Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

CONTOH LENGKAP PTK PKN KELAS IV SD

CONTOH LENGKAP PTK PKN KELAS IV SD-Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I ... tahun pelajaran 2009/2010. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diaksanakan dengan 2 siklus. Metode analisis data dilakukan dengan metode kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri I ... Kecamatan ... Kabupaten ..., dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: (1) Terjadi peningkatan motivasi belajar siswa denga dilakukannya langkah-langkah berkut: (a) Mengembangkan proses pembelajaran secara bertahap dengan melibatkan kegiatan mengaktifkan siswa berpikir dari awal; (b) Menjelaskan tujuan materi pembelajaran secara jelas dan rinci; (c) Menyampaikan harapan-harapan guru terhadap keunggulan siswa; (d) Menunjukkan keteladanan-keteladanan; (e) Menyampaikan manfaat pembelajaran secara jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti anak dan mampu bahasa persuasif yang mampu mendorong semangat anak; (f) Membangkitkan keinginan bersaing positif dengan lomba-lomba yang terkait dengan materi pembelajaran; (g) Menyelenggrakan pembelajaran sambil bermain peran; (h) Memberikan sanksi psikologis apabila terdapat siswa yang menyalhgunakan waktu belajarnya; (i) Memberikan tantang belajar kepada siswa dengan meminta siswa menjelaskan poin penting dari materi; (j) Menciptakan suasana pembelajaran penuh pujian, dimana setiap kegiatan yang dilakukan; (k) Memberikan kesempatan antar siswa untuk melakukan problem solving; (2) Pemberian motivasi belajar PKn yang dilakukan dengan strategi siklus terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari aspek nilai rata-rata siswa maupun ketuntasan belajar siswa. PTK pkn sd doc

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PKN SD yang diberi judul "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR  UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN  SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PKN SD KELAS IV lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK  056 SD).

DOWNLOAD PTK PKN SD MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu, bidang pendidikan harus mendapat penanganan dan prioritas yang utama baik oleh pemerintah, para pengelola pendidikan dan masyarakat. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Hal ini menimbulkan dorongan bagi pemerintah untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan.
Pengembangan kualitas pendidikan salah satunya dapat dilakukan dengan pengembagan proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran merupakan ujung tombak dari proses pendidikan, sebab proses pembelajaranlah yang menghasilkan proses belajar sehingga secara langsung merupakan proses terjadinya peningkatan kualitas pendidikan siswa. Menurut Slameto (2006: 52), salah satu factor penting dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran adalah lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan belajar merupakan bagian dari factor eksternal (diluar diri siswa) yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Salah satu unsur dalam lingkungan pembelajaran adalah suasana pembelajaran di kelas. Suasana pembelajaran yang baik, merupakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Diperlukan adanya berbagai keterampilan khusus yang harus dimiliki guru dalam rangka mewujudkan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan ini, yang salah satunya adalah keterampilan membangkitkan motivasi (Mulyasa, 2006: 85). ptk pkn sd pdf Motivasi, sebagaimana dijelaskan oleh Makmun (2005: 37), merupakan suatu tenaga atau kekuatan atau daya dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik secara sadar ataupun tidak sadar. Mengacu pada penjelasan tentang motivasi tersebut, maka motivasi belajar siswa dapat dipahami sebagai tenaga pendorong dari dalam diri siswa untuk melakukan proses belajar dan mengikuti proses pembelajaran dengan tanpa ada unsur keterpaksaan, dengan suka rela, dan atas dasar keinginan sendiri.

