Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

DOWNLOAD PTK SMP KELAS 7 MATERI JAJAR GENJANG

DOWNLOAD PTK SMP KELAS 7 MATERI JAJAR GENJANG-Penelitian ini berangkat dari latar belakang dalam materi pokok segiempat khususnya jajargenjang dan belah ketupat, peserta didik masih kesulitan menggambar bentuknya, mengidentifikasikan sifat-sifat dan ciri-cirinya, dan juga kesulitan menghitung luasnya. Oleh karena itu diperlukan alat peraga sebagai contoh kongkrit dari apa yang dipelajari. Selain itu dalam proses pembelajaran peserta didik juga cenderung kurang mampu belajar mandiri, dan juga kurang mampu menerangkan apa yang dipelajarinya ke peserta didik lain seperti terlihat dalam proses diskusi kelompok. Keadaan ini membuat penulis merasa harus menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching atau pembelajaran berbalik yang lebih menekankan pada belajar mandiri.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2014/2015. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observassi, dan tes evaluasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik rata-rata kelas 6,0 dan ketuntasan belajar 75%. Download PTK matematika smp kelas 7

Pada penelitian tindakan kelas ini dirancang 2 (dua) siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus ada 4 (empat) tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Pada Siklus 1 dilaksanakan dua pertemuan dan Siklus 2 dilaksanakan dengan dua pertemuan. Pada tahap siklus I setelah dilaksanakan tindakan nilai rata-rata peserta didik 73,51 dengan ketuntasan belajar klasikal 71,43%. Kemudian pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu mencapai 79,87 dengan ketuntasan belajar klasikal 91,42%. Dari dua tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan hasil belajar setelah digunakan alat peraga dan model pembelajaran reciprocal teaching.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam model pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik semester 2 kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MATEMATIKA SMP yang diberi judul PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT KELAS VII-1 SMP". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SMP KELAS VII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK SMP 057).

CONTOH PPTK MATEMATIKA SMPKELAS VII LENGKAP

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam standar nasional pendidikan. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan Ilmu dan Teknologi. Ini berarti bahwa sampai batas tertentu matematika perlu dikuasai oleh segenap warga Negara Indonesia, baik penerapannya maupun pola pikirnya. Contoh ptk matematika smp kelas 7 doc Pemilihan bagian-bagian dari matematika tersebut perlu sesuai dengan antisipasi tantangan masa depan.1 Pada umumnya manusia di seluruh dunia itu mengimplementasikan Ilmu Matematika pada kehidupan kesehariannya di berbagai bidang.
Dalam pelajaran matematika materi jajargenjang dan belah ketupat adalah salah satu materi ajar matematika dalam bidang geometri datar segiempat. Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua garis yang sejajar dan sama, sedangkan belak ketupat adalah jajargenjang yang keempat sisinya sama panjang. Kedua bangun tersebut memiliki rumus luas yang sedikit rumit, dimana bila peserta didik belum memahami sepenuhnya rumus terbut akan mudah dilupakan. Oleh karena itu diperlukan alat peraga sebagai contoh konkret dari apa yang dipelajari. Dengan alat peraga itu peserta didik akan dengan mengingat sehingga rumus tersebut tidak mudah dilupakan.

Dalam proses pembelajaran peserta didik juga cenderung kurang mampu belajar mandiri, dan juga kurang mampu menerangkan apa yang dipelajarinya ke peserta didik lain seperti terlihat dalam proses diskusi kelompok. Keadaan ini membuat penulis merasa harus menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching atau pembelajaran berbalik yang lebih menekankan pada belajar mandiri.
Reciprocal teaching (pembelajaran berbalik) adalah cara penyajian materi yaitu guru menyiapkan materi yang akan dikenai model pembelajaran reciprocal teaching. Kemudian peserta didik mempelajari materi tersebut secara mandiri di rumah. Guru menunjuk satu peserta didik untuk menyajikan materi tersebut di depan kelas, lengkap dengan alat peraga yang mungkin diperlukan. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali secara singkat untuk melihat tingkat pemahaman para peserta didik. Guru dapat menggiring pertanyaan para peserta didik untuk dijawab peserta didik yang maju di depan. Guru tetap sebagai nara sumber utama. Selanjutnya guru melatih peserta didik mengerjakan soal (pendalaman materi) dan juga memberikan tugas rumah sebagai bentuk latihan rutin sehingga apa yang disampaikan dengan metode ini membantu tercapainya tujuan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dengan metode yang tepat ini akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan akan mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Selain itu peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan pembelajaran reciprocal teaching dengan alasan sebagai berikut.
1. Materi Jajargenjang dan Belah ketupat sudah pernah diberikan di SD.
2. Alat peraga yang digunakan sudah sering dijumpai peserta didik.
3. Model ini sangat cocok untuk memotivasi peserta didik belajar mandiri.
Dengan demikian peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran reciprocal teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Pokok Jajargenjang dan Belah Ketupat.”

