengan demikian tujuan siswa belajar Sejarah antara lain adalah agar siswa mempunyai sikap dan nilai teliti, hati-hati, cermat, cerdas, tangkas, terampil, aktif. Belajar untuk belajar, cinta kepada keindahan, senang untuk keteraturan, jujur pada diri sendiri sehingga mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
Siswa dapat belajar konsep tertentu, bila prasarat konsep tersebut telah ia pahami. Siswa dapat belajar secara efektif bila bahan pelajaran yang mereka terima sesuai dengan kekesiapan intelektualnya atau cocok dengan kemampuannya.
Siswa dapat belajar Sejarah dengan baik, bila bahan pelajaran yang mereka terima telah tersusun menuurut urutan tingkat kesukaran, dari yang mudah ke tingkat yang sukar, sedang dan sukar berdasarkan atas pengalaman-pengalam belajar sebelumnya.

4. Pembelajaran Sejarah  
a. Landasan Pembelajaran Sejarah
Pendidikan dasar merupakan dasar atau fundamental dari jenjang pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu proses bimbingan yang mengarahkan seorang dalam memahami suatu pengetahuan. Dalam pelaksanaan bimbingan itu sangat dibutuhkan suatu pedoman agar bimbingan dapat berlangsung sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai. Pedoman yang digunakan itu disebut kurikulum (Kuat Pujo Asmoro, 2003 : 37).
Kata kurikulum berasal dari satu bahasa latin yang berarti jalur pacu dan secara tradisional kurikulum sekolah disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang (Zais, 1976 : 6). Istilah kurikulum berasal bahasa Yunani yaitu semula merupakan istilah dalam atletik yang berarti “suatu jarak yang ditempuh”. Istilah ini kemudian digunakan dalam dunia pendidikan. Websters New Internasional Dictionnary mengartikan kurikulum adalah spcified fiesed courssse of study assian acchool at coliege, as ane leading to adegree (sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh di sekolah untuk mencapai suatu gelar).

Kurikulum di sekolah juga dikenal dengan istilah GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran). GBPP itu sendiri adalah salah satu perangkat kurikulum yang memuat pengertian dan fungsi mata pelajaran, tujuan kajian / pelajaran pokok-pokok bahasan, konsep atau tema urutan tentang keluasan dan kedalamannya dan cara penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang merupakanpedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. 
Dari pengertian di atas tampak kebenarannya yaitu pengalaman belajar. dari pengalaman belajar ini banyak sekali kaitannya dengan kegiatan-kegiatan seperti interaksi sosial lingkungan sekolah, proses kerjasama kelompok.       
b. Pendekatan Belajar Sejarah 
Tiap orang yang menguasai pengetahuan dapat mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran yang dilakukannya sesuai dengan kemampuannya. Di dalam pembelajaran harus mampu memilih metode pembelajaran yang akan disampaikan.
Metode mengajar adalah cara mengajar yang dapat digunakan untuk mengerjakan tiap bahan pelajaran. Misalnya metode demonstrasi, eksperimen, resitasi dan lain sebagainya.

c. Evaluasi Pembelajaran Dalam dunia pendidikan, kegiatan evaluasi sering digunakan karena selama satu periode pendidikan berlangsung, guru perlu mengevaluasi hasil suatu prestasi yang telah dicapai baik oleh pihak pendidik maupun oleh pihak yang dididik. Hal ini dapat dirasakan dalam semua bentuk dan jenis pendidikan, baik pendidikan formal, non formal maupun informal. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti “ ... rever to act or process to determining the value of something” (Wand and Brown, 1957 : 1). 
Jadi evaluasi mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Sedangkan Witherington  (1950 : 241) mengemukakan bahwa “..an evaluation is a declaration that something has or does not have value”.  Dalam hal ini evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai atau tidak mempunyai nilai.

Dari kedua rumusan di atas ada dua pokok yang harus diperhatikan, yaitu :
Pertama, bahwa evaluasi merupakan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Tindakan itu mengandung maksud untuk memberikan arti atau makna dari kejadian itu sehingga dapat diproses lebih lanjut. Tindakan tersebut dilakukan atas dasar obyektivitas dan integritas. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak.
Kedua, bahwa evaluasi dimaksudkan untuk menentukan nilai sesuatu. Dari hasil evaluasi dapat ditentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas sesuatu. ptk sejarah sma terbaru Hasil evaluasi akan lebih baik apabila sudah diadakan pengukuran-pengukuran sebelumnya karena dalam pengkuran itulah dapat ditentukan alat dan teknik apa yang hendak diukur, yang sudah barang tentu didasarkan atas pemikiran dan pertimbangan yang tepat dan akurat. Dari pengukuran ini dapat diperoleh data-data kasar. Kemudian dengan kriteria-kriteria tertentu akan ditentukan nilai atau kualitas sesuatu itu. 

