Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

DOWNLOAD PTK PENJASKES KELAS 5 DENGAN MATERI SPRINT

DOWNLOAD PTK PENJASKES KELAS 5 DENGAN MATERI SPRINT-Pembelajaran lari sprint siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016, banyak mengalami permasalahan yang timbul dalam pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa yang kurang dari nilai rata-rata dibawah nilai KKM 75 yang telah ditentukan guru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bermain melalui permainan hitam hijau. Apakah ada peningkatan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research), tindakan dalam penelitian ini dibagi dalam dua siklus, dalam tiap siklus menunjukan perkembangan proses pembelajaran jasmani pada materi lari sprint. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri ... pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 37 siswa. Instrumen yang di gunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, dan tes unjuk kerja siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Download ptk penjaskes sd kelas 5 pdf

Data penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Data penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran lari sprint melalui penerapan permainan hitam hijau dapat menciptakan pembelajaran lebih aktif, siswa antusias mengikuti pembelajaran dan senang dalam melakukan tugas gerak yang di berikan guru sehi ngga keterampi lan gerak siswa dan penguasaan materi lari sprint meni ngkat sehi ngga nil ai hasil belajar lari sprint yang di perol eh siswa juga meni ngkat dari kondisi awal persentase siswa yang nilainya mencapai KKM 75 sebesar 40% atau 15 anak dari jumlah keseluruhan siswa, pada tindakan siklus pertama persentase siswa yang nilainya mencapai KKM mencapai 70% atau sebanyak 26 siswa kemudian pada siklus kedua persentase ketuntasan belajar mencapai 86% atau sebanyak 32 siswa.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan permainan hitam hijau pada materi pembelajaran lari sprint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten .... Penulis memberi saran bagi guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat meni ngkat sehi ngga tuj uan pembelajaran bisa tercapai.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PENJASKES SD yang diberi judul UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN HITAM HIJAU PADA SISWA KELAS V SD. Disini akan di bahas lengkap.



PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PENJASKES SD KELAS V lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK  040 SD).

CONTOH PTK PENJASKES SD KELAS 5 TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial dan tindakan moral melalui kegiatan aktifitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, tehnik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur kerjasama, dll). Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Sesuai dengan karakteristik siswa SD, usia 6-13 tahun kebanyakan dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia baik kognitif, psikomotor dan afektif mengalami perubahan.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik sekaligus membentuk pola hidup sehat sepanjang hayat. Contoh ptk penjas sd doc
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, tehnik dan strategi media alat bantu/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur kerjasama, dll). Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Pembelajaran lari sprint siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ..., banyak mengalami permasalahan yang timbul dalam pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa yang kurang dari nilai rata-rata di bawah nilai KKM 75 yang telah ditentukan guru. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah pembelajaran yang monoton, kurangnya pengembangan pembelajaran, tingkat pemahaman siswa yang rendah, kurangnya minat siswa terhadap materi lari sprint, banyak siswa enggan melaksanakan kegi atan yang diberikan oleh guru karena kebanyakan siswa mempunyai pandangan bahwa lari adalah kegiatan melelahkan sehi ngga mengakibatkan siswa tidak tertarik dengan kegi atan lari.
Salah satu cara menumbuhkan atau meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani adalah dengan metode bermain, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti bermaksud ingin menerapkan permainan hitam hijau dalam pelaksanaan pembelajaran lari sprint dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Setelah peneliti mengamati hal-hal tersebut, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran dengan metode pendekatan bermain, peneliti berupaya memasukan unsur permainan kedalam materi lari sprint dengan tujuan agar siswa merasa senang, tidak merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran serta menciptakan suasana kegembiraan dengan harapan materi lari sprint dapat disenangi oleh siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Berdasar uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengambil tema penelitian yang berkaitan dengan materi lari sprint, maka judul penelitian adalah “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari Sprint melalui Permainan Hitam-Hijau pada Siswa Kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016 ”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka rumusan masalah penelitian adalah Apakah ada peningkatan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian yang sudah ada sebelumnya sebagai bahan informasi atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lain. Khususnya materi lari sprint, serta menambah wawasan dalam pengembangan materi pembelajaran atletik.