B. Penegasan Istilah
1. Penggunaan
Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan.
2. Alat Peraga
Alat peraga adalah alat yang dipakai untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik.
3. Pembelajaran Reciprocal Teaching
Menurut Ann Brown, menyimpulkan bahwa “Model Pembelajaran reciprocal teaching ini peserta didik menyajikan materi seperti kalau guru menyajikan materi, meskipun secara singkat guru mengulangi kembali untuk menegaskan materi yang disajikan peserta didik. Peserta didik juga diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu meringkas, membuat pertanyaan, mampu menjelaskan, dan dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi.”
4. Meningkatkan Hasil Belajar
Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya); mempertinggi; mengangkat diri.
Hasil belajar berarti hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Tipe hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar evaluasi, menekankan pada pertimbangan suatu nilai angka, mengenai tuntas tidaknya, tetap tidaknya, dengan menggunakan kriteria ketuntasan tertentu.
Dalam penelitian ini adalah akibat atau perolehan dari kegiatan belajar berupa kemampuan peseta didik dalam menyelesaikan masalah pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching.

5.  Jajargenjang dan Belah Ketupat
Jajargenjang dapat dibentuk dari gabungan sebuah segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.
Gambar 1.1

Belah ketupat dari gabungan setitiga sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.
Gambar 1.2

Dari penegasan istilah di atas, dapat diperoleh penjelasan bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat adalah dengan cara menggunakan alat peraga dalam pembelajaran berbalik (reciprocal teaching) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada materi jajargenjang dan belah ketupat. ptk matematika smp pdf
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat peserta didik semester 2 kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana peningkatkan hasil belajar pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching peserta didik semester 2 kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat peserta didik semester 2 kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2014/2015
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatkan hasil belajar pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching peserta didik semester 2 kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2014/2015

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah.
1. Bagi peserta didik SMP Negeri 1 ...
a. Kompetensi peserta didik di bidang matematika khususnya pada materi pokok Jajargenjang dan Belah ketupat dapat meningkat
b. Hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 ... dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok Jajargenjang dan Belah ketupat dapat meningkat
c. Penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dapat dikembangkan pada peserta didik di kelas-kelas lain.
2. Bagi guru SMP Negeri 1 ...
a. Adanya inovasi model pembelajaran matematika dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran reciprocal teaching yang diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di SMP Negeri 1 ...
b. Merupakan sumbangan guru kepada negara dan turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Adanya penelitian ini maka akan mewujudkan kesepakatan dari para guru untuk menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching pada proses pembelajaran khususnya pelajaran matematika di SMP Negeri 1 ...

3. Bagi pihak sekolah SMP Negeri 1 ...
a. Mendapatkan panduan tentang model pembelajaran reciprocal teaching
b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat meningkatkan peringkat SMP Negeri 1 ...
c. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik maka diharapkan akan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAN karena pelajaran matematika.
4. Manfaat bagi peneliti
Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang cara yang efektif dalam menerapkan model pembelajaran reciprocal teaching

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UNTUK SYARAT KENAIKAN PANGKAT GURU SMP 

BAB II
LANDASAN TEORI

A. BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Batasan tentang pengertian belajar yang dikemukakan para ahli tidak sama. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan sudut pandang masing¬masing. Namun perbedaan tersebut tidak menyebabkan adanya pertentangan, melainkan justru saling melengkapi dan menunjukkan luasnya aspek yang dibahas yang erat hubungannya dengan belajar.
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang terjadi pada seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang termasuk dalam arti belajar adalah sebagai berikut.
a. Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Download ptk matematika smp pdf Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalnya jika seseorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur dan sebagainya. Disamping itu dengan kecakapan menulis yang telah dimiliki ia dapat memperoleh kecakapan-kecakapan lain misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soal-soal dan sebagainya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

2. Teori-teori Belajar
a. Teori Bruner
Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang mengembangkan kemampuan berfikir intuitif. Padahal berfikir intuitif sangat penting bagi mereka yang menggeluti bidang matematika, biologi, fisika, dan sebagainya. Sebab setiap disiplin mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitifuntuk akhirnya sampaikepada suatu kesimpulan.

