Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

CONTOH PTK MATEMATIKA KELAS VIII METODE PQ4R

CONTOH PTK MATEMATIKA KELAS VIII METODE PQ4R-Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (clasroom action research) pada peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 .... Dari hasil observasi secara langsung di kelas VIII-F melalui prasiklus dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran matematika belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah, artinya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar yang belum optimal, artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Subyek penelitian ini adalah kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... yang jumlahnya 35 peserta didik. Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan menggunakan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga, dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif serta hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II.  PTK Matematika SMP Kelas 8

Pada tahap prasiklus, keaktifan belajar peserta didik mempunyai persentase 23,2 % dan rata-rata tes akhir 48,8. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan keaktifan belajar peserta didik meningkat menjadi 55,83% dan rata-rata tes akhir 66. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus II keaktifan belajar peserta didik mengalami peningkatan menjadi 80 % dan rata-rata tes akhir peserta didik adalah 83,6. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga. Dengan strategi elaborasi PQ4R dalam pembelajaran matematika materi perbandingan.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MATEMATIKA SMP yang diberi judul PENERAPAN STRATEGI ELABORASI PQ4R DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN PADA KELAS VIII SMP ". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SMP KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK SMP 062).

DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMP KURTILAS (KURIKULUM 2013)

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Konsep perbandingan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dari konsep unsur, keliling maupun luasnya. Konsep tentang unsur perbandingan harus dipelajari terlebih dahulu sebagai syarat mempelajari konsep keliling dan luas perbandingan.
Pembelajaran materi perbandingan akan lebih mudah jika pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran aktif. Hakikat metode pembelajaran aktif adalah untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang akan dipelajarinya. Peserta didik disuruh menemukan sendiri konsep-konsep perbandingan. Penemuan konsep itu dapat dilakukan dengan belajar mandiri dan melakukannya dengan tahap¬tahap pembelajaran. 

Akan tetapi, pembelajaran matematika materi perbandingan di kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... masih menggunakan pembelajaran satu arah yaitu pembelajaran hanya terpusat pada guru, peserta didik hanya pasif mendengarkan dan menulis dari apa yang telah diberikan oleh guru. Keadaan tersebut membuat aktivitas dan hasil belajar peserta didik masih rendah. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas kesulitan-kesulitan masih dialami oleh peserta didik. Keadaan ini ditandai dengan masih rendahnya tingkat ketuntasan peserta didik dalam materi pokok perbandingan. Hal ini dikarenakan peserta didik masih sering lupa dalam mengingat konsep-konsep perbandingan dan unsur-unsurnya. Apalagi kalau sudah diterapkan dalam menghitung keliling dan luas perbandingan. Peserta didik sering lupa dalam menentukan rumus yang akan digunakan dalam mengerjakan soal dan ada juga yang masih bingung dalam penggunaan perbandingan, kebiasaan belajar peserta didik yang salah, guru masih menggunakan metode konvensional serta masih bersifat abstrak dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak berani bertanya jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan tidak berani maju ketika ada kesempatan untuk mengerjakan soal di depan kelas, kebanyakan peserta didik masih bersikap pasif dan belum terlalu jelas dalam pembelajaran dan jika ditanya ada yang belum paham tidak ada yang menjawab. Keadaan tersebut membuat guru tidak terlalu tahu sejauh mana peserta didik telah memahami konsep yang telah diajarkan. Kondisi seperti itulah yang dialami oleh kelas VIII-F SMP Negeri 1 ..., sehingga masih ada peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 60,5 contoh ptk matematika smp kurikulum 2013

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menawarkan solusi pembelajaran aktif yaitu dengan melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Elaborasi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dengan Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan pada Kelas VIII-F SMP Negeri 1 .... Melalui tahap pembelajaran PQ4R, peserta didik dapat belajar mandiri menemukan konsep setiap materi yang diajarkan. Stategi elaborasi PQ4R merupakan strategi permbelajaran yang melalui tahap-tahap yang menuntut anak belajar aktif dan menuntut anak berani berbicara, konsep dan rumus didapat tidak secara instan didapat dari guru. Karena konsep diperoleh peserta didik dari hasil kerja sendiri, maka konsep¬konsep tersebut mudah tertanam pada ingatan, kebiasaan peserta didik menghafal sudah mulai dapat ditinggalkan. Untuk mengatasi keabstrakan dalam pembelajaran, digunakan alat peraga dalam penerapan strategi elaborasi PQ4R. Dengan penelitian tersebut, peserta didik diharapkan dapat memberanikan diri untuk mengemukakan pendapat, mencurahkan hasil pemikiran dan belajar mandiri, sehingga aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan.

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah yang terdapat dalam penelitian ini.
1. Penerapan
Menurut kamus besar Indonesia, menerangkan bahwa, penerapan adalah suatu proses menerapkan (hal mempraktikkan). Hal ini merupakan suatu tindakan untuk mempengaruhi tindakan pembelajaran di kelas.
2. Strategi elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi ini membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang, melalui penciptaan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui.
3. PQ4R
PQ4R merupakan bentuk strategi elaborasi, yang merupakan kepanjangan dari Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (beranya), Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya jawab sendiri) dan Review (mengulang secara menyeluruh).