1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan kreatifitas mengajar melalui penerapan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.
b. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjal ankan tugasnya secara profesional.
2. Bagi Siswa:
Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan serta meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani ( PAIKEM ) dalam meningkatkan hasil belajar lari sprint.
3. Bagi Sekolah:
Hasil penelitian ini dapat membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani olahraga di sekolah. 
1.5 Sumber Pemecahan Masalah Download ptk penjas sd lengkap
Permainan hitam hijau merupakan bentuk permainan sederhana yang bertujuan untuk melatih kecepatan reaksi, kecepatan berlari, serta kelincahan yang merupakan unsur pokok dalam lari cepat (sprint). Sehingga pembelajaran yang disajikan oleh peneliti melalui nuansa permainan, tetapi tanpa menghilangkan substansi pokok materi dengan harapan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran dengan suasana kegembiraan dengan harapan materi lari sprint dapat disenangi oleh siswa sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan serta memperoleh hasil pembelajaran yang optimal sesuai tujuan pembelajaran.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS KURTILAS PENJASKES SD LENGKAP

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Pembelajaran Lari Sprint
2.1.1 Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Download ptk penjaskes sd kelas 5
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai suatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.

Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. 
Tujuan pendidikan secara garis besar dikelompokan oleh (Bloom :1956 dan Krathwohl :1964) dalam (Nadisah, 1992:50) dibagi ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dengan demikian tujuan pendi di kan jasmani pun seti dak-ti daknya harus bermuara ke sana.
Akan tetapi oleh karena pendidikan jasmani mempunyai kekhasan, Annarino menambahkan satu ranah lagi yaitu ranah fisikal atau ranah jasmaniah. Dengan demikian maka tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai itu bernaung di bawah payung ranah - ranah sebagai berikut :
1) Ranah jasmaniah,atau fisikal yang mencakup perkembangan organik.
2) Ranah psikomotor yang mencakup perkembangan neuromuskular (syaraf¬otot)
3) Ranah kognitif, yang mencakup perkembangan intelektual.
4) Ranah afektif, yang mencakup perkembangan sosial - personal - emosional.
(Nadisah, 1992:50)

2.1.2 Hakekat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (Catharina,T.A.2004:2)
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan li ngkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah sali ng mempengaruhi yang bermula adanya sali ng berhubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relative berl angsung lama pada perilaku yang di peroleh dari pengalaman pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

2.1.3 Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Winkel dalam Sunarto (2009) yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata (2005), prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah yang bersangkutan.

Pengertian hasil belajar menurut Nasution dalam Sunarto (2005) mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psi komotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Pengertian hasil belajar menurut Nawawi (1981: 100) : Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, Adapun faktor-faktor itu dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu:
1) Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu. Yang termasuk ke dalam faktor indvidu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial. Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan motivasi sosial. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Contoh ptk penjas sd doc Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegi atan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik. Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui kesulitan.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:
Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang di milikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

2.1.5 Strategi Pembelajaran Atletik Sekolah Dasar
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Waluyo, 2011 : 27).
Strategi pembelajaran atletik pada dasarnya diarahkan agar siswa dapat menampilkan berbagai nomor cabang olahraga atletik secara maksimal. Ada tiga komponen yang mempengaruhinya, pertama kualitas kesegaran jasmani yang di dalamnya meliputi beberapa komponen penting seperti daya tahan, kekuatan, fleksibilitas, kedua kualitas keterampilan gerak ( Skill ) dan ketiga kualitas konsep geraknya.
Efektifitas pengajaran sangat ditentukan oleh pendekatan pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat ketrampi lan atau tugas gerak yang dipelajari siswa. Berdasarkan sifat tugas gerak yang ada pendekatan mengajar bisa dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tak langsung.