Menurut Teori Bruner, dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini.
1) Mengusahakan agar peserta didik berpartisipasi aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan dan juga perlu disajikan secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
3) Menganalisis urutan (sequence), guru mengajar berarti membimbing peserta didik melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah sehingga peserta didik memperoleh pengertian dan dapat mentransfer apa yang sedang dipelajari. Contoh ptk matematika smp doc
4) Memberi penguatan (reinforcement) dan umpan balik (feed back) penguatan yang optimal terjadi pada waktu peserta didik mengetahui bahwa “ia menemukan jawabnya”.

b. Teori Gestalt
Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Ia mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1) Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian,
2) Persiapan kegiatan belajar harus memperhatikan kesiapan intelektual peserta didik,
3) Mengatur suasana kelas agar peserta didik siap belajar.

Dari ketiga hal di atas, dalam menyajikan pembelajaran guru jangan memberikan konsep yang harus diterima begitu saja, melainkan harus lebih mementingkan pemahaman terhadap proses terbentuknya konsep tersebut dari pada hasil akhir. Untuk hal ini guru bertindak sebagai pembimbing dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan proses melalui metode induktif
Pendekatan dan metode yang digunakan tersebut haruslah sesuai pula dengan kesiapan intelektual peserta didik. Peserta didik SMP masih ada pada tahap operasi konkret, artinya jika ia akan memahami konsep abstrak matematika harus dibantu dengan benda konkret. Oleh karena dalam pelaksanaan belajar mengajar mulailah dengan menyajikan contoh-contoh konkret yang beraneka ragam, kemudian mengarah pada konsep abstrak tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan secara bermakna.

Kita ketahui bahwa faktor eksternal bisa mempengaruhi pelaksanaan dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu sebelum, selama, dan sesudah mengajar guru harus pandai-pandai berusaha agar peserta didik siap untuk belajar dengan perasaan senang, tidak merasa terpaksa.

3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentatis atau terpisah, melainkan komprehensif.
Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu.
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi 2 faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri peserta didik itu dan faktor dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan.

a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniyah
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian¬bagiannya. Proses belajar mengajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurma mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan.
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan dalam situasi yang baru, menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama, peserta didik yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

b) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Download PTK matematika smp kelas 7 Untuk menjamin hasil belajar yang baik maka peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari. 
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, ia tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat juga mempengaruhi belajar. Jika pelajaran yang dipelajari peserta didik sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik.

3) Faktor kelelahan
Kelelahan mempengaruhi belajar. Agar peserta didik dapat belajar dengan baik, haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar.
Kelelahan dapat diredakan dengan cara sebagai berikut:
a) tidur
b) istirahat
c) mengusahakan variasi dalam belajar
d) menggunakan obat-obat yang bersifat melancarkan peredaran darah.
b. Faktor eksternal
1) Faktor keluarga
a) Cara orang tua mendidik
b) Relasi antara anggota keluarga
c) Suasana rumah
d) Keadaan ekonomi keluarga
2) Faktor sekolah
a) Metode mengajar
b) Kurikulum
c) Hubungan guru dengan peserta didik

3) Faktor masyarakat
a) Kegiatan peserta didik dalam masyarakat
b) Mass media
c) Bentuk kehidupan masyarakat
B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Matematika menurut Anton M. Moeliono diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Tetapi sampai saat ini tidak ada definisi matematika secara baku.
Matematika mempunyai ciri-ciri khas sebagai berikut.
1. Memiliki objek kajian yang abstrak.
2. Mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan.
3. Berpola pikir deduktif.
4. Dijiwai oleh kebenaran konsistensi.
Mempelajari matematika tidak bisa lepas dari penelaahan bentuk¬bentuk atau struktur-struktur yang abstrak. Untuk memahami struktur yang abstrak serta hubungannya maka perlu sekali memahami konsep-konsep yang ada dalam matematika. Oleh karenanya, belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam batasan yang dipelajari dalam matematika serta berusaha mencari hubungan¬hubungannya.

C. ALAT PERAGA
1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Adapun yang dimaksud alat adalah alat untuk menghitung, menggambar, mengukur, dsb., seperti kalkulator, komputer, mistar, jangka, busur derajat, klinometer, dsb. Sedangkan yang dimaksud alat pembelajaran yaitu alat bantu yang digunakan untuk memperlancar pembelajaran matematika, seperti OHP, komputer, papan tulis, spidol/ kapur, dsb. Suatu benda dikatakan tidak mempunyai arti apa-apa akan terjadi jika benda tersebut tidak dikaitkan dengan topik dalam pembelajaran matematika alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik.