4. Alat peraga
Alat peraga merupakan alat yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran agar lebih mudah dipahami peserta didik sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga perbandingan.Alat peraga dalam penerapan strategi elaborasi PQ4R pada materi pokok perbandingan digunakan untuk mengetahui dan memahami unsur
perbandingan serta menemukan rumus keliling dan luas perbandingan sehingga terjadi pembelajaran aktif pada peserta didik sehingga berdampak meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
5. Meningkatkan aktivitas peserta didik
Meningkatkan aktivitas peserta didik yang dimaksud di sini adalah suatu proses dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang dapat dilihat dari perubahan sikap peserta didik dalam ikut serta dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Perubahan sikap peserta didik dalam pembelajaran ini peserta didik aktif dalam mengungkapkan pendapat, mampu menyimpulkan materi dan aktif berkomunikasi dengan guru maupun dengan sesama peserta didik.

6. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari proses mengajar guru dan belajar peserta didik. contoh ptk matematika smp kurikulum 2013 Hasil belajar meliputi tiga aspek, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian kali ini hasil belajar hanya dilihat dari aspek kognitif yang diperoleh peserta didik kelas VIII-F tahun pelajaran 2016/2017 SMP Negeri 1 ... setelah mempelajari unsur, keliling dan luas perbandingan.
7. Perbandingan
Perbandingan adalah lokus dari suatu titik yang bergerak pada suatu bidang sedemikian rupa sehingga titik tersebut memiliki jarak yang sama dari suatu titik tertentu di bidang tersebut. Perbandingan merupakan materi yang ada pada akelas VIII SMP/MTs, dengan Standar Kompetensi menentukan unsur, bagian perbandingan serta ukurannya, dan Kompetensi Dasar menentukan unsur dan bagian-bagian perbandingan serta menghitung keliling dan luasnya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana penerapan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga pada peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... dalam proses pembelajaran materi pokok perbandingan tahun pelajaran 2016/2017?
2. Apakah dengan strategi pembelajaran elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... dalam materi pokok perbandingan tahun pelajaran 2016/2017?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga pada materi perbandingan pada peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga, aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2016/2017 pada materi perbandingan dapat ditingkatkan atau tidak.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 
1. Bagi peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ...
a. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran matematika dapat ditingkatkan.
b. Hasil belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri 1 ... pada materi perbandingan dapat ditingkatkan.
c. Kompetensi peserta didik dalam materi perbandingan dapat dicapai.
d. Strategi pembelajaran elaborasi jenis PQ4R dapat diterapkan dalam pembelajaran materi perbandingan.
e. Sebagai paradigma baru peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar tidak merasa jenuh dan lebih mudah dalam memahami materi.
2. Bagi pihak guru SMP Negeri 1 ...
a. Sebagai paradigma baru dalam mengajar materi perbandingan.
b. Mengetahui secara tepat dan lebih menghayati strategi pembelajaran elaborasi jenis PQ4R sehingga hasil belajar materi perbandingan dapat ditingkatkan.
c. Adanya inovasi proses pembelajaran dari dan oleh guru.

3. Bagi pihak sekolah SMP Negeri 1 ...
a. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik diharapkan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAS dalam pelajaran matematika.
b. Sekolah mendapat masukan tentang cara penelitian tindakan kelas.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan memajukan program sekolah pada umumnya.
4. Bagi peneliti sendiri
a. Peneliti memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada.
b. Dari hasil penelitian, peneliti mendapat pengalaman baru tentang pembelajaran yang menggunakan strategi elaborasi PQ4R dalam pembelajaran.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SMP DENGAN METODE PQ4R TERBARU

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Mengenai definisi belajar itu sendiri, Mustaqim dalam bukunya menyebutkan definisi belajar menurut beberapa pakar pendidikan yaitu:
1) Menurut Gagne: Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
2) Menurut Travers: Belajar adalah proses menghasilkan penyesesuaian tingkah laku.
3) Menurut Cronbach: Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman).

Di dalam bukunya, Wasty sumanto menyebutkan bahwa, belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil, oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun teori belajar yang mendukung penelitian ini adalah: 
1) Teori belajar Konstrukstivistik
Teori konstruktivistik menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan menginformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Download PTK Lengkap Mapel matematika smp kelas 8
Menurut teori kontruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik sadar dan secara sadar mengguanakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi anak tangga peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

2) Teori belajar Brunner
Model pembelajaran yang dikenal dalam teori Brunner adalah belajar penemuan. Brunner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya. Menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

b. Pembelajaran Matematika
Di dalam skripsi Ifa Luthfia yang mengutip dari buku Amin Suyitno, menyebutkan bahwa Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.

