Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MATEMATIKA SMP KELAS IX

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MATEMATIKA SMP KELAS IX-Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, hasil belajar peserta didik diperoleh dari 1 tahun yang lalu. Untuk keaktifan peserta didik dalam prasiklus ini, peneliti juga melakukan observasi keaktifan peserta didik di kelas IX-A pada sub materi Kekongruengan dan Kesebangunan. Pada prasiklus guru belum menggunakan alat peraga dengan metode demonstrasi. Pada siklus I dan II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi akan dijadikan bahan rujukan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Sehingga proses dan hasil pelaksanaan siklus berikutnya diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya. Dari tiap siklus akan diukur keaktifan, hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar peserta didik. ptk matematika smp kelas 9 materi kesebangunan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pra siklus diperoleh rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 57,14 dan 53,57%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 4 1,96%. Setelah dilakukan siklus I nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 70,18 dan ketuntasan 60,71%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 56,43%. Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran siklus I masih perlu diperbaiki agar terjadi peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yakni nilai rata-rata kelas >6.0 dengan ketuntasan klasikal 75%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 85,36 dan ketuntasan 82,14%. Sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 79,55%. Hasil pada siklus II menunjukkan peningkatan daripada siklus sebelumnya dengan indikator keberhasilan sudah terpenuhi.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MATEMATIKA SMP yang diberi judul PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI KEKONGRUENAN DAN KESEBANGUNAN DI KELAS IX". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SMP KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK SMP 052).

DOWNLOAD LENGKAP PTK MATEMATIKA SMP DOC

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan diharapkan manusia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kreatifitasnya. Keberhasilan di bidang pendidikan sangat ditentukan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Matematika merupakan suatu ilmu yang memiliki obyek abstrak, untuk keperluan penyampaian obyek-obyek matematika yang abstrak kepada peserta didik diperlukan suatu sistem penyampaian materi/obyek matematika. Sistem penyampaian ini, harus mempertimbangkan kesiapan/kematangan, kemampuan serta tingkat pengembangan intelektual peserta didik.

Pembelajaran matematika pada materi kekongruenan dan kesebangunan sangat dibutuhkan kemampuan abstraksi dari peserta didik untuk mempelajarinya. Materi yang abstrak memerlukan dukungan media yang mampu mengkonkretkan materi, karena tidak mudah untuk membayangkan benda dalam kekongruenan dan kesebangunan yang hanya dituangkan dalam penampang bangun datar. Sehingga urutan yang terstruktur dalam proses perangkaian untuk menjadi kekongruenan dan kesebangunan sangat membantu dalam menganalogkan proses terbentuknya kekongruenan dan kesebangunan. Penggunaan alat peraga dengan metode demonstrasi dapat merangsang peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Contoh ptk matematika smp doc Karena dengan alat peraga rasa ingin tahu peserta didik semakin bertambah sehingga peserta didik dapat memperhatikan penjelasan tentang materi yang disampaikan, ada kemauan untuk mencatat penjelasan dari guru, aktif bertanya, berani menjawab soal dan mampu mengerjakan tugas yang telah diberikan. Sehubungan dengan hal ini, maka penggunaan alat peraga dengan metode demonstrasi dapat digunakan sebagai jembatan guna mengatasi kesulitan dalam mempelajari materi kekongruenan dan kesebangunan.

Metode demonstrasi merupakan suatu metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sedangkan alat peraga matematika adalah suatu perangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep¬konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan menggunakan alat peraga pada materi kekongruenan dan kesebangunan, peserta didik dapat memperagakan atau mempertunjukan proses terbentuknya kekongruenan dan kesebangunan dan rumus-rumus kekongruenan dan kesebangunan. 