Siswa Kelas IV SD Negeri I ... Kecamatan ...  Kabupaten ... terlihat memiliki motivasi belajar yang masih kurang. Hal ini terlihat dari adanya indikator-indikator sebagai berikut: (1) Tidak focus pada kegiatan belajar dan banyak melakukan percakapan maupun aktivitas yang tidak relevan dengan proses pembelajaran, (2) Banyaknya siswa yang mengantuk saat diaksanakan proses pembelajaran, (3) Ingin segera sampai pada jam istirahat. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak nyaman berada dalam area belajar di kelas, sehingga siswa ingin segera keluar menuju area bermain yang lebih menyenangkan. Kondisi tersebut menunjukkan rendahnya motivasi belajar siswa di kelas dalam pembelajaran PKn. Kondisi  tersebut merupakan kondisi yang buruk, sebab realitas yang ditemui adalah dampaknya terhadap prestasi belajar siswa yang rendah, dimana nilai rata-rata kelas Pkn siswa baru mencapai 6,75 dan ketuntusan belajar siswa baru mencapai 45%, sedangkan Nilai rata-rata kelas yang diharapkan adalah 7,5 dengan ketuntasan belajar minimal sebesar 75% siswa tuntas belajar.
Atas dasar hal-hal yang telah diuraikan tersebut, maka dirasa perlu dilakukan upaya membangun motivasi belajar siswa dengan menggunakan langkah-langkah yang efektif dan sesuai dengan kondisi siswa, sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan kembali serta dipertahankan. Hal ini diyakini baik apabila langkah tersebut dilakukan melalui penelitian tindakan kelas, dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar  untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn  Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri I ... Tahun Pelajaran 2009/ 2010”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan atas latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, diidentifikasi adanya permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Pembelajaran PKn yang dilaksanakan di sekolah belum mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa kurang nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Prestasi belajar PKn siswa masih rendah, dibawah target yang ditetapkan guru.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada pemberian motivasi belajar oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IV Semester II SD Negeri I ... tahun pelajaran 2009/2010.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang dan identifikasi masalah penelitian, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri I ... semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran PKn dapat ditingkatkan?
2. Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar PKN siswa kelas IV SD Negeri I ... semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran PKn?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri I ... semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran PKn.
2. Peningkatan prestasi belajar PKN siswa kelas IV SD Negeri I ... semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran PKn.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dua aspek berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat menyumbangkan khasanah pengetahuan dibidang kependidikan, khususnya dalam konteks pelaksanaan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui langkah membangun motivasi belajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi  guru tentang 
arti penting pemberian motivasi bagi siswa dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Contoh ptk pkn sd kelas 4 lengkap
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi wahana untuk proses pembelajaran yang lebih berkualitas sehingga bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksanaan penelitian lanjutan yang lebih spesifik.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PKN KELAS IV SD LENGKAP WORD

BAB II
LANDASAN TEORI


A. Tinjauan Tentang Motivasi 
1. Pengertian Motivasi
Menurut  Purwanto (2007: 60) motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang, sedangkan  menurut Nasution (2000: 73), motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Meskipun para ahli mendefinisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun seninya menuju pada maksud yang sama, yaitu motivasi merupakan suatu kekuatan (power) atau tenaga (force) atau daya (energy) atau keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Pandangan ini juga sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, bahwa motivasi adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu (Petter dan Yeny, 1991: 197). 
Menurut Sardiman (2001: 74), dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu (1) Motivasi mengawali perubahan energi diri,  (2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling) atau afeksi, dan (3) Motivasi dirangsang dengan adanya tujuan. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling) atau  afeksi seseorang. Download ptk pkn sd doc Motivasi dalam hal ini relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. 

2. Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian belajar menurut Morgan adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3), sedangkan menurut Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Penjelasan yang cukup kompleks tentang makna belajar ini adalah penjelasan dari Sagala (2010: 31) dimana belajar dianggap sebagai proses mental yang terjadi dalam diri seseorang untuk memperoleh penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui proses interaksi antar individu dan lingkungan, yang terjadi sebagai akibat adanya pengalaman sehingga memunculkan perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

3. Jenis-Jenis Motivasi
Makmun (2005: 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok sebagai berikut, yaitu (a) motif primer atau motif dasar, dan (b) Motif sekunder. Motif primer merupakan motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan (drive). Motif ini dibedakan dalam (1) Dorongan fisiologis yaitu bersumber pada kebutuhan organis antara lain rasa lapar, haus, istirahat, dan lainnya. Kebutuhan ini lebih bersifat untuk melangsungkan hidup seseorang, (2) Dorongan psikologis, atau dorongan kejiwaan dalam diri seseorang seperti rasa takut, kasih sayang,  dan lainnya.  Motif-motif dalam kategori primer pada umumnya terjadi secara natural dan instinctif. Motif sekunder,  dapat dipahami sebagai motif yang berkembang akibat adanya pengalaman, atau dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah motif berprestasi, motif-motif sosial sepeti ingin diterima, status, dan sebagainya.