5. Interaksi Belajar Mengajar Sejarah 
Interaksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. 
Menurut Bloom dalam Suprayeksi (2003 : 4), belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yagn sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relative konstan dan berbekas. Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.  
Hasil belajar ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan berpikir, mencakup kemampuan yang  lebih sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah. Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi,  system nilai dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotirk berorientasi kepada ketrampilan motorik yagn berhubungan dengan anggota tibuh, atau tidnakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syarat dan otot. 

Interaksi yang diupayakan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas, memposisikan hubungan antara guru dengan siswa atau sebaliknya, dan hubungan siswa dengan siswa. 
Berdasarkan paparan ini, interaksi diartikan sebagai hubungan timbale balik. Hubungan itu tidak bersifat sepihak, bahwa guru merupakan satu-satunya subyek. Siswa dapat juga sebagai subyek belajar. Artinya, ada kalanya guru mendominasi proses interaksi, ada kalanya siswa mendominasi proses interaksi, dan ada kalanya guru maupun siswa berinteraksi secara seimbang. 
Guru, siswa dan materi merupakan tiga unsur utama yang terlibat langsung dalam proses ini agar tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini guru memandang perlunya suatu metode untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Sejarah, dimana siswa dianggap kurang mempunyai minat terhadap Sejarah.

Adapun langkah yang ditempuh oleh guru yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa. Diharapkan dengan metode ini akan membiasakan siswa dalam mengerjakan tugas yang selanjutnya interaksi dalam pembelajaran Sejarah di kelas dapat berjalan dengan lancar antara guru dan murid yang pada akhirnya prestasi belajar siswa akan meningkat.
6. Metode Diskusi
a. Pengertian metode diskusi :
Menurut E. Kumasna F. (1985 :171), metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. download gratis ptk sejarah sma
b. Tujuan dan Fungsi
Menurut J.J Hasibuan (1988 :110) tujuan dan fungsi diskusi adalah :
1) Melatih berpendapat mempertahankannya
2) Melatih menghargai pendapat orang lain.
3) Melatih menggunakan pengetahuan guna memecahkan masalah.

c. Langkah-langkah
Menurut E. Kumasna F. (1985 : 171), langkah-langkah metode diskusi adalah :
1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya
2) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan sebagainya.
3) Para siswa berdiskusi dalam keompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan lancar.
4) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
5) Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

d. Kelebihan dan Kelemahan
Menurut E. Kumasna F. (1985 : 172), kelebihan dan kekurangan metode diskusi adalah :
1) Kelebihan metode diskusi adalah :
a) Melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar
b) Memupuk kepercayaan kepada diri sendiri
c) Menggabungkan berbagai pendapat dari berbagai sumber
d) Menghasilkan pandangan baru
e) Memudahkan pencapaian tujuan
f) Melatih siswa belajar bertukar pikiran dan berpikir secara terarah
g) Memupuk sikap toleran, mau menerima dan memberi
h) Mengembangkan kebebasan intelek siswa
i) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menguji, mengubah dan memperbaiki pandangannya
j) Memberi kesempatan kepada mereka untuk menjalin hubungan atau kerja sama berikutnya.

2) Kelemahan metode diskusi adalah
a) Hasil diskusi tidak bisa dicapai dengan baik, sebab diskusi menyimpang dari pokok bahasan.
b) Diskusi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya jika peserta tidak mempunyai latar belakang pengetahuan tentang masalah yang didiskusikan.
c) Diskusi tidak menjamin prestasi.
d) Diskusi tidak akan melibatkan segenap peserta bila pemimpin kurang bijaksana.
e) Diskusi mungkin dikuasai atau diambil alih oleh orang-orang tertentu saja.
e. Usaha Mengatasi Kelemahan
Menurut E. Kumasna F. (1985 : 173), upaya untuk mengatasi kelemahan antara lain yaitu :
1) Topik diskusi yang dapat menarik perhatian anak
2) Mengusahakan keterlibatan anak didik
3) Menghindari dominansi siswa
4) Tempat strategis /mendukung suasana
5) Memberi penghargaan setiap anak didik yang berpendapat

7. Metode Pemberian Tugas
a. Tujuan dan Fungsi
Metode Pemberian Tugas menurut Nana Sudjana (1991:201) dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar mengajar yang ditandai adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas tersebut dapat dilakukan secara perseorangan atau secara kelompok sesuai dengan perintahnya. 
b. Tujuan dan Fungsi
Menurut Nana Sudjana (1991 : 201) tujuan dan fungsi metode diskusi adalah :
1) Memberikan pemantapan pengertian
2) Membina sikap dan pengalaman akan suatu masalah
3) Mendorong anak didik mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan
c. Langkah-langkah
1) Persiapan pemakaian metode pemberian tugas, meliputi :
a) Membuat rancangan pemberian tugas
b) Mendiskusikan tugas dengan para siswa
c) Membuat lembaran kerja (jika perlu)
d) Menyediakan sumber-sumber belajar yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