Para ahli sepakat bahwa pengajaran dengan pendekatan langsung akan lebih efektif jika tujuan pengajaran adalah agar siswa mempelajari yang khusus. Dalam hal ini, pengajaran langsung melibatkan :
- Lingkungan yang berorientasi pada tugas gerak tetapi tidak terlalu ketat, dengan berfokus pada tujuan akademis.
- Pemilihan tujuan pengajaran yang jelas, materi pelajaran dan pengamatan kemajuan siswa secara aktif harus benar-benar di perhati kan.
- Kegiatan pembelajaran yang terstruktur.
- Umpan balik yang berorientasi secara akademis.

2.1.6 Pengertian Lari Sprint
Lari jarak pendek adalah jenis perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh/maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Lari cepat untuk anak sekolah dasar berjarak 60 meter.
Lari adalah frekuensi langkah kaki yang di percepat sehi ngga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang, (Djumidar, 2001:5.2). Lari merupakan gerak mengais, badan bergerak maju karena akibat dari gaya dorong ke belakang terhadap tanah. Lari cepat merupakan lari yang dilakukan mulai dari garis start hingga garis finish dengan kecepatan maksimal, yaitu melangkah selebar dan secepat mungkin. Lari 60 meter termasuk katergori lari sprint karena merupakan lari jarak pendek, dimana lari jarak pendek merupakan lari yang menempuh jarak 60 meter sampai 400 meter. Lari sprint merupakan jenis lari yang dilakukan dengan kecepatan maksimal, dalam melakukan lari sprint pada umumnya menggunakan start jongkok
Dilihat dari taksonomi gerak umum, atletik secara lengkap diwakili oleh gerak-gerak dasar membangun pola gerak yang lengkap, dari mulai gerak lokomotor, nonlokomotor, sekaligus gerak manipulatif. jika atletik ditinjau dari jenis keterampilannya dapat di masukan kedalam ketrampilan diskrit, serial, dan kontinyu. Serta jika ditinjau dari pola lingkungan dimana atletik dilakukan, maka atletik cenderung masuk pada klasifikasi keterampi lan tertutup.

Permainan atletik maksudnya adalah materi pelajaran atau program pembelajaran atletik yang disajikan dalam nuansa permainan tetapi tidak menghi langkan unsur keseriusan dan menghilangkan substansi pokok materi atletik. Agar pembelajaran nomor lari dapat berhasil dengan baik, maka unsur-¬unsur bermain harus menjadi pokok pertimbangan penyelenggaraan, yaitu :
1. Pengembangan di mensi bermain
2. Pengembangan dimensi variasi gerakan
3. Pengembangan dimensi irama atletik
4. Pengembangan dimensi kompetisi
5. Pengembangan pengalaman
(Yoyo B, Ucup, Y., Adang, S. 2000 :57)
Teknik lari jarak pendek terbagi menjadi tiga, yaitu start jongkok, gerakan lari, dan teknik memasuki garis finish.
1. Start jongkok
Cara melakukan start jongkok yang benar adalah sebagai berikut :
o Posisi berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada sandaran blok
o start, lutut kaki belakang berada sejajar dengan ujung kaki depan.
Kedua lengan lurus sejajar dengan bahu, dan jari-jari tangan diletakkan
o di belakang garis start.
Berat badan bertumpu di kedua tangan, sehingga sikap seimbang dapat di pertahankan sampai ada aba-aba.
Start jongkok yang di gunakan oleh pelari jarak pendek, dapat di bedakan menjadi 3, yaitu:
Start jongkok pendek (bunch start)
Start jongkok menengah (medium start)
Start jongkok panjang (long start)