4. Teori Motivasi
Terdapat banyak teori motivasi yang berkembang, dan yang cukup familier serta banyak digunakan adalah teori Abraham H. Maslow. Teori ini menjelaskan adanya berbagai tingkatan kebutuhan dalam diri manusia yang mendorong atau menjadi motif dari tindakan manusia untuk memenuhinya. Teori Maslow dikembangkan oleh A.H. Maslow tahun 1943, yang pada awalnya berkenaan dan digunakan di lingkungan organisasi perusahaan, akan tetapi teori ini kemudian berkembang dan digunakan dalam berbagai bidang, termasuk di dunia kependidikan.  
Hal yang mendasari teori Maslow menurut (Umam, 2010: 162) adalah sebagai berikut: (a) Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan, (b) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, (c) Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat. Konsep tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan, selalu menginginkan lebih banyak, keinginan ini terus-menerus dan baru akan berhenti jika akhir hayatnya tiba. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy) yaitu (1) Kebutuhan fisiologis/ fisik (Physiological Needs, (2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan (Safety and Security Needs), (3) Kebutuhan rasa memiliki/ sosial (Affiliation or Acceptance Needs), (4) Kebutuhan akan prestise/ penghargaan diri (Esteem or Status needs), (5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization Needs.

5. Langkah-Langkah Membangun Motivasi Belajar
McGinnis (Henderson, 2002:  4) memberikan  kunci prinsip-prinsip pemotivasian yang dirumuskan berdasarkan konsep-konsep motivasi yang berkembang, sehingga perlu dipahami sebagai seorang motivator, yaitu menyampaikan harapan yang terbaik, mempelajari apa yang dibutuhkan orang,  menetapkan standar keunggulan yang tinggi, menciptakan suasana di mana kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal, menopang keinginan anak yang dibimbing, menggunakan keteladanan, mengenali dan berikan pujian atas prestasi, menggunakan perpaduan antara pergulatan yang positif dan pergulatan yang negatif, menciptakan hasrat untuk bersaing, mengupayakan kerjasama, mengusahakan agar motivasi pembimbing tetap tinggi.

Terkait dengan prinsip “mengharapkan dan menyampaikan harapan yang terbaik dari orang yang dibimbing”,  seorang motivator atau pembimbing harus membantu orang-orang untuk mencapai keberhasilan sehingga anak dapat memberikan yang terbaik. Contoh ptk pkn kelas IV Pembimbing juga selalu mengingatkan bahwa mereka memiliki potensi tersembunyi dan pembimbing berkeinginan untuk melihat mereka berhasil. Pembimbing perlu terlihat serius untuk menjembatani anak mengatasi masalah-masalah yang ada. 
Prinsip “mempelajari secara mendalam apa yang dibutuhkan orang” merupakan prinsip pendahuluan di mana rencana motivasi yang baik haruslah dirancang dengan melihat keinginan atau hasrat anak saat ini dan bukan berdasarkan rencana motivator itu sendiri. Pembimbing tidak boleh mengganggap bahwa orang lain atau anak memiliki kebutuhan yang sama dengan pembimbing. 
Prinsip “menetapkan standar keunggulan yang tinggi” berarti mendorong seseorang untuk mencapai target atau nilai tertentu, misalnya catatan waktu bagi seorang atlet renang. Standar keunggulan juga merupakan budaya /kebiasaaan yang menjunjung tinggi prestasi tertentu, misalnya kualitas, rekor, inovasi, dan sebagainya. Memiliki keunggulan yang tinggi merupakan kebanggaan tersendiri bagi seseorang yang mampu meraihnya. 