Jadi pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari matematika.
1) Tujuan pembelajaran matematika
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang pesat baik meteri maupun kegunaannya. Mata pelajaran matematika berfungsi melambangkan kemampuan komunikasi dengan menggambarkan bilangan-bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat memberi kejelasan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan dari pembelajaran matematika adalah:
a) Mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola pikir dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang.
b) Mempersiapkan peserta didik menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Dari uraian di atas jelas bahwa kehidupan dunia ini akan terus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi/ oleh karena itu peserta didik harus memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Dengan demikian, maka seorang guru harus terus mengikuti perkembangan matematika dan selalu berusaha agar kreatif dalam pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat membawa peserta didik ke arah yang diinginkan.

Melatih cara berfikir dan bernalar dalam pembelajaran matematika sangatlah penting. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjadi bahwa “salah satu karakteristik matematika adalah berpola pikir deduktif yang merupakan salah satu tujuan yang bersifat formal, yang memberi tekanan kepada penataan nalar.” Meskipun pola pikir ini penting, namun dalam pembelajaran matematika terutama pada jenjang SD dan SLTP masih diperlukan pola pikir deduktif, sedangkan jenjang sekolah menengah penggunaan pola pikir induktif dalam penyajian suatu topik sudah semakin dikurangi. Di samping cara berpikir, dalam proses pembelajaran peserta didik juga dilatih untuk mengembangkan kreatifitasnya melalui imajinasi dan intuisi. Setiap peserta didik punya kemampuan yang berbeda-beda dalam memandang suatu permasalahn yang dikembangkan, inilah yang disebut dengan pemikiran divergen yang perlu terus dikembangkan.

2) Teori pembelajaran matematika
Berikut ini akan dibahas teori belajar yang sering disebut pada pembelajaran matematika:
a) Teori belajar Gagne
Menurut teori konsruktivis, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.
Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan kondisi eksternal dalam suatu pembelajaran, agar peserta memperoleh hasil belajar yang diinginkan. Download ptk matematika smp Dengan demikian, sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori peserta didik yang sesuai agar informasi informasi yang baru dapat dipahaminya.

Pada penelitian kali ini, subjek penelitian yaitu peserta didik masih sering melaksanakan pembelajaran berpusat, yang aktif dalam pembelajaran adalah guru. Untuk memperhatikan atau menata pembelajaran yaitu dengan cara mengaktifkan memori peserta didik yang sesuai agar informasi informasi yang baru dapat dipahaminya. Karena dalam teori Gagne’ sendiri mempunyai lima ragam belajar, Penerapan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga mengacu kepada ragam informasi verbal dan siasat kognitif. Karena dalam penerapannya peneliti mengajak peserta didik untuk menginformasikan dengan kata-kata apa yang sudah dipelajari yaitu dengan menjawab pertanyaan yang dibuat dan membuat sendiri ringkasan-ringkasan untuk mempermudah peserta didik dalam mengingat materi yang sudah dipelajari.

b) Teori Belajar Dienes
Zoltan P. Dienes adalah seorang guru matematika yang telah mengembangkan minatnya dan pengalamannya dalam matematika. Ia telah mengembangkan sistem pengajaran matematika dan berusaha agar pengajaran matematika menjadi lebih menarik serta lebih mudah untuk dipelajari. Dasar teorinya sebagian didasarkan atas teori peaget. Dienes memandang matematika sebagai pelajaran struktur, relasi¬relasi dalam struktur, dan mengklasifikasi relasi-relasi antar struktur. Ia percaya bahwa setiap konsep matematika akan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik apabila disajikan dalam bentuk konkret dan beragam. Menurur Dienes, agar anak bisa memahami konsep-konsep matematika dengan mengerti maka harusah diajarkan secara berurutan mulai dari konsep murni, konsep notasi, dan berakhir dengan konsep terapan. Konsep murni matematika adalah ide-ide matematika mengenai mengelompokkan bilangan dan relasi antara bilangan-bilangan. Konsep notasi matematika adalah sifat-sifat bilangan sebagai akibat langsung dari cara bilangan itu disajikan. Konsep terapan matematika adalah penggunaan konsep murni dan konsep notasi matematika untuk memecahkan masalah matematika.

c. Aktivitas belajar
Guru memegang peranan penting terhadap proses belajar peserta didik melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan peserta didik, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif.
Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar peserta didik. Sebab segala keaktifan peserta didik dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasatya mengemukakan bahwa “proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para peserta didik. Selanjutnya tingkat keaktifan belajar peserta didik dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri”.

d. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak (peserta didik) setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif mantap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Belajar mempunyai tujuan, sehingga untuk mengukur ketercapaian tujuan tersebut perlu diadakan penilaian hasil belajar. Cara penilaian bisa dengan testing, menyuruh melakukan tugas tertentu, menyuruh membuat karangan, menyuruh memproduksi hal yang telah dipelajari, ada dengan jalan (menurut istilah yang sering dipakai) memberikan ulangan.