Aba – aba start pada perlombaan lari sprint adalah sebagai berikut:
x Bersedia
Pelari menuju tempat start di depan blok start dengan melangkahkan mundur seperti merangkak, dengan meletakkan kaki pada blok start, yang disusul kaki belakang, kedua ujung kaki tetap menyentuh tanah, jari-jari tangan tepat di belakang garis start. Kedua lengan tetap dalam posisi lurus dengan sedikit melebar dari bahu. Bahu sedikit condong ke depan berat badan berada di tengah-tengah sehingga badan dalam posisi seimbang. Download ptk penjaskes sd kelas 5 pdf Punggung diangkat sedikit agak rata, otot leher dan rahang rileks, kepala bagian belakang segaris dengan punggung, pandangan ke bawah atau ke depan sekitar 1-2 meter dengan garis start dan konsentrasi dengan aba-aba sel anjutnya.
Gambar .1 Posisi dan sikap pada saat aba-aba bersedia (Dadan Heryana, 2010 : 17)

Siap
Angkat pinggul ke atas, dengan barat badan berada di kedua tangan dan pandangan ke bawah dengan mengikuti gerakan badan, kedua lengan dalam sikap lurus membentuk sudut 120 derajat.
Gambar. 2 Posisi dan sikap pada saat aba-aba siap (Dadan Heryana, 2010 : 18)
Yaa
Tolakkan kaki pada blok start, ayunkan kedua lengan ke depan secara berganti an dan berlawanan dengan gerakan kaki (jika tangan kanan di depan maka kaki kanan dibelakang, begitu juga sebaliknya).
Gambar. 3 Posisi dan sikap pada saat aba-aba yaa (Dadan Heryana, 2010 : 18)

Gambar. 4 Urutan gerakan dalam lari sprint (Dadan Heryana, 2010 : 18) 

2. Gerakan lari
Gerakan sprint, dibagi menjadi 3 gerakan,. Yaitu:
a. Posisi tubuh pada saat lari
Posisi tubuh/badan condong ke depan secara wajar, serta otot sekitar leher dan rahang tetap rileks dengan kepala dan punggung dalam posisi segaris. Pada saat lari mulut tertutup dan rapat serta pandangan ke depan lintasan.
b. Ayunan kedua lengan
Ayunan lengan dilakukan dari belakang ke depan secara berganti -ganti dengan siku sedikit di bengkokkan.
c. Gerakan langkah kaki
Langkah kaki panjang dan dilakukan secepat mungkin. Pendaratan kaki/tumpuan selalu pada uj ung telapak kaki, sedangkan lutut sedikit di bengkokkan.
3. Memasuki finish
Memasuki garis finish merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai sukses. Keterlambatan persekian detik memasuki garis finish sangatlah rugi. Sebuah perlombaan diakhiri dengan finish. Hal ini juga berlaku pada lari 60 m untuk siswa Sekolah Dasar. Untuk memenangkan sebuah perlombaan seorang pelari harus menguasai teknik start, tekni k lari 60 m, dan teknik finish. Walaupun waktu antara pelari hanya beberapa detik. Pelari yang menyentuh finish pertama kali yang menang.

Menurut Djumidar (2001 : 12.17) teknik memasuki garis finish dapat melalui tiga cara : 1) lari terus tanpa mengubah sikap, 2) dada di condongkan kedepan dengan kedua tangan diayun kebelakang, dan 3) dada diputar dengan mengayunkan tangan ke depan sehi ngga bahu sebelah maju kedepan.
Yang dilarang adalah:
a. Meloncat pada saat memasuki garis finish
b. Menarik/menggapai pita finish
c. Berhenti mendadak atau mengurangi kecepatan digaris finish.
Dari ketiga teknik dalam lari sprint tersebut dapat di simpulkan sebagai berikut:
a. Konsentrasilah pada saat start dan lari
b. Pertahankan lari dari mulai start sampai garis finish menjelang finish lari harus di percepat
c. Sikap lari tetap pada jalur lurus
d. Badan tidak oleng ke kiri maupun kanan.
Gambar. 5 Posisi dan sikap pada saat melewati garis finish (Dadan Heryana, 2010:19)