Prinsip “menciptakan suasana di mana kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal” mengarahkan bahwa motivator yang tulus akan selalu mengingatkan bahwa kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya. Tidak ada manusia yang tidak pernah gagal tetapi hanya sedikit yang mampu bangkit dari kegagalannya dan merekalah yang mencapai keberhasilan. Kegagalan adalah pengalaman yang akan membentuk kesuksesan. Seorang motivator tidak akan mengumumkan kegagalan seseorang tetapi hanya keberhasilan yang dicapai. Motivator dapat memberikan contoh-contoh orang berhasil di dunia yang melalui berkali-kali kegagalan, di antaranya  Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln, Winston Churcill, Soekarno, dan lain-lain. 
Prinsip “pembimbing perlu menopang keinginan orang lain atau anak yang dibimbing” mengajarkan seorang motivator yang senantiasa mendukung orang lain untuk melakukan apa yang si motivator tersebut inginkan. Prinsip ini cukup kontroversial karena seakan-akan pembimbing memperalat seseorang, akan tetapi di baliknya tidaklah demikian. Sebagai contoh adalah seorang guru yang menghendaki anak didiknya menjadi seorang petenis profesional, berjuang sejak dini. Sang guru sebagai motivator memancing minat dan menggali bakat tenis dari anak didiknya, menemaninya berlatih dan bertanding. Tidak hanya itu, ia juga mendorong dan membesarkan hati anak-anaknya dalam mengejar berbagai sasaran setinggi mungkin, dan yang bisa melakukan motivasi sesuai dengan cita-cita anaknya, maka hal itu di kemudian hari akan memberi arti yang sangat penting bagi kehidupan anak-anaknya. 

Prinsip “menggunakan keteladanan untuk merangsang keberhasilan” adalah untuk membujuk seseorang melakukan sesuatu, menuntut kita sendiri yang harus memberi contoh agar dia melakukannya. Cerita mengenai kerja keras dan keberhasilan dapat membuat seseorang menjadi yakin karena cerita-cerita tersebut langsung mengena ke hati yang menggetarkan perasaan dan mengubah sikap kita. 
Prinsip “mengenali dan memberikan pujian atas prestasi” menunjukkan bahwa sebuah pujian adalah penguatan secara positif dalam psikologi. Berikanlah pujian secara langsung dan dapat diketahui juga oleh orang banyak. 
Prinsip ”menggunakan perpaduan antara pergulatan yang positif dan pergulatan yang negatif”, yang dimaksud dengan pergulatan positif adalah pujian, penghargaan, kasih dan lain-lain sedangkan pergulatan negatif adalah menciptakan rasa takut (fearness). Kedua pergulatan ini adalah dua hal yang saling bertolak belakang tetapi sama-sama merupakan cara untuk memotivasi orang. Seorang motivator harus jeli melihat kapan menggunakan pergulatan negatif atau positif untuk memotivasi orang. Dalam situasi tertentu, motivator bisa saja bertindak keras, tetapi selalu bertindak adil sehingga seseorang bisa memahami nilai-nilai yang ingin ditanamkan dan tidak asal melihat hukumannya saja. Secara keseluruhan, McGinnis menganjurkan lebih banyak pujian dibandingkan hukuman. 

Prinsip “menciptakan hasrat untuk bersaing” perlu memperhatikan bahwa persaingan tidak terlalu efektif jika terus-menerus dilakukan karena bisa menciptakan perasaan dimanipulasi, saling menjegal yang menciptakan kompetisi yang tidak sehat. Gunakanlah persaingan untuk memberikan inspirasi dan memacu semangat, bukan hanya media untuk melemparkan kritik. Prinsip “Mengupayakan kerjasama”, kerjasama di ini berarti melakukan sesuatu secara bersama-sama. Kebersamaan membangkitkan motivasi yang luar biasa karena semakin banyak yang ”menemani” maka semakin kuat tekad yang timbul. ptk pkn sd doc
Prinsip ”mengusahakan agar motivasi pembimbing tetap tinggi”, yang dapat dilakukan dengan anjuran: bergaulah dengan orang-orang yang berhasil dan berpikiran positif, awasi gagasan-gagasan yang masuk, manfaatkan sumber informasi, tingkatkanlah kemampuan dan keterampilan anda dengan mengikuti kursus/ seminar, tingkatkan spiritualitas anda. 