2. Strategi Elaborasi PQ4R
Arends menyatakan bahwa : elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karenanya membuat pengkodean akan memberikan kemudahan dan lebih memberikan kepastian. Dengan menggunakan strategi elaborasi akan lebih memungkinkan membantu pembelajar dalam pemindahan informasi baru dari memori jangka panjang dengan pengkodean atau dengan perincian informasi.
PQ4R merupakan salah satu trategi pembelajaran elaborasi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan perincian. Sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi ini digunakan untuk membantu peserta didik mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan membaca materi di dalam buku pelajaran. Arends mengatakan bahwa strategi¬strategi belajar merujuk kepada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan peserta didik yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk ingatan dan proses metakognitif. Melalui strategi pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review ( PQ4R ) ini diharapkan peserta didik dapat memahami konsep dari suatu materi pelajaran.

Strategi ini digunakan untuk membantu peserta didik mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan membaca materi di dalam buku pelajaran.
Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu pembelajaran. Download ptk matematika smp kelas 8 pdf Dengan ketrampilan membaca itu, setiap memasuki daerah keilmuan dengan penuh pesona dan mengembangkan ketrampilan guna mencapai sukses dalam hidup.
Arends mengatakan bahwa strategi-strategi belajar merujuk kepada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan peserta didik yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk ingatan dan proses metakognitif. Nama lain untuk strategi belajar adalah strategi kognitif.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R adalah:
a. Preview (membaca selintas dengan cepat) adalah tugas membaca dengan cepat dengan memperhatikan judul-judul dan topik utama, baca tujuan umum dan rangkuman dan rumuskan isi bacaan tersebut membahas tentang apa;
b. Question (bertanya) adalah memahami topik dan judul utama dengan mengajukan pertanyaan ada bacaan yang telah dibaca kemudian mencoba menjawab sendiri;
c. Read (membaca) adalah tugas membaca bahan bacaan secara cermat dengan mengecek jawaban dari pertanyaan yang dilakukan pada langkah kedua;
d. Reflect (refleksi) adalah melakukan refleksi sambil membaca dengan cara menciptakan gambaran visual dari bacaan dan menghubungkan informasi baru di dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui;
e. Recite (tanya jawab sendiri) adalah melakukan resitasi dengan menjawab dengan suara keras pertanyaan yang diajukan tanpa membuka buku;
f. Review (mengulang secara menyeluruh) adalah langkah untuk mengulang kembali seluruh bacaan, baca ulang bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.46
Tabel 2.1
Langkah-langkah pemodelan pembelajaran dengan penerapan strategi Preview, Question, Recite, Read, Reflect, Review( PQ4R)

3. Alat peraga
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangatlah penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan alat peraga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien, karena dengan adanya alat peraga materi atau bahan akan lebih mudah dipahami. Pentingnya alat peraga dalam proses belajar mengajar dan beberapa prinsip bagaimana guru menggunakan alat peraga akan akan diuraikan di bawah ini:
a. Fungsi peraga
Ada enam fungsi pokok alat peraga dalam proses belajar-mengajar.
1) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif.
2) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
3) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
4) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.

5) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
6) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat peserta didik, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
b. Belajar dan keperagaan
Upaya pembaharuan di dalam pendidikan lebih ditekankan kepada proses belajar mengajar, di samping menata kembali arah dan tujuan pendidikan itu sendiri. Masalah proses belajar mengajar kalau dahulu lebih ditekankan melalui bentuk kata-kata sehingga menjurus ke arah verbalitas, kemudian orang mulai berpikir ke arah diperlukannya alat bantu yang bersifat audio visual. Pelajaran yang didapat hanya dalam kata-kata sulit untuk dibayangkan, apalagi kalau tidak berhubungan sama sekali dengan pengalaman sebelumnya. Sebaliknya pelajaran yang dapat dilihat secara langsung akan lebih mudah diterima dan diingat oleh peserta didik.
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah model alat peraga perbandingan yang terbuat dari kertas karton yang digunakan untuk memperagakan unsur-unsur perbandingan, mencari konsep keliling dan luas perbandingan. Sebelum alat peraga dibuat dibuat desain terlebih dahulu supaya dapat diperkirakan berapa banyak bahan yang dibutuhkan.

Pada penelitian ini, alat peraga diperagakan peserta didik dalam kelas dengan teman sebangku. Peserta didik dianjurkan berdiskusi dengan sebangku dalam penerapan strategi elaborasi PQ4R untuk bisa saling berdiskusi dan adu argumen sehingga dapat membiasakan belajar mandiri meskipun masih dengan bimbingan guru.
4. Implementasi strategi elaborasi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) dengan menggunakan alat peraga pada materi.
a. Preview
Guru menyuruh peserta didik melakukan preview dengan membaca sekilas materi yang akan dipelajari pada buku paket masing¬masing dan melihat alat peraga yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran unsur perbandingan membaca sub materi unsur-unsur perbandingan, pembelajaran keliling membaca sub bab keliling perbandingan dan pembelajaran luas perbandingan membaca sub bab luas perbandingan.
b. Question
Guru menyuruh peserta didik membuat pertanyaan tentang unsur-unsur perbandingan pada pembalajaran unsur perbandingan, tentang keliling perbandingan pada pembelajaran keliling perbandingan dan tentang luas perbandingan pada pembelajaran luas perbandingan, dari tahap preview yang telah dilakukan.
c. Read dan Reflect
Pada tahap read dan reflect, peserta didik membaca secara cermat dan menerapkannya pada alat peraga. Dalam mencari unsur¬unsur perbandingan untuk menjawab pertanyaan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya dengan mengacu pada lembar kerja (LK) yang telah disediakan oleh peneliti.