2.2 Tinjauan Tentang Permainan
2.2.1 Pengertian Bermain
Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam anak, atau disebut merupakan naluri. Semua naluri atau dorongan dari dalam ini harus di usahakan untuk di salurkan secara baik dan terkontrol. Oleh karena itu bermain bagi anak merupakan kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti makan, minum, tidur dan lain-lainnya.
W.R.Smith seorang psikolog mengatakan bahwa bermain adalah
dorongan langsung dari dalam diri setiap indivi du (Soemi tro, 1992: 2).
Pendidikan moderen berpendapat bahwa bermain merupakan alat pendidikan. Pendidikan yang baik akan mengetengahkan bermain sebagai alat pendidikan. Seperti Pestalozzi seorang paedagog yang terkenal dari Swiss pada abad ke 18 dan permulaan abad ke 19, menekankan perlunya bermain. Ia percaya bahwa bermain mempunyai nilai-nilai untuk mengembangkan harmoni antara jiwa dan raga. Frobel seorang pendidik dari Jerman, ia percaya bahwa salah satu alat yang terbaik untuk mendidik anak-anak adalah melalui bermain. Ia berpendapat bahwa anak-anak merasa dirinya lebih siap dalam bermain daripada cara yang lain. Download ptk penjas sd lengkap John Locke seorang filosof bangsa inggris pada abad ke 17, ia meyakini bahwa bermain dapat membantu dalam usaha mencapai tujuan pendi di kan. Sedang Rousseau dalam Emile menekankan penti ngnya bermain yang dapat bermanfaat dalam perkembangan anak. Montessori sangat menghargai nilai¬nilai yang terdapat didalam permainan pada masa kanak – kanak. Pada sekolah mereka baik Frobel maupun Montesori, menerapkan suatu pemikiran : “anak-anak belajar sesuatu dalam bermain.” Jadi mereka menggunakan bermain sebagai alat untuk mendidik (Soemitro, 1992: 3).

Menurut Theodore Roosevelt Jr, bahwa keinginan bermain bagi anak¬anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak yang merupakan kodrat bagi anak-anak. Naluri atau dorongan bergerak ini harus dipuaskan dengan hal-hal yang menggembirakan dan menarik bagi anak (Soemitro, 1992: 3).
Permainan sederhana adalah permainan yang sebagian timbul dari permainan-permainan rakyat, permainan anak-anak, permainan tradisional, permainan dolanan, dan sebagainya. Manfaat dari segi gerak dan kebugaran fisik. Permainan ini dipandang penting untuk dikembangkan dan di gunakan di sekolah¬sekolah dengan dinamakan permainan dasar atau sering disebut permainan kecil (Mahendra,A 2008:48).
Untuk memaksimalkan manfaat dari permainan dasar dalam proses belajar mengajar Penjas, guru harus memperhatikan tiga hal yang mendasari penggunaan permainan yaitu sebagai berikut :
1. Permainan yang dipilih seyogianya merupakan permainan yang cukup sederhana dalam pelaksanaannya, tidak mengandung peraturan dan ketentuan yang sulit dimengerti anak.
2. Permainan itu harus bersifat menarik sehingga tanpa sadar semua anak melakukannya. Dikatakan menarik, sebuah permainan harus mampu menggembirakan semua anak yang terli bat dan yang melihat sehingga suasana permainan benar-benar meriah, dan kalau mungkin menghebohkan.
3. Permainan yang dipilih harus mampu melibatkan banyak anak dalam satu waktu tertentu. Maksudnya, ketika permainan berlangsung bukan hanya satu atau dua anak saja yang aktif sedangkan sisanya hanya menonton atau berteriak-teriak di pinggir lapangan.