6. Indikator Motivasi Belajar
Motivasi merupakan sesuatu yang abstrak, sehingga untuk melihat atau mengukurnya digunakan indikator-indikator tertentu, sehingga keberadaan motivasi dapat diketahui. Menurut Sardiman (2001:81), siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, pada umumnya memiliki ciri-ciri yaitu ketekunan menghadapi tugas belajar, ulet menghadapi kesulitan belajar, minat terhadap suatu tantangan belajar, senang belajar mandiri, ketidakbosanan, kegemaran mencari dan memecahkan masalah dalam belajar.
Motivasi merupakan suatu bentuk dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai tujuannya. Dorongan yang kuat dalam diri seseorang, pada akan ditunjukkan dalam bentuk ketekunannya dalam menghadapi suatu tugas dalam belajar. 
Pekerjaan, termasuk belajar, selalu berkaitan dengan masalah. Motivasi belajar yang tinggi dalam diri seseorang akan ditunjukkan dalam bentuk keuletannya dalam menghadapi suatu masalah belajar, sedangkan motivasi yang rendah akan ditunjukkan dengan semangat dan keuletan yang rendah ketika menghadapi kesulitan belajar .
Minat berkaitan dengan hasrat atau keingin untuk memperhatikan, melakukan, atau bersinggungan dengan suatu hal atau masalah terkait dengan konsep-konsep belajar. Minat dalam bersinggungan dengan konsep-konsep atau masalah belajar merupakan salah satu indikator adanya motivasi.

Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan para ahli, seseorang yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki kecenderungan untuk menyelesaikan masalahnya belajarnya secara mandiri, sehingga hal ini dapat menjadi indikator keberadaan motivasi belajar seseorang.
Kebosanan berkaitan dengan dorongan dalam diri seseorang untuk terus berhubungan dengan suatu hal. Motivasi yang rendah dalam belajar berdampak pada mudahnya rasa bosan muncul ketika seseorang menyelesaikan tugas belajarnya.
Tindakan siswa dalam kegemarannya menyelesaikan permasalahan dalam materi pembelajaran menunjukkan adanya motivasi yang tinggi, dan sebaliknya keengganan mencari dan memecahkan masalah menunjukkan motivasi yang kurang.

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan (Ruslan, 1999: 65). Prestasi dapat pula dimaknai sebagai kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu (Helyas, 2004: 15). Untuk memahami tentang pengertian prestasi belajar, maka perlu juga dipahami tentang makna dari belajar.

Prestasi belajar dapat dimaknai berdasarkan atas makna prestasi dan belajar, sebagai hasil akhir yang dicapai seseorang dalam proses usahanya untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Gunarso (1993: 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar juga dapat dimaknai sebagaimana dikemukakan oleh (Asmara. 2009: 11), sebagai hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:
1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)
3) Faktor kelelahan
b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)
2) Faktor lingkungan sekolah, seperti metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,  suasana pembelajaran, dan tugas rumah. ptk pkn sd pdf
3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Muhibbin Syah (2006: 144) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
b. faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
c. faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan  pembelajaran  materi-materi pelajaran.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:
1) Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh
2) Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan
3) Faktor kelelahan.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
1) Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan
2) Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah
3) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan  pembelajaran  materi-materi pelajaran.

3. Pengukuran Prestasi Belajar
Pengukuran prestasi belajar biasa disebut dengan evaluasi belajar. Evaluasi artinya penilaian terhadap keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Istilah lain untuk menyebut evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif dalam Senjaya (2010: 15) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kata yang sejenis  untuk assessment yakni tes, ujian, dan ulangan.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagi akibat pengalaman proses belajar siswa. Contoh ptk pkn sd kelas 4 lengkap Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususnya ranah rasa murid, sangat sullit karena perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba), oleh karena itu, yang dapat dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah mengambil indikator yaitu cuplikan atau gambaran perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai prestasi belajar siswa baik yang berdimensi cipta, rasa, ataupun karsa. Diantara indikator-indikator prestasi belajar siswa berdasarkan ketiga dimensi tersebut adalah (Senjaya, 2010: 21): (1) Indikator ranah cipta (kognitif), (2) Indikator ranah rasa (afektif), (3) Indikator ranah karsa (psikomotor).