Alat peraga yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya: (1)Dapat menjelaskan konsep secara tepat, (2) Menarik, (3) Tahan lama, (4) Multi fungsi (dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai konsep), (5) Ukurannya sesuai dengan ukuran peserta didik, (6) Murah dan mudah dibuat, dan (7) Mudah digunakan.
Untuk menjawab pertanyaan “Mengapa alat peraga diperlukan dalam pembelajaran matematika?”, jawabannya adalah karena (1) objek matematika abstrak sehingga perlu peragaan, (2) sifat materi matematika tidak mudah dipahami, (3) citra pembelajaran matematika kurang baik (takut – tegang – bosan – banyak problem), (4) kemampuan kognitif peserta didik masih konkret, (5) motivasi belajar peserta didik tidak tinggi, aplikasi matematika kurang nyata, dan belajar matematika perlu fokus - cepat lelah-bosan. ptk matematika smp kelas 7 lengkap Secara singkat gunanya alat peraga matematika adalah supaya anak-anak (1) lebih besar minatnya, (2) dapat dibantu daya tilik ruangnya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya, dan (3) dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar dan masyarakat.

2. Fungsi dan Nilai Alat Peraga
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar. Keenam fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

Di samping enam fungsi di atas, penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai sebagai berikut.
a. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
b. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian peserta didik untuk belajar.
c. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.

3. Bentuk Alat Peraga dan Penggunaannya
Dalam penelitian ini alat peraga yang digunakan adalah alat peraga yang berbahan dasar dari gabus. Dengan gabus tersebut dibuat 2 alat peraga yaitu alat peraga jajargenjang dan alat peraga belah ketupat.
Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat alat peraga ini adalah: gabus, laksban, gunting, dan spidol.
a. Alat peraga jajargenjang
Bentuk alat peraga:
Gambar 2.1

b. Alat peraga belah ketupat Bentuk alat peraga:
Gambar 2.2

D. MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
1. Pengertian
Pembelajaran berbalik atau reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain. Yang diharapkan, selain agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai maka kemampuan peserta didik dalam belajar mandiri juga dapat ditingkatkan.
Prosedur reciprocal teaching dilakukan pertama-tama dengan guru menugaskan peserta didik membaca bacaan dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian guru memodelkan empat keterampilan (mengajukan pertanyaan yang bisa diajukan; merangkum bacaan; mengklarifikasi poin¬poin yang sulit, berat, ataupun salah; dan meramalkan apa yang akan ditulis pada bagian bacaan berikutnya).  ptk matematika smp pdf Selanjutnya guru menunjuk seorang peserta didik untuk menggantika perannya sebagai guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut, dan guru beralih peran dalam kelompok tersebut sebagai motivator, mediator, pelatih, dan memberi dukungan, umpan balik, serta semangat bagi peserta didik.

2. Langkah-langkah model pembelajaran reciprocal teaching
Langkah-langkah dalam model pembelajaran reciprocal teaching adalah sebagai berikut.
a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dipelajari peserta didik secara mandiri.
b. Peserta didik melaksanakan tugas sebagai berikut.
1) Mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum/meringkas materi tersebut.
2) Membuat pertanyaan atau soal yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Peserta didik harus dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan ini diharapkan mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan.

c. Guru mengoreksi hasil pekerjaaan peserta didik. Selanjutnya mencatat sejumlah peserta didik yang benar secara meyakinkan.
d. Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil peserta didik yang mantap dalam mengembangkan soalnya) untuk menjelaska/menyajikan hasil temuannya di depan kelas.

3. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching
a. Kelebihan reciprocal teaching
1) Melatih kemampuan peserta didik belajar mandiri, sehingga peserta didik dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan.
2) Melatih peserta didik untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain. Dengan demikian penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih peserta didik tampil di depan umum.
3) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Dengan demikian kemampuan bernalar peserta didik juga semakin berkembang.
4) Mempertinggi kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.
b. Kelemahan reciprocal teaching
Karena penbelajaran berbalik merupakan pembelajaran yang baru di sekolah, kemungkinan yang timbul adalah peserta didik merasa takut kehilangan kepercayaan diri sehingga merasa kesulitan dalam menerima pelajaran.

E. JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT
Materi dalam penelitian ini adalah jajargenjang dan belah ketupat. 
1. Jajargenjang
a. Definisi Jajargenjang
Gambar 2.4

Jajargenjang dapat dibentuk dari gabungan sebuah segitiga dan bayangannya setelah diputar setengan putaran dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.
b. Sifat-sifat Jajargenjang
Berdasarkan definisi jajargenjang yang telah disebutkan sebelumnya, diperoleh sifat-sifat jajargenjang sebagai berikut.
1) Ukuran sisi-sisi berhadapan dalam suatu jajargenjang sama.
2) Ukuran sudut-sudut berhadapan dalam suatu jajargenjang sama.
3) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180o
4) Kedua diagonal jajargenjang saling membagi dua sama panjang.
c. Rumus ukuran luas jajargenjang
Gambar 2.5


Dengan, L = luas jajargenjang, a = panjang alas, t = ukuran tinggi Contoh soal:
Hitunglah luas jajargenjang berikut!
Gambar 2.6

4. Belah Ketupat
a. Definisi belah ketupat
Gambar 2.7

Belah ketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya. Contoh ptk matematika smp doc
b. Sifat-sifat belah ketupat
Gambar 2.8

2) kedua diagonal suatu belah ketupat tegak lurus
Gambar 2.9

c. Rumus ukuran luas belah ketupat D
Gambar 2,10

F. PENERAPAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI POKOK JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat dapat ditempuh dengan langkah¬langkah sebagai berikut.
1. Guru menyiapkan materi jajargenjang atau belah ketupat yang harus dipelajari peserta didik secara mandiri dan dirangkum, kemudian didiskusikan dengan kelompoknya.
2. Peserta didik melaksanakan tugas sebagai berikut.
a. Mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum materi tersebut dan mambuat contoh soal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, kemudian didiskusikan dengan kelompoknya.
Contoh soal materi jajargenjang:
Gambar 2.11

b. Peserta didik secara kelompok membuat satu soal untuk bahan diskusi kelompok.
3. Hasil rangkuman peserta didik dikoreksi oleh guru.
4. Wakil kelompok menuliskan soal yang telah dibuat kelompoknya di papan tulis dan kemudian kelompok lain menyalin dan mendiskusikan soal tersebut.
5. Salah satu dari wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
6. Dengan tanya jawab dan bantuan alat peraga guru menegaskan kembali materi yang telah disajikan peserta didik.

7. Peserta didik diberi lembar tugas untuk dikerjakan secara individual sekaligus untuk mengetahui penguasaan peserta didik pada materi yang sedang dipelajarinya.
Langkah–langkah pembelajaran dengan menggunaan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok jajargenjang dan belah ketupat di atas menuntut peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran agar mereka dapat memahami konsep materi secara baik sehingga dapat mengerjakan soal-soal dengan benar. Dengan begitu karakteristik materi jajargenjang dan belah ketupat yang abstrak juga dapat teratasi.
Peserta didik yang mampu menguasai suatu konsep matematika, mampu menghadapi abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi. Download ptk matematika smp pdf Peserta didik tidak akan kesulitan jika dihadapkan dengan berbagai bentuk soal jajargenjang dan belah ketupat. Dengan demikian hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dapat maksimal.

G. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan alat peraga dalam pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... dalam mata pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan Jajargenjang dan belah ketupat.

CONTOH LAPORAN PROPOSAL PTK SMP MATEMATIKA WORD

BAB III
METODE PENELITIAN


A. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian kali ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kenapa peneliti memilih penelitian dengan jenis penelitian ini karena pada saat ini PTK mendapatkan perhatian yang cukup serius dalam dunia pendidikan karena beberapa alasan yang cukup kuat. Pertama, dengan melakukan PTK berarti guru dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini di kelasnya. Download PTK matematika smp kelas 7 Kedua, PTK juga memberikan keterampilan pada guru untuk segera dapat menanggulangi masalah-masalah kelas yang dihadapi di kelas. Dengan upaya itu guru diharapkan mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas unjuk kerjanya.

B. SUBYEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah peserta didik kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... tahun pelajaran 2014/2015. Mata pelajarannya adalah matematika pada materi pokok Jajargenjang dan Belah ketupat. 
C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Lintas Sumbawa, Dete, Lape pada kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 36 peserta didik untuk materi pokok Jajargenjang dan belah ketupat. Dan waktu penelitian dilaksanakan 21 hari dengan jadwal sebagai berikut.
Tabel 3.1: Jadwal Pelaksanaan Penelitian