Pada pembelajaran unsur perbandingan peseta didik menulis macam-macam unsur perbandingan dan menggambar sesuaikebutuhan masing-masing. Pada pembelajaran keliling perbandingan peserta didik menulis rumus keliling perbandingan beserta keterangannya, dan pada pembelajaran luas perbandingan juga menulis rumur luas perbandingan beserta keterangannya.
d. Review
Pada tahap review, perwakilan peserta didik membacakan intisari unsur perbandingan atau hasil apa yang telah didapat selama pelajari yang telah dibuat.
Setelah langkah langkah itu dilakukan peserta guru memberikan latihan-latihan soal kepada peserta didik untuk dilakukan pendalaman materi.
B. Kajian Terdahulu
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian terdahulu dan untuk menghindari pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan, maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang sudah ada. Ada beberapa bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan.  Download ptk matematika smp word
Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi akan penulis susun. Beberapa penelitian yang teruji keshahihannya antara lain:
1. Penelitian Yuni Wijayanti 2016, dengan judul skripsi “Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Strategi Konsep Mapping dan Strategi Preview Question Read Reflect Recite Review (PQ4R) terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Himpunan” Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan himpunan antara peserta didik yang menggunakan strategi Concept Mapping dan strategi Preview, Questions, Read, Reflect, Recit, Review (PQ4R) dalam pembelajaran matematika. Penelitian Yuni Wijayanti 2016, menghasilkan kesimpulan bahwa, pembelajaran matematika dengan strategi Concept Mapping lebih effektif daripada pembelajaran menggunakan Strategi PQ4R (Preview, Question, Recite, Read, Reflect, Review).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Y Ulung Anggraito, M.Si, Ir. Tuti Wianti, M. Biomed, Agus Winarno, S.Pd, dan Sri Nuresmi, S.Pd Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2003 yang berjudul “Peningkatan Kualitas Peserta didik Tuntas Belajar Melalui Penggunaan Strategi Belajar Metode PQ4R dalam Pembelajaran Biologi di SLTP Negeri 1 Semarang” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PQ4R dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar biologi.

3. “Penerapan Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review) dalam Model Pengajaran Langsung pada Sub Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Peserta didik Kelas X- 1 Semester Ganjil SMA Negeri 1 Arosbaya-Bangkalan Tahun Ajaran 2006/2007” Ridhayati, 030210101060; 2007; Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain peserta didik menyukai penerapan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review) dalam model pengajaran langsung, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya respon positif dari peserta didik, walaupun masih ada peserta didik yang kurang aktif. Dari hasil wawancara dan hasil tes dapat diketahui kesulitan dalam mengerjakan soal persamaan kuadrat, yaitu karena peserta didik kurang memahami persoalan dan peserta didik jarang mengerjakan soal-soal latihan. Ketuntasan belajar terjadi pada siklus I, dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 88,1%. Penerapan strategi PQ4R dalam model pengajaran langsung dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang mampu mengundang peran aktif peserta didik dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

C. Kerangka Berpikir
Peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... mempunyai kualitas yang cukup baik dalam pelajaran matematika khususnya materi perbandingan. Namun berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika kelas VIII-F, peserta didik kesulitan dalam mempelajari perbandingan, terutama dalam menggunakan rumus. Di samping itu juga peserta didik tidak aktif dalam proses pembelajaran. Mereka hanya mendengarkan dan menulis apa yang guru sampaikan. Sehingga masih ada peserta didik yang mendapat nilai yang berada jauh di bawah KKM, ada sebagian lagi yang hampir mendekati KKM, hanya 75% diperkirakan bisa mencapai KKM. Aktivitas dan hasil belajar belum ada peningkatan. Dari keadaan tersebut ternyata anak masih bingung dalam memahami konsep perbandingan, anak masih bingung dalam menerapkan rumus dalam menyelesaikan suatu soal. Untuk itu, timbullah suatu masalah yang harus segera diselesaikan. Pertama pakai cara apa guru membantu peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah terebut, kedua bagaimana cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi perbandingan peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... tahum pelajaran 2016/2017.