Indikator kognitif dapat diukur dengan menggunakan aspek-aspek yaitu (1) Pengamatan, yang diindikasikan dengan kemampuan  menunjukan, membandingkan, serta menghubungkan, (2) Ingatan, yang diindikasikan dengan kemampuan  menyebutkan dan menunjukan kembali, (3) Pemahaman, yang diindikasikan dengan kemampuan menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri, (4) Penerapan, yang diindikasikan dengan kemampuan memberikan contoh dan mengungkapakan secara tepat, (5) Sintesis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti), yang diindikasikan dengan kemampuan menguraikan dan mengklasifikasikan, (6) Analisis (membuat paduan baru dan utuh), yang diindikasikan dengan kemampuan untuk menghubungkan, menyimpulkan, dan menggeneralisasikan (membuat prinsip baru).
Indikator ini dapat mencakup berbagai hal yaitu (1) Penerimaan, mencakup kemampuan menunjukan sikap menerima dan menolak, (2) Sambutan, mencakup kesediaan berpartisipasi /terlibat dan memanfaatkan, (3) Apresiasi (sikap menghargai), mencakup tindakan  menganggap penting dan bermanfaat, indah dan harmonis, serta mengagumi, (4) Internalisasi (pendalaman), mencakup tindakan mengakui dan meyakini atau mengingkari, (5) Karakterisasi (penghayatan), mencakup kemampuan melambangkan atau meniadakan dan menjelmakan atau berperilaku dalam sehari-hari, (6) Indikator ranah karsa (psikomotor), mencakup keterampilan bergerak dan bertindak, mencakup kemampuan mengkoordinasikan gerakan seluruh anggota tubuh dan kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal, mencakup kemampuan mengucapkan dan membuat mimik serta gerakan jasmani.

C. Tinjauan Tentang PKN
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio – kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945 (Yanuar, 2008: 11).  Berdasarkan pengertian tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai visi yaitu mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengem-bangan kemampuan individu sehingga menjadi warganegara yang cerdas, parti-sipatif, dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya mampu mendukung berkem-bangnya kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang cerdas.
2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan yang memadai, yang memungkinkan untuk berpar-tisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (Ratna, 2007: 14).

Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Kewargane-garaan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah di-tetapkan, yaitu sebagai berikut:
a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewargane-garaan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

D. Penelitian yang Relevan
Heru Setiyawan (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD ... tahun pelajaran 2009/2010. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD ... yang berjumlah 228 siswa. Sampel diambil sebanyak 35 orang siswa dengan teknik Quota Purposive Proportional Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear ganda, uji keberartian regresi linear ganda (uji F) dan uji keberartian koefisien regresi linier ganda (uji t), selain itu dilakukan pula perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Kesimpulan penelitian ini adalah 1) Ada pengaruh positif yang berarti perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Pkn pada siswa kelas IV SD ... tahun pelajaran 2009/2010. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,771 > 2,037. 2) Ada pengaruh positif yang berarti dari motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas IV SD ... tahun pelajaran 2009/2010. Download ptk pkn sd doc

Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,264 > 2,037. 3) Ada pengaruh positif yang berarti perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Pkn siswa kelas IV SD ... tahun pelajaran 2009/2010. Berdasarkan hasil uji keberartian regresi linear ganda (uji F) diketahui bahwa H0 ditolak, karena Fhitung > Ftabel, yaitu 11,298 > 3,295. 4) Variabel perhatian orang tua memberikan sumbangan relatif sebesar 43,2% dan sumbangan efektif 17,9%. Variabel motivasi belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 56,8% dan sumbangan efektif 23,5%. Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel motivasi belajar memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap prestasi belajar PKn dibandingkan variabel perhatian orang tua.

E. Kerangka Pikir Penelitian
Materi belajar PKn pada umumnya sarak dengan hafalan-hafalan yang banyak tidak digemari siswa. Pada saat siswa dituntut untuk menghafal materi yang banyak, siswa merasa jenuh karena harus berkonsentrasi penuh dengan hal-hal yang sebenarnya masih asing bagi siswa. Dalam pembelajaran PKn ketika sampai pada materi hafalan, terkadang logika berfikir kurang dapat difungsikan, sehingga siswa yang memiliki kemampuan hafalan kurang baik menjadi kebingungan, jenuh, atau merasa tidak nyaman dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi mengantuk, malas, dan tidak berminat lagi mengikuti proses pembelajaran yang dianggap berat dan tidak menyenangkan.
Motivasi belajar memiliki peranan penting dalam membangkitkan kembali kemauan, minat, hasrat, atau keinginan belajar siswa. Pemberian motivasi dapat dilakukan dengan memberikan harapan-harapan terhadap apa yang dibutuhkan siswa, memberikan kesenangan dengan memenuhi kebutuhan psikologis siswa, dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga kegiatan belajar tidak lagi menjenuhkan akan tetapi berubah menjadi kegiatan yang penuh semangat dan harapan. 
Pemberan motivasi belajar pada akhirnya diarahkan untuk tercapainya proses belajar yang optimal, sehingga proses transformasi pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan oleh guru menjadi optimal, dan mampu memberikan perubahan tingkah laku yang permanen akibat pertambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa. Dengan demikian, maka peningkatan prestasi belajar PKn siswa diharapkan akan mengalami peningkatan yang signifikan.