4. Permainan tersebut harus mengandung unsur pengembangan yang berguna bagi anak dalam hal pengembangan kualitas gerak, pengembangan kualitas fisik, pengembangan pemikiran dan penalaran, serta memupuk moral dan sifat keolahragaan yang memikirkan kejujuran, kerjasama, ketaatan pada aturan serta mengembangkan keterampilan sosial yang lain.
Aspek-aspek yang dapat dikembangkan oleh permainan ini, meliputi aspek kebugaran fisik, kemampuan motorik, kemampuan berfikir analitis, dan tidak kalah penti ngnya kemampuan bekerjasama dengan orang lain.

2.2.2 Fungsi Permainan.
Ada beberapa pakar pendidikan yang menyatakan bermain adalah kegiatan yang membantu anak berkembang menjadi manusia. Adapula yang mengatakan bahwa bermain adalah bahasa alami seorang anak. Pakar yang lain menyatakan bahwa dalam bermain, anak-anak dapat memperlihatkan kemampuannya, minat dan sikapnya, kedewasaannya dan responnya terhadap semua itu.
Pendidikan moderen berpendapat bahwa bermain merupakan alat pendidikan yang tidak dapat diabaikan kehadirannya. Pendidikan yang baik selalu akan menggunakan bermain sebagai alat pendidikan.

Bermain memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan fisik-motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial, maupun emosional.
a) Kemampuan Motorik
Berbagai penelitian menunjukan bahwa bermain memungkinkan anak bergerak secara bebas sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan motoriknya.
b) Kemampuan Kognitif
Menurut Piaget, anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui obyek yang ada di sekitarnya.
c) Kemampuan Aktif.
Setiap permainan memiliki aturan. Aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit demi sedikit, tahap demi tahap sampai setiap anak memahami aturan bermain.

d) Kemampuan Bahasa
Pada saat bermain anak dapat menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi bersama temannya maupun sekedar menyatakan pikirannya
(thinking alound). Contoh ptk penjas sd doc
e) Kemampuan Sosial
Pada saat bermain anak berinteraksi dengan yang lain. Interaksi tersebut mengajarkan anak cara merespon, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak lain.
2.2.3 Permainan Hitam Hijau
Permainan hitam hijau adalah bentuk permainan sederhana tanpa alat yang di mainkan oleh dua regu yang bertujuan untuk melatih kecepatan reaksi dalam berlari. Regu satu di beri nama Hitam dan regu yang lain di namakan regu hijau, cara bermainnya siswa di bagi dua syaf sama banyak dengan posisisali ng berhadapan dengan jarak antar regu ± 4 meter. bila persiapan sudah siap, kemudian guru menyebutkan nama salah satu dari regu tersebut. Jika regu yang di sebut oleh guru, maka regu tersebut harus berlari sampai garis finish / garis yang telah ditentukan sebagai batas garis akhir dan regu yang lain harus mengejar. Peni laian anggota regu yang sampai garis finish lebih banyak, maka regu tersebut yang memenangkan permainan.
Susunan permainan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 6. Lapangan permainan hitam hijau

2.2.4 Analisis Permainan Hitam Hijau
Berdasarkan teori menurut beberapa ahli diatas, maka dapat simpulkan bahwa permainan hitam hijau dapat dijadikan solusi hasil belajar lari sprint sebagai pembelajaran atletik yang berorientasi bermain, sehingga dapat menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran yang perlu di perhatikan oleh para guru agar terjadinya transfer belajar gerak, sebagai berikut :
1) Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin mungkin terjadinya transfer. Implikasinya, guru dituntut mampu menganalisa aneka ragam situasi yang terdapat pada suatu permainan dan menambahkannya secara bertahap kedalam situasi berlatih.
2) Makin bervariasi suatu keterampilan di pelajari, makin mungkin terjadinya transfer secara positi f terhadap situasi permainan yang sebenarnya. (Yoyo B, Ucup, Y., Adang, S. 2000 :40)