Aktivitas dan hasil belajar para peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... tahum pelajaran 2016/2017 memungkinkan untuk ditingkatkan. Sesuai dengan teori Brunner, bahwa belajar dengan menemukan konsep akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna, teori Dienes yang menyarankan untuk menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran dan teori Gagne serta teori teori kontruktivis yang mengarahkan untuk dalam pembelajaran peserta didik diminta untuk membangun pengetahuan sendiri yaitu dengan membuat pertanyaan sendiri, kemudian mencari jawabannya sendiri dan membuat ringkasan materi sendiri.
Karena itu, secara kolaboratif peneliti dan guru kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... Dukuh Mulyo bersepakat untuk menerapkan strategi elaborasi PQ4R, untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan aktivitas belajarnya, khususnya dalam materi perbandingan.
D. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan penerapan strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2016/2017 pada materi perbandingan dapat ditingkatkan.

CONTOH LAPORAN PROPOSAL PTK MATEMATIKA SMP KELAS VIII

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian kali ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas sudah sepuluh tahun lebih ramai dibicarakan di dalam dunia pendidikan. Penelitian tindakan kelas dalam istilah bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik. Penelitian tindakan kelas dilakukan peneliti tanpa mengubah situasi rutin, jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan penelitian beberapa kali, tidak menimbulkan kerepotan bagi kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran madrasah. Guru mata pelajaran masih tetap mengajar seperti biasa, peneliti hanya sebagai pengamat dan mencatat kendala dan keberhasilan yang telah dicapai. Ketika indikator keberhasilan yang telah dibuat sudah tercapai maka siklus penelitian tindakan kelas dihentikan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2016/2017. Mata pelajarannya adalah Matematika pada materi perbandingan. Jumlah peserta didik kelas VIII-F sebanyak 35 anak.
Tabel 3.1
DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS VIII-F

C. Pelaksana dan Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang dikerjakan bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan guru kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... yaitu ..........., S.Pd
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitiannya di Kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... Jln. ... 
2. Waktu
Waktu penelitian dimulai bulan November 2016 pada Semester I (Ganjil), mulai tanggal 8 November 2016 sampai dengan 29 Desember 2016. Download PTK Matematika SMP
Tabel 3.2
JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

E. Rencana Penelitian
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap seperti skema di bawah ini. 
Planning Acting Observing Reflecting
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar  3.1
Bagan PTK

Tahap 1: Planning ( menyusun rancangan/rencana tindakan).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan itu dilakuakan.
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang dilaksanakan bentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana harus melakukan kesepakatan antara keduanya. Dikarenakan pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis dan dapat dikelola dengan mudah.

Tahap 2: Acting ( pelaksaan tindakan)
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, di mana pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron dengan maksud semula.
Ketika mengajukan laporan penelitiannya, peneliti tidak melaporkan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.
Tahap 3: Observing ( pengamatan)
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan dilakukan. Jadi, keduanya dilakukan dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru itu melaksanakan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.

Tahap 4: Reflecting ( refleksi)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Pada tahap ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari peneiltian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. ptk matematika smp terbaru Dengan kata lain guru melakukan evaluasi diri. Jika penelitian tindakan dilakukan beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti penyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan dilanjutkan dalam kesempatan lain.
Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru dilaksanakan dalam siklus, guru pelaksana (bersama peneliti pengamat) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Apakah guru tersebut akan mengulangi kesuksesan untuk meyakinkan atau menguatkan hasil, atau akan memperbaiki langkah terhadap hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama? Hasil keputusan tersebut dijadikan rancangan untuk tindakan siklus kedua. Setelah merancang untuk siklus kedua, guru dapat melanjutkan ke tahap 2, 3, dan 4 seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Setelah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan ke siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya.

F. Rencana Penelitian
Pra siklus
Sebelum melaksanakan penelitian peneliti melaksanakan wawancara kepada guru matematika kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... untuk mendapatkan informasi tentang keadaan pembelajaran di kelas tersebut, baik dari segi aktivitas peserta didik di kelas dan hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik. Peneliti sebelumnya juga melaksanakan pengamatan tentang proses pembelajaran di kelas tersebut.
Dalam penelitian tindakan kelas diperlukan lebih dari satu siklus. Karena siklus-siklus dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan, maka peneliti dalam melakukan penelitian materi perbandingan menggunakan dua siklus masing-masing siklus melalui empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus dilakukan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Sebagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan
a. Menyiapkan rencana pengajaran.
b. Menentukan kolaborasi.
c. Merancang pembelajaran dengan srtategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga.
d. Menyiapkan Lembar Kerja (LK).
e. Menyiapkan alat peraga.
f. Menyusun lembar observasi baik untuk peserta didik atau guru.