2) Pelaksanaan pemakaian metode pemberian tugas, meliputi :
a) Menjelaskan tujuan dan manfaat tugas yang diberikan kepada siswa
b) Memberikan penjelasan tentang tugas (terutama mengenai kesulitan yang mungkin dihadapi dan alternatif pemecahannya)
c) Membantu pembentukan kelompok (jika perlu)
d) Memberikan tugas secara lisan atau tertulis
e) Memonitor (mengamati) pelaksanaan dan / atau penyelesaian tugas
f) Mengadakan diskusi hasil pelaksanaan tugas
3) Tindak lanjut pemakaian metode pemberian tugas adalah :
Menurut E. Kumasna F. (1985 : 177) tindak lanjut pemakaian metode pelaksanaan tugas :
a) Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas
b) Menyimpulkan penilaian proses dan hasil pelaksanaan 
c) Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa selama pelaksanaan tugas.


Kelebihan dan Kelemahan
Menurut Nana Sudjana (1991 : 202), kelebihan dan kelemahan metode diskusi adalah :
1). Kelebihan :
a) Hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama
b) Mempunyai kesempatan dalam berinisiatif
2) Kelemahan :
a) Adanya penipuan karena meniru hasil orang lain 
b) Tugas dapat dikerjakan orang lain
c) Adanya perbedaan tingkat kemampuan berinisiatif
Upaya mengatasi
Menurut E. Kumasna F. (1985 : 179-180), upaya mengatasi kelemahan dari metode pemberian tugas adalah :
1) Adanya pertalian antara tugas dan masalah yang pernah dihadapi 
2) Tugas memberi manfaat anak didik 
3) Waktu tidak terlalu lama
4) Anak didik mengetahui alat dan cara menilai hasil tugas

B. Kerangka Berpikir
Untuk lebih mempermudah dalam peneliatian ini, maka dibuat kerangka berpikir sebagai berikut : 
Kondisi Akhir

Gambar 1
Kerangka Pikir

Berdasarkan gambar kerangka pikir di atas, diketahui bahwa pada pembelajaran Sejarah khususnya pada materi pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia, hasil evaluasi siswa menunjukkan prestasi yang rendah. Hal ini dikarenakan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang  tepat.
Untuk mengatasi rendahnya prestasi siswa maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran Sejarah dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan pemberian tugas  dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Dengan diadakannya dua siklus dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan prestasi belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 ... pada materi pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia akan semakin meningkat dan memenuhi kriteria ketuntasan belajar.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan dan uraian tersebut di atas dapat diambil hipotesis tindakan sebagai berikut : 
“Dengan metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah pada Materi Pokok Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia bagi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 ... Semester II Tahun Pelajaran 20../20..”. 

DOWNLOAD CONTOH JUDUL PTK IPS SEJARAH SMA WORD

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 .... Kelas yang diteliti adalah kelas XII IPS dengan jumlah siswa 40 anak. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan :
1. Peneliti mengajar mata pelajaran Sejarah kelas XII IPS di SMA Negeri 1 ... Semester II Tahun Pelajaran 20../20...
2. Adanya permasalahan terhadap prestasi belajar yang rendah dalam pembelajaran Sejarah pada konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia
Penelitian ini berlangsung selama dua bulan pada semester genap yaitu mulai dilaksanakan bulan Pebruari sampai dengan Maret 20... Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 
1. Persiapan penelitian;
2. Koordinasi persiapan tindakan;
3. Pelaksanaan 
a. Perencanaan tindakan, 
b. Pelaksanaan tindakan, 
c. Monitoring dan evaluasi, 
d. Refleksi. 
4. Penyusunan laporan penelitian. 

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru Sejarah SMA Negeri 1 .... Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS. Dengan perkataan lain, kelas XII IPS ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara itu guru yang dijadikan subjek penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu dengan teman sejawat selaku observer yang juga guru bidang studi Sejarah. 