F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah “Peningkatan  motivasi belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri I ... semester II tahun pelajaran 2009/2010”

CONTOH PTK PKN SD DENGAN METODE KUALITATIF

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Penentuan Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri I ... Kecamatan ... Kabupaten .... Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah (1) Ditemukannya masalah berupa kurangnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri I ... khususnya dalam bidang studi PKn, (2) Adanya komitmen sekolah dalam meningkatkan daya saing sekolah melalui penyelenggaraan penelitian tindakan kelas, (3)  Dikenalinya kondisi lokasi penelitian oleh peneliti dengan baik, sehingga diharapkan dapat menudukung temuan data-data yang lebih akurat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap (semester II)  tahun pelajaran 2009/2010. 

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu studi sistematis terhadap tindakan pembelajaran di kelas untuk menemukan tindakan terbaik sebagai bentuk perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, melalui penerapan tindakan tertentu (Akhdinirwanto dan Sayogyani, 2010: 141). Tindakan yang dilakukan adalah tindakan-tindakan yang memicu pada meningkatnya motivasi belajar siswa, yang dikemas secara sistematis dan sesuai dengan kondisi siswa. Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur siklus. Contoh ptk pkn kelas IV Prosedur siklus merupakan prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan beberapa tahapan yang sama, dimana pada tahap selanjutnya dilakukan untuk memperbaiki tindakan pada tahap sebelumnya. 
Sementara itu, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan kondisi yang ada sesuai dengan realita yang ada secara rinci dan ilmiah dengan analisis tekstual (non matematis)  (Akhdinirwanto dan Sayogyani, 2010: 87).

C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri I ... tahun pelajaran 2009/2010 sebagai pihak yang dikenai tindakan yaitu proses pemberian motivasi belajar dalam pembelajaran PKn.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan)
Pengamatan dilakukan peneliti untuk merekam kondisi-kondisi yang terjadi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.  Hal hal yang diamati adalah mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, refleksi, kondisi peserta didik dan guru saat pelaksanaan, respon-respon peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, kendala-kendala yang muncul, dan bagaimana guru melakukan solusi terhadap permasalahan yang muncul. 
2. Dokumentasi
Observasi dokumentasi dilakukan dengan menggali informasi tentang dokumen-dokumen perencanaan, rekaman kegiatan pelaksanan, catatan-catatan refleksi, kondisi sekolah, peserta didik, dan guru berdasarkan dokumen-dokumen yang sudah ada, yaitu dokumen profil sekolah, data program pembelajaran, hasil belajar siswa sebelum pelaksanaan penelitian, dan data siswa.
3. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa selama pelaksanaan lessson study. Hasil tes belajar siswa akan menjadi data untuk analisis peningkatan prestasi belajar siswa.
4. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan kegiatan Tanya jawab yang dilakukan dengan cara memberikan kesempatan seluas-luasnya pada responden untuk memberikan informasi secara mengembang. Wawancara mendalam dilakukan pada siswa dan  tim observasi.

E. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan kesesuaian data dengan tujuan dan fakta-fakta penelitian. Dalam penelitian kualitatif, untuk mengukur keabsahan data digunakan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
1. Triangulasi data 
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
2. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data.
3. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.
4. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi.

F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif, dimana data yang dihimpun disusun secara sistematis kemudian diinterprestasikan dan dianalisis sehingga dapat menjelaskan pengertian dan pemahaman tentang gejala yang diteliti. Pada penelitian ini menggunakan metode analisis model interaktif, dengan empat komponen pokok dalam proses analisis data, yaitu (Miles dan Huberman, 2007: 65) :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokuskan, penyederhanaan dan abstraktsi data kasar yang ada dalam suatu catatan khusus  (field note). ptk pkn sd doc Dengan melakukan reduksi, data dapat disederhanakan dan ditransformasikan melalui seleksi ketat, ringkasan serta penggolongan satu pola.
2. Sajian Data
Adalah rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset yang dilakukan sehingga peneliti akan mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan / verifikasi
Dari awal pengumpulan data peneliti perlu mengerti apa arti hal-hal yang ditelitinya dengan cara pencatatan, pola-pola, pernyataan konfigurasi yang mapan dan arahan sebab akibat sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan.