2. Tindakan
a. Peneliti memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran elaborasi jenis PQ4R dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan. Guru mitra bertindak sebagai pengamat.
b. Peneliti menginformasikan kepada peserta didik bagaimana menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memperhatikan apa isi bacaan. Guru mitra bertindak sebagai pengamat dan pencatat.
c. Peneliti memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan.
d. Guru menyuruh peserta didik untuk mencari jawaban yang telah dibuat sebelumnya.
e. Peserta didik diharapkan bisa menggunakan apa yang telah didapat dalam membaca dengan menerapkannya dalam mengerjakan soal-soal latihan.
f. Guru menyuruh peserta didik untuk membuat inti sari dari materi yang telah dipelajari.
g. Guru menyuruh peserta didik untuk membaca kembali inti sari yang telah dibuat masing-masing.
h. Sebagai review, guru memberikan soal-soal kepada peserta didik untuk dikerjakan dan kumpulkan dan kalau belum begitu matang tentang penguasaan materi maka peserta didik diberi tugas rumah.
i. Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja peserta didik.

3. Pengamatan
a. Guru mitra (sebagai pengamat) mengamati aktivitas peserta didik dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b. Secara kolaboratif-partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
c. Mengamati aktivitas peserta didik saat proses pembelajaran.
d. Mengamati aktivitas peserta didik saat memaparkan hasil pemikirannya dalam memaparkan inti sari yang telah dibuat.
e. Pengamatan partisipasif dalam memeriksa hasil latihan soal setelah peserta didik diberi tugas rumah individual.
f. Mengamati/mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya kepada guru, atau berani mengerjakan tugas di papan tulis.
4. Refleksi
a. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran strategi elaborasi jenis PQ4R pada siklus I, termasuk kemungkinan memperbaiki rencana kegiatan selanjutnya. contoh ptk matematika smp kurikulum 2013
b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
Siklus II
Sebagaimana siklus I, pada prinsipnya semua kegiatan siklus II mirip dengan kegiatan pada siklus I. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.
a. Tahapannya tetap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
b. Materi pelajaran berkelanjutan.
c. Diharapkan, efektivitas peserta didik harus lebih tinggi daripada pada siklus I.
d. Di akhir kegiatan/siklus, guru memberikan tes formatif yang juga bercirikan kontekstual, sesuai dengan materi pokok yang diberikan yakni: meggunakan perbandingan dalam suatu masalah.
e. Diharapkan, di akhir siklus ke-2 ini, tujuan penelitian tercapai yaitu tercapainya KKM 75%.

G. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain-lain. Dalam menggunakan metode dokumentasi peneliti memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/munculvariabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan chek atau tally di tempat yang sesuai.60
Dokumentasi yang dikumpulkan dalan penelitian ini adalah daftar nama peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... Dukuh Mulyo Pati tahun pelajaran 2016/2017 yang dijadikan subjek penelitian, daftar nilai ulangan matematika materi perbandingan tahun pelajaran 2016/2017 sebagai bahan pembandingan ketika strategi elaborasi PQ4R dengan menggunakan alat peraga diterapkan pada materi perbandingan.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data tentang keadaan pembelajaran matematikan di SMP Negeri 1 ... pada tahun sebelumnya, baik dari aktivitas peserta didik maupun hasil belajarnya. Sehingga ditemukannya masalah pembelajaran matematika materi perbandingan yang membutuhkan solusi untuk mengatasinya.

3. Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.
Cara yang paling efektif dalam menggunakan metode observasi adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari penelitian berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Pada penelitian ini yang digunakan adalah obervasi langsung yang digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik dan keefektifan alat peraga dalam penerapan strategi elaborasi PQ4R.

4. Metode Tes
Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Untuk mengukur ada tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti digunakan tes. Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan percapaian atau prestasi. Untuk mengukur kemampuan dasar antara lain : tes untuk mengukur intelegensi, tes minat, tes bakat khusus, dan sebagainya. Khusus untuk tes prestasi belajar yang biasa dilakukan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes buatan guru dan tes terstandar.
a. Tes buatan guru
Tes ini disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri¬ciri dan kebaikannya.
b. Tes terstandar
Tes ini merupakan tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya. Tes ini sudah mengalami uji coba berkali-kali, direvisi berkali-kali sehingga sudah dapat dikatakan cukup baik.
Metode tes yang digunakan adalah buatan guru sendiri. Tes tertulis diberikan kepada peserta didik kelas VIII-F pada setiap akhir siklus yang digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar peserta didik apakah ada peningkatan dalam hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini yang membuat seluruh soal tes adalah peneliti yang telah disepakati oleh guru matematika kelas VIII-F.

H. Metode Penyusunan Instrumen
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standard isi dan dijabarkan dalam silabus. Dalam penelitian ini dalam RPP diskenario penggunaan alat peraga dalam penerapan strategi elaborasi PQ4R yang dilakukan dengan dua siklus.
2. Lembar Kerja (LK)
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik yang berupa instruksi-instruksi untuk melakukan praktik dan berdiskusi dalam menemukan sendiri konsep-konsep unsur perbandingan serta keliling dan luas perbandingan. Dalam melakukannya diterapkan dengan diskusi kelompok.
3. Instrumen Pengamatan/ lembar obsevasi
Lembar observasi disusun untuk mengamati aktivitas pesera didik dan guru selama dilaksanakan proses pembelajaran untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai RPP atau belum. Yaitu pembelajaran yang menggunakan alat peraga dalam strategi PQ4R. Lembar observasi yang dibuat dalam dua lembar yaitu lembar observasi peserta didik dan lembar observasi untuk guru.
4. Tes Akhir
Tes akhir ini adalah tes akhir siklus, tes ini berupa pertanyaan yang harus dijawab peserta didik untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diajarkan. Tes akhir ini berupa tes pilihan ganda.