Karakteristik permainan hitam hijau adalah permainan yang bertujuan untuk melatih kecepatan dalam berlari (speed), kecepatan reaksi (reaction speed), daya ledak (power), serta keli ncahan (agility).
Pada saat siswa akan menerima perintah dari guru, (1) Dibutuhkan daya ledak (power) untuk tolakkan kaki (unsur gerak dasar posisi “ya” pada lari cepat) serta kecepatan reaksi (reaction speed), (2) Secara tidak sadar siswa akan berlari secepat mungkin untuk menghi ndari sergapan tim lawan (unsur kecepatan / speed), (3) dalam permainan hitam hijau dibutuhkan kelincahan (agility) yang merupakan salah satu komponen penting dalam lari cepat (sprint).
Secara umum dapat digambarkan bahwa, unsur gerak dalam permainan hitam hijau mengandung unsur-unsur kebugaran jasmani yang merupakan komponen penting serta di butuhkan pada cabang olahraga lari cepat (sprint).

DOWNLOAD LAPORAN PROPOSAL PTK PENJASKES KELAS 5 SD

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri ... semester II tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 37 siswa..
3.2 Objek Penelitian
Dalam pembelajaran terdapat beberapa unsur utama dan unsur pendukung yang menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru dan pencapaian hasil belajar siswa. Objek penelitian tindakan kelas adalah sesuatu yang berkaitan dalam pembelajaran yang bersifat aktif, dapat dikenai tindakan atau perlakuan.
3.3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 April 2016, dan pelaksanaan siklus II pada tanggal 20 April 2016. Penerapan alokasi waktu siklus penelitian dilaksanakan 8 x 35 menit (2 kali pertemuan).

3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri ... Kecamatan Mappedeceng, Kabupaten Luwu Utara.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari : tes dan observasi
a) Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data hasil pembelajaran siswa materi pembelajaran lari sprint yang dilakukan siswa.
b) Observasi : di pergunakan sebagai tekni k untuk mengumpul kan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran pada penerapan permainan hitam hijau.
Data yang dikumpulkan dalam tindakan kelas berupa catatan hasil pengamatan yang di kumpul kan melalui observasi, dan hasil tes siswa. ptk penjaskes sd kelas 5
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas dengan di bantu oleh kolaborator, melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Menurut Agus Kristiyanto, PTK dalam Penjas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meni ngkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru dalam memperdalam tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran Penjas tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya. (Agus, K : 2010 : 32)

Sedangkan menurut Iskandar (Agus, K : 2010:31), penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru serta kolaborator, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki dan meni ngkatkan kondi si pembelajaran yang dilakukan.
Alur penelitian ti ndakan kelas terdi ri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada siklus; yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 7. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Sumber : Menurut (Arikunto, 2008:16)

Berdasarkan gambar diatas proses penelitian tindakan kelas mencakup 4 tahapan penelitian yaitu:
1. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi di sesuaikan dengan rencana.
2. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kuri kulum yang berlaku, dan hasil yang di peroleh di harapkan dapat meningkatkan kerjasama peneliti dengan subjek penelitian sehingga dapat memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas.
3. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berl angsung.

4. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.I nstrumen Pengumpulan Data Lembar Observasi Psikomotor Lari sprint

Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 60 sampai dengan 100, skor maksimal 100.
       Rumus 3.1

Tabel 2. Instrumen Pengumpulan Data Lembar Observasi Afeksi (sikap)

Keterangan:
Berikan penilaian terhadap sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, dengan nilai 60 sampai 100 untuk setiap sikap yang ditunjukan siswa, skor maksimal 100
  Rumus 3.2

3.7 Analisa Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi, dan tes hasil belajar. Apabila hasil penelitian pada siklus I mencapai ketuntasan 70 %, dan penelitian siklus II mencapai ketuntasan 80 % atau lebih maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran melalui penerapan permainan hitam hijau dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran lari sprint di SD Negeri ....
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK di analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran lari sprint. ptk penjas sd doc
1. Hasil ketrampilan gerak dasar lari sprint: dengan menganalisa nilai rata-rata tes kegiatan pembelajaran gerak dasar lari sprint. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerak dasar lari sprint: dengan menganalisa rangkaian gerak dasar lari sprint. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