D. VARIABEL PENELITIAN
Varibel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel indikator yang diamati dalam penelitian ini adalah Hasil belajar peserta didik
E. TAHAPAN PENELITIAN
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan kegiatan yang dirancang dengan penelitian tindakan kelas, keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai langkah untuk memahamkan konsep persamaan linear satu variabel demi tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan langkah disusun dalam 3 tahap/siklus penelitian yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksaan pembelajaran yang belum menggunakan alat peraga dengan model pembelajaran reciprocal teaching. Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tiap tahap/siklus akan diambil satu kelas yang sama. Hal ini ditempuh untuk membandingkan dan menggambarkan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus
Pra siklus merupakan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan. Sebagai study pendahuluan yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum penelitian diperlukan dokumen dan informasi pada pembelajaran sebelumnya, yang terdiri atas tiga hal yaitu paper atau dokumen, person, dan place. 
Untuk memperoleh data tersebut peneliti mendatangi sekolah yang akan diteliti untuk meminta ijin penelitian, dalam hal ini peneliti akan menemui kepala sekolah yang akan diteliti. Untuk memperoleh data atau informasi mengenai permasalahan dalam pembelajaran matematika peneliti akan melakukan wawancara kepada guru yang mengampu mata pelajaran matematika. Setelah mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang ada dalam pembelajaran matematika peneliti akan menganalisis dan memberikan solusi sesuai dengan masalah yang ada.

2. Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyiapkan alat peraga jajargenjang terbuat dari gabus.
2) Membuat rencana pembelajaran tentang jajargenjang dengan penggunaan alat peraga dengan model pembelajaran reciprocal teaching.
3) Merancang kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 peserta didik dengan memperhatikan penyebaran kemampuannya, kecocokan dan kedekatan alamat rumah.
4) Meminta peserta didik secara kelompok untuk membuat alat peraga jajargenjang yang terbuat dari kertas karton.
5) Merancang pembelajaran dengan memberi materi yang harus dipelajari secara mandiri, dirangkum dan didiskusikan dengan kelompoknya.
6) Membuat lembar tugas peserta didik, lembar observasi guru dan peserta didik, dan alat tes.
7) Menyiapkan daftar nilai untuk menghimpun data nilai peserta didik.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.
Langkah-langkah pada pertemuan pertama meliputi:
1) Guru menyiapkan materi jajargenjang yang harus dipelajari peserta didik secara mandiri dan dirangkum, kemudian didiskusikan dengan kelompoknya.
2) Peserta didik melaksanakan tugas sebagai berikut.
a) Mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum materi tersebut dan mambuat soal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, kemudian didiskusikan dengan kelompoknya.
b) Peserta didik secara kelompok membuat satu soal untuk bahan diskusi kelompok.

3) Hasil merangkum peserta didik dikoreksi oleh guru.
4) Wakil kelompok menuliskan soal yang telah dibuat kelompoknya di papan tulis dan kemudian kelompok lain menyalin dan mendiskusikan soal tersebut. Contoh ptk matematika smp doc
5) Salah satu dari wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
6) Dengan tanya jawab dan bantuan alat peraga guru menegaskan kembali materi yang telah disajikan peserta didik.
7) Peserta didik diberi lembar tugas untuk dikerjakan secara individual sekaligus untuk mengetahui penguasaan peserta didik pada materi yang sedang dipelajarinya.
c. Pengamatan
Untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung, maka diperlukan lembar pengamatan bagi peserta didik dan lembar pengamatan bagi guru.
Pengamatan peserta didik dilakukan oleh guru peneliti sendiri menggunakan lembar pengamatan peserta didik. Peneliti melakukan pengamatan terhadap keterampilan proses peserta didik dalam hal merangkum, presentasi dan kerjasama kelompoknya.
Sedangkan pengamatan kegiatan guru selama proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan guru matematika lain sebagai pengamat. Pengamatan yang dilakukan pengamat terhadap guru dari aspek persiapan penelitian dan pelaksanaan pembelajaran.

d. Refleksi
Dari pengamatan yang dilakukan bagi guru dan peserta didik, hasilnya diseleksi dan difokuskan ke arah tujuan penelitian. Pengamatan bagi peserta didik diperoleh dari data peserta didik dan pengamatan bagi guru diperoleh data guru.
1) Data peserta didik
Data yang berkenaan dengan peserta didik dikelompokkan dengan satu data pendukung.
a) Keterampilan proses peserta didik dalam pembelajaran meliputi keterampilan merangkum, presentasi, dan kerja sama dalam kelompok.
b) Nilai yang diperoleh peserta didik secara individual.
2) Data guru
a) Persiapan guru dalam merancang pembelajaran.
b) Pengelolaan pembelajaran meliputi penguasaan kelas dan penguasaan materi

3. Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyiapkan alat peraga jajargenjang terbuat dari gabus.
2) Membuat rencana pembelajaran tentang belah ketupat dengan penggunaan alat peraga dengan model pembelajaran reciprocal teaching.
3) Merancang kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 peserta didik dengan memperhatikan penyebaran kemampuannya, kecocokan dan kedekatan alamat rumah.
4) Meminta peserta didik secara kelompok untuk membuat alat peraga jajargenjang yang terbuat dari kertas karton.
5) Merancang pembelajaran dengan memberi materi yang harus dipelajari secara mandiri, dirangkum dan didiskusikan dengan dengan kelompoknya.
6) Membuat lembar tugas peserta didik, lembar observasi guru dan peserta didik, dan alat tes.
7) Menyiapkan daftar nilai untuk menghimpun data nilai peserta didik. 