I. Teknik Analisis Data
Apabila data sudah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau simbol. Setelah data terkumpul data dipisah antara data kualitatif dan kuantitatif.
Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui strategi penugasan.
1. Data keaktifan peserta didik
Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut:
Rumus 3.1

2. Data mengenai hasil belajar
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar. 
a. Menghitung rata-rata ptk matematika smp kelas 8 lengkap
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
Rumus 3.2

b. Menghitung ketuntasan belajar
1) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Ketuntasan belajar individu:
Rumus 3.3

Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu apabila nilai mereka mencapai minimal 6,0.
2) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan.
Ketuntasan belajar klasikal:
Rumus 3.4

Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimum 6,0 sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.
J. Indikator Keberhasilan
1. Adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik > 75%. Dengan aspek sebagai berikut:
a. Keterlibatan peserta didik dalam tahap preview
b. Ketepatan peserta didik dalam membuat pertanyaan
c. Kecakapan peserta didik dalam menggunakan alat peraga
d. Kecakapan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang telah dibuat
e. Ketepatan peserta didik dalam menginformasikan materi yang ada dalam bacaan
f. Kesesuaian peserta didik dalam membuat intisari bacaan
g. Kecakapan peserta didik dalam mengulas kembali materi yang telah dipelajari
h. Keaktifan peserta didik untuk mengerjakan soal di depan kelas
i. Perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran
j. Re-aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
3. Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 1 ... pada materi Perbandingan yang ditandai rata-rata nilai hasil tes yang lebih dari 6.0 dengan ketuntasan klasikal > 75%.

CONTOH PTK MATEMATIKA UNTUK KENAIKAN PANGKAT GURU SMP

DAFTAR PUSTAKA


A.M, Sadirman. Interaksi & Motivasi Belajar Men gajar, Jakarta: Rajawali Pers.
Ayres, Frank dan Philip A. Schmidt. Schaum’s Outline of Teori dan Soal-Soal Matematika Universitas. terj. Alit Bondan. 2004. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2006. Cet. 13. Jakarta:PT Asdi Mahasatya.
, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. 2006. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Cholik Adinawan, M dan Sugijono. Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII. 2006. Jakarta: Erlangga.
E. Bell Gredler, Margaret. Belajar dan Membelajarkan terj. Sardiman. 1991. Cert.1. Jakarta: Rajawali Pers.
Haryati, Mimin. Model dan Teknik Penilaian pada Tin gkat Satuan Pendidikan. 2007. Jakarta: PT. Gaury Persada Press.
Hasyim, Muttaqin. Tujuan Pembelajaran Matematika. 2015. http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2015/06/14/tujuan-pembelajaran¬matematika/ - ftnref2. 26 Pebruari 2017 jam 21.30.
Ilham, Abang. 2016. Pengenbangan Keaktifan belajar Siswa. dalam http://abangilham.wordpress.com/, diakses 4 Desember 2016 jam 09.38.
Jasper Johns, Discrete Mathematics and Its Aplications, (New York: VAGA, 1981), hlm. xxi
Karso, dkk. Pendidikan Matematika I. 2015. Jakarta: Universitas Terbuka.
Luthfia, Ifa “Penerapan Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pokok Segiempat Semester II Kelas VII MTs Fatahillah Beringin NgaliyanSemarang tahun pelajaran 2008/2015”, Skripsi (Semarang: Program Sarjana IAIN Walisongo, 2016).
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2016. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mustafa Al-Maragi, Ahmad. Tafsir Al-Maragi Juz XXX. 1993. Cet. Kedua. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan. 2015. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. 2015. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. 2016. Cet. Ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syekh Al-Zarnuji. Syarakh Bita’lim Al-Muta’alim Thoriq Al-Ta’alim. Semarang: Toha Putera.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. 2006. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana. Metode Statistika. 1996. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. 1999. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Dasar-Dasar Proses Belajar Men gajar. 2015. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sujatmiko, Ponco. Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya 2. 2005. Cet. 1. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sumanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. 1990. Cet 3. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. 2015. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumardi. Psikologi Pendidikan . 1993. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suryo Subroto, Darmanto. Televisi Sebagai Media pendidikan. 1992. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Tim Pelaksana. Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemah Bahasa Indonesia. 2006. Kudus: Menara Kudus.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. 2007. Jakarta: Prestasi Pustaka
Uzer Usman, Moh. Menjadi Guru Profesional. 1990. Cet. 2. Bandung: Rosdakarya.
Satuan pendidikan Mata pelajaran Kelas Jumlah peserta didik.

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya CONTOH PTK MATEMATIKA KELAS VIII METODE PQ4R.