C. Data dan Sumber Data 
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang prestasi belajar siswa dalam pelajaran Sejarah pada konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran termasuk penggunaan strategi pembelajaran di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informasi atau nara sumber, yaitu siswa dan guru / teman sejawat;
2. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil evaluasi siswa, dan buku penilaian.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data 
a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap subyek penelitian, dimana penulis mencatatnya dalam lembar observasi hasil pengamatan tersebut.  
b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data berupa catatan-catatan mengenai pokok-pokok permasalahan yang diteliti, seperti: data siswa dan daftar nilai siswa. 
c. Wawancara, yaitu proses tanya jawab secara langsung dua orang atau lebih berhadapan secara langsung atau tidak melalui media komunikasi. Wawancara dilakukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait seperti siswa dan guru Sejarah sebagai teman sejawat. 
2. Alat Pengumpul Data
a. Lembar Observasi
b. Pedoman wawancara
c. Daftar Nilai Siswa

E. Validitas Data
Proses untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia pada pelajaran Sejarah yang diterapkan pada siswa dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara divalidasi datanya melalui Triangulasi Data.  

F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.
Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan hasil antar siklus yaitu prestasi belajar siswa pada konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia sebelum siklus, siklus I dan siklus II. 
Sedangkan teknik analisis kritis untuk menganalisis hasil observasi dari teman sejawat dan wawancara dengan siswa yang telah terkumpul. Langkah-langkahnya yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh, mengidentifikasikan, mengklarifikasikan, menghubungkan dengan teori literatur yang mendukung masalah kemudian menarik kesimpulan berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.

G. Indikator Kinerja / Keberhasilan
Diharapkan setelah diadakannya Penelitian Tindakan Kelas ini akan dapat mengurangi permasalahan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Adapun indikator kinerja yang diterapkan pada penelitian ini adalah:
1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam evaluasi akhir adalah 65. Keberhasilan siklus apabila siswa yang mendapatkan nilai KKM di atas 65 lebih dari 75% dari jumlah siswa. Jadi tindakan pada penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Rata-rata prestasi belajar di atas 70 
Keberhasilan perbaikan pembelajaran apabila nilai-rata-rata kelas telah mencapai angka 70 setiap siklusnya.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Untuk dapat melihat kemampuan siswa dalam memahami konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia khususnya, maka diberikan tes diagnostik (pre test) yang berfungsi sebagai evaluasi awal (initial evaluation). 
Observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat sesuai yang diberikan dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk tindakan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia adalah melalui pendekatan pemberian tugas.
Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dan kedua sebagai berikut :
Siklus I (Waktu 1 x 40 menit)
1. Mempersiapkan perencanaan dan melengkapi perangkat perbaikan pembelajaran Siklus I. 
2. Menjelaskan konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia di hadapan siswa.
3. Membentuk kelompok diskusi dan memberikan tugas untuk dikerjakan secara kelompok. 
4. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi. 
5. Secara individu siswa diberi tugas soal-soal konsep Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia dengan terlebih dahulu dijelaskan maksud pemberian tugas.  
6. Pembahasan tugas oleh guru, siswa memperhatikan. 
7. Tanya jawab guru-siswa tentang materi yang tengah dibahas.
8. Memberi tes akhir
9. Menilai hasil tes akhir.
10. Refleksi

Siklus II (Waktu 1 x 40 menit)
1. Sebelum proses pembelajaran berlangsung guru mengelola kelas sehingga kelas menjadi kondusif. 
2. Appersepsi, guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu mengingatkan kembali tugas Perkembangan Mutakhir Sejarah Dunia yang diberikan pada pertemuan pertama.
3. Membentuk kelompok diskusi dan memberikan tugas untuk dikerjakan secara kelompok. 
4. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi. Contoh ptk sejarah doc
5. Penguatan oleh guru atas hasil yang telah dicapai dan dijelaskan lebih lanjut tentang tugas oleh guru.
6. Pembahasan tugas oleh guru, siswa memperhatikan. 
7. Tanya jawab guru-siswa tentang materi yang tengah dibahas.
8. Memberi tes akhir
9. Menilai hasil tes akhir.
10. Refleksi

PTK IPS SEJARAH DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK

DAFTAR PUSTAKA


Arifin Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda Karya 
Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.
Gredler, Margaret E. Ball. 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Hasibuan, J.J. Drs. Dip. Ed dan Moedjiono, Drs., 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Herman Hudojo, 1990. Strategi Mengajar Belajar Sejarah. Malang : IKIP Malang.
Kusmana Pachrudin, E., Drs., 1985, Proses Belajar Mengajar : Azas, Strategi, Metode, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha, FPIPS IKIP Bandung.
Martinis Yamin. H. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung PErsada Pres.
Moedjiono dan Dimyati, Moh. , 1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dikti, Depdikbud.
Prasetyawan Irawan, dkk. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruktisional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rini Budiharti. 2001, Strategi Belajar Mengajar. Surakarta :  UNS Press.
Siti Choiriyah. 2006. Acuan Pengayaan Sejarah. Solo : Sindhunata 
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan,
Sriyono, Drs., dkk., 1992, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Winkel. W.S 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia  

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya CONTOH PTK SEJARAH KELAS XII DISKUSI KELOMPOK