G. Indikator Kinerja
Indikator  kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya motivasi beajar PKn dan meningkatnya prestasi belajar PKn siswa kelas IV Semester II SD Negeri I ....

H. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah dengan prosedur siklus yang dilakukan dengan dua siklus, yang setiap siklusnya dilakukan melalui tahap identifikasi dan perumusan masalah, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, yaitu: 
1. Perencanaan tindakan (planning) 
Perencanaan tindakan dilakukan dengan membuat daftar langkah-langkah pelaksanaan proses pemberian motivasi dengan tujuan yang mengarah pada penyelesaian masalah pembelajaran siswa.
2. Pelaksanaan tindakan (action)
Pelaksanan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah ditetapkan dalam setiap siklus, yaitu melaksanakan langkah-langkah pemberian motivasi belajar pada siwa, melaksanaakan test untuk pengukuran hasil belajar (assessment), dan melakukan perbaikan-perbaikan pelaksanaan pemberian motivasi belajar dalam siklus berikutnya.
3. Pengamatan (observasi) 
Tujuan dari observasi adalah untuk mengetahui dan mencatat kondisi-kondisi yang ada disaat penelitian serta hasil dari pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan terkait dengan respon siswa dalam tindakan pemberian motivasi belajar, cara guru dalam memberi motivasi belajar, tingkat keaktivan siswa, kendala-kendala yang dialami guru dan siswa, dan dampak-dampak yang ditimbulkan selama pelaksanaan motivasi belajar. ptk pkn sd pdf

4. Refleksi tindakan Refleksi 
Refleksi dilakukan dengan menghilangkan elemen yang tidak diperlukan atau merugikan penelitian, serta untuk mempertahankan sisi positif yang mempengaruhi hasil penelitian. Refleksi dilakukan terkait dengan langkah-langkah pelaksanaan pemberian motivasi belajar, aspek-aspek yang perlu dipertahankan dan dikurangi atau dihilangkan sehingga kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru dapat terpecahkan, serta terkait dengan  bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Hasil refleksi siklus I akan menjadi bahan perencanaan pada siklus berikutnya, sedangkan hasil refleksi dalam siklus II sebagai siklus terakhir menjadi bahan untuk penarikan kesimpulan. 

Gambar 3.1. Diagram Rancangan Penelitian

CONTOH LAPORAN PROPOSAL PTK PKN KELAS IV SD 

DAFTAR PUSTAKA

Arya Wicaksono. 2010. Strategi Membangkitkan Motivasi Belajar Anak Tingkat Pendidikan Dasar. Jurnal Educationist No III Vol II, Edisi November 2010. ISBN 4345-2565
DePorter, Bobby. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang Kelas. Jakarta: kaifa
Enco Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
H.A. Syamsudin Makmun. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Henderson, William. 2002. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Terjemahan Arif Rahman. Jakarta: Gramedia
Ign. Masidjo. 2005. Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Kanisius
M. Alisuf Sabri, 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Miels, Murder, 1986. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1986. 
Ngalm Purwanto, 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya
Peter Salim dan Yenny Salim, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern English
Sardiman A.M, 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali, 2005
Suharsimi Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
S. Nasution, 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Syaiful Sagala, 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Umam, Kaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Setia
Yudhi Munadi. 2010. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan. Jakarta: Gaung Persada

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya CONTOH LENGKAP PTK PKN KELAS IV SD

download ptk pkn sd kelas 6 lengkap, contoh ptk pkn sd kelas 6 lengkap, rpp ptk sd kelas 3, contoh proposal ptk pkn sd kelas 1, proposal ptk sd kelas 3 bahasa indonesia, contoh proposal ptk pkn sd kelas 5, ptk pkn kelas 1 sd,  ptk pkn sd kelas 6 doc, download ptk sd word, ptk pkn sd kelas 6 doc, ptk kelas 1 sd kurikulum 2013 doc, ptk kelas 1 sd lengkap, ptk pkn kelas 1 sd kurikulum 2013, ptk sd kelas 3 kurikulum 2013.