Menurut Iskandar (2009:131) menyatakan bahwa “Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK di analisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase untuk meli hat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran”.
Keberhasilan siswa dalam memperagakan teknik gerak dasar lari sprint yang menggambarkan hasil belajar siswa dibagi menjadi lima skala dengan kategori sebagai berikut:
1. Sangat Tinggi (ST) apabila siswa memperoleh nilai 95-100
2. Tinggi (T) apabila siswa memperoleh nilai 85-94
3. Sedang (S) apabila siswa memperoleh nilai 75-84
4. Rendah (R) apabi la siswa memperoleh ni lai 65-74
5. Sangat Rendah (SR) apabila siswa memperoleh nilai 0-64
Peneliti menetapkan target pencapaian keberhasilan dari kondisi awal hasil belajar siswa, persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Persentase Target Pencapaian

CONTOH PTK PENJASKES SD KURTILAS LENGKAP WORD

DAFTAR PUSTAKA


Abdul Kadir Ateng,(1992), Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta Depdikbud Dirjen Dikti
Abin Syamsudin M, 2002. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran. Tersedia pada http://4.bp.blogspot.com. Diakses pada tgl 12 mei 2013.
Agus Mahendra, 2008. Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Universitas Terbuka
Anni, C.T,(2004). Psikologi Belajar, Semarang. UNNES Press
Arikunto, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia padahttp://
google.search.penelitiantindakankelas..comdiakses pada 12 Mei 2013
Basrowi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia pada http:// google.search.pengertianpenelitiantindakankelas..comDiakses pada 12 mei 2013.
Dadan Heryana, 2010. Lari Sprint Atletik. Tersedia padahttp://materi penjasorkes. blogspot.com/2012/08/tekni k-star-j ongkok-dan-lari - jarak.htmldiakses pada 12 mei 2013.
Depdi knas. 2003. Undang – Undang RI Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas.
M. Djumijar. 2004. Atletik tersedia pada http://www.googl e.com/search?q=pengertian+lari+spri nt& cli ent=fi refox diakses pada 12 mei 2013
Moh. Surya, 1997. Ciri-ciri perubahan perilaku belajar dari beberapa ahli pendidikan. http:// wikipedia. com. diakses pada tgl 12 mei 2013.
Nadisah, (1992).Pengembangan kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan.Jakarta Depdikbud Dirjen Dikti
Rumi ni, 2003. Model Pembelajaran Atletik, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Depdiknas.
Sudjana, (1990). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Sukmadi nata, 2005. Pengerti an Hasil Belajar. Tersedi a pada
http ://pengertianhasilbelajar.google.comdiakses pada 12 mei 2013. Sunarto, 2005. Pengertian Hasil Belajar dan Pembelajaran. Tersedia pada
http://sunarto.wordpress.com. diakses pada 12 mei 2013.
Soegijanto, soedjarwo, (1992). Permainan Kecil.Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Suryo,( 1992). Psikologi Belajar. Jakarta: U niversitas Terbuka
Waluyo, (2011). Teknologi Pendidikan dalam Penjas.Universitas Sebelas Maret Surakarta
Yosaphat Sumardi, 2000. Dasar – Dasar Atletik. Universitas Terbuka. Depdikbub. Yoyo, B. Yusuf, U., Suherman, A. (2000), Atletik. Depdikbud. Dirjendikdasmen.

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya DOWNLOAD PTK PENJASKES KELAS 5 DENGAN MATERI SPRINT

ptk penjaskes sd untuk kenaikan pangkat, ptk penjaskes sd kurikulum 2013, ptk penjaskes sd tentang atletik, ptk penjaskes sd kelas 1-6 pdf, ptk pjok sd kelas 3, ptk penjaskes sd permainan sepak bola, ptk penjas sd olahraga tradisional, ptk penjaskes sd sepak bola doc.