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.
Langkah-langkah pada pertemuan pertama meliputi:
1) Guru menyiapkan materi jajargenjang yang harus dipelajari peserta didik secara mandiri dan dirangkum, kemudian didiskusikan dengan kelompoknya.
2) Peserta didik melaksanakan tugas sebagai berikut.
a) Mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum materi tersebut dan mambuat soal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, kemudian didiskusikan dengan kelompoknya.
b) Peserta didik secara kelompok membuat satu soal untuk bahan diskusi kelompok.
c) Hasil merangkum peserta didik dikoreksi oleh guru.
d) Wakil kelompok menuliskan soal yang telah dibuat kelompoknya di papan tulis dan kemudian kelompok lain menyalin dan mendiskusikan soal tersebut.
e) Salah satu dari wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
f) Dengan tanya jawab dan bantuan alat peraga guru menegaskan kembali materi yang telah disajikan peserta didik.
g) Peserta didik diberi lembar tugas untuk dikerjakan secara individual sekaligus untuk mengetahui penguasaan peserta didik pada materi yang sedang dipelajarinya.

c. Pengamatan
Untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung, maka diperlukan lembar pengamatan bagi peserta didik dan lembar pengamatan bagi guru.
Pengamatan peserta didik dilakukan oleh guru dan peneliti sendiri menggunakan lembar pengamatan peserta didik. Download ptk matematika smp pdf Peneliti melakukan pengamatan terhadap keterampilan proses peserta didik dalam hal merangkum, presentasi dan kerjasama kelompoknya.
Sedangkan pengamatan kegiatan guru selama proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan guru matematika lain sebagai pengamat. Pengamatan yang dilakukan pengamat terhadap guru dari aspek persiapan penelitian dan pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Dari pengamatan yang dilakukan bagi guru dan peserta didik, hasilnya diseleksi dan difokuskan kearah tujuan penelitian. Pengamatan bagi peserta didik diperoleh data peserta didik dan pengamatan bagi guru diperoleh data guru.
Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus II dikumpulkan serta dianalisis dengan tetap memperhatikan analisis data dan refleksi pada siklus I.
Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus II dicermati untuk dikaji keberhasilan dan kegagalannya dalam rangka mencapai tujuan akhir.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Dokumenter
Teknik dokumenter yang diperlukan adalah daftar nama peserta didik, daftar jadwal mata pelajaran, dan daftar nilai peserta didik materi Segiempat tahun pelajaran 2014/2015 dari kelas VII-1 semester 2 SMP Negeri 1 ....
Selain itu juga menyiapkan lembar tugas peserta didik dan menyiapkan daftar nilai untuk menghimpun nilai peserta didik.
2. Tes Uraian
Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berupa uraian untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan alat peraga dan model pembelajaran reciprocal teaching dalam Pokok Bahasan Jajargenjang dan belah ketupat baik pada siklus I dan siklus II.
3. Observasi Peserta Didik
Pengamatan peserta didik dilakukan pada tiap siklus. Ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses dari siklus I ke siklus II.
4. Observasi Guru
Pengamatan guru dilakukan pada tiap siklus. Pengamatan siklus I dipakai untuk direfleksikan pada siklus II.
G. INDIKATOR KEBERHASILAN
Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas VII-1 SMP Negeri 1 ... pada pokok bahasan Jajargenjang dan belah ketupat yaitu:
1. Nilai rata-rata kelas > 6,0
2. Ketuntasan klasikal mencapai > 75%.

H. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut.
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pembelajaran yang penulis susun sesuai dengan model pembelajaran reciprocal teaching.
b. Lembar tugas peserta didik
Lembar tugas diberikan pada peserta didik tiap akhir pertemuan sebagai tugas individu dan digunakan untuk mengetahui penguasaan peserta didik pada materi yang sedang dipelajarinya. Lembar tugas terdiri dari 5 soal untuk setiap pertemuan.
c. Soal Tes Uraian
Soal tes uraian digunakan saat tes akhir siklus I dan siklus II. Soal tes terdiri dari 10 soal uraian untuk siklus I dan 10 soal uraian untuk siklus II.
d. Observasi ceklis
Observasi peserta didik yaitu terhadap keterampilan proses yang terdiri dari keterampilan merangkum, reaksi kerja kelompok, dan presentasi. Sedangkan observasi guru yaitu terhadap persiapan dan proses pembelajaran.

I. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisis data hasil tes
Mengolah skor penting artinya agar hasil belajar peserta didik dapat ditafsir sebagaimana adanya. Yang dimaksud dengan pengolahan skor ialah merubah nilai raw-score menjadi drive-score (skor terjabar). Dalam hal ini yang diperlukan adalah:
a. Mean (M) artinya nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik. Mean diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai semua peserta didik dengan banyaknya peserta didik.
Rumus 3.1

b. Passing grade (PG) artinya batas lulus.
Batas lulus yang digunakan adalah batas lulus purposif yang berupa KKM, yaitu batas lulus yang ditentukan oleh panitia (guru-guru) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. ptk matematika smp doc
2. Analisis data hasil observasi peserta didik
Analisis data hasil observasi sangat bergantung pada pedoman observasinya, terutama mencatat hasil observasi. Penelitian ini menggunakan observasi yang diberi nilai atau disediakan skala nilai dengan nilai 1-5.7
Skor ini dikonversikan ke dalam bentuk standar 100, yaitu:
Gambar 3.1

CONTOH LENGKAP PTK MATEMATIKA KELAS 7 JAJAR GENJANG DOC

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006, cet. 13.
Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.
Budiningsih, C. Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. Daryanto, Belajar dan Mengajar, Bandung: Yrama Widya, 2010.
Dewi, Rohana, Pemanfaatan Alat Peraga dalam Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas VI D SMP N 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2006/200 7, Semarang: FMIPA UNNES, 2007.
Dimyati dan Mudjino, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Karya, 2006.
Ernest R. Hilgard dan Gordon H. Bower, Theories of Learning, New York: Appleton-Century-Crofts, 1966, ed. 3.
Marina Tivani, Pengembangan Model Belajar Reciprocal Teaching, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:rBv-PNEp4wQJ:blog.unila.ac.id/hermiyanzi/files/0 1102010
Munadiroh, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan
Think Pair Share (TPS) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Materi Pokok Jajargenjang dan Belah Ketupat pada Peserta Didik Kelas
VI B Semester 2 MTs Darul Ulum Bulusari Sayung Tahun Pelajaran
2006/200 7, Semarang: FPMIPA IKIP PGRI Semarang, 2007.
Muslih, Mansur, KTSP Pembelajaran Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, ed. 1, cet. 4
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 1999/2000.
Rohayati, Ade, Alat Peraga Pembelajaran Matematika, http://file.upi.edu/Direktori/0 1102010
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur ’an, vol. 7, Jakarta: Lentera Hati, 2006, cet. V.
, Wawasan Al Qur’an Tafsir Maudlu ’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan, 1998, cet. 7.
Sholih Abd Al Aziz, At Tarbiyah wa Turuqu At Tadris, jilid 1, Mesir: Darul Ma’arif, 1979, cet. X.
Sofiatun, Penerapan Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi Pada Peserta Didik Kelas VI D Semester I SMP Negeri 2 Wonosalam Demak Tahun Pelajaran 200 7/2008, Semarang: FPMIPA IKIP PGRI Semarang, 2008.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo, 1995, cet. 3.
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, cet. 6.
Sugiarto dan Isti Hidayah, Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga Matematika Pendidikan Dasar Berbasis MEQIP (Mathematics Quality Improvement rogram), Semarang: Mebelika UNNES, 2009
Sugiarto, Bahan Ajar Whorkshop Pendidikan Matematika 1, Semarang: UNNES, 2009.
Sugijono, M. Cholik Adinawan, Matematika SMP Jilid 1B Kelas VI,
Berdasarkan Standar Isi 2006, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007.
Suherman, Erman, et.al., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Untuk Mahasiswa, Guru dan Calon Guru Bidang studi Matematika (Common Text Book), Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003.
Suprijono, Agus, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, cet. 3.
Suyitno, Amin, Dasar-Dasar dan ProsesPembelajaran Matematika 1, Semarang: UNNES, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, ed. 3-cet. 3.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, 2010, Ed. 1, Cet. 2.
Wakaf dari Pelayan Dua Tanah Suci, Al Qur ’an dan Terjemahnya, Madinah: Komplek Percetakan Al Qur’anul Karin Milik Raja Fahd.

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya DOWNLOAD PTK SMP KELAS 7 MATERI JAJAR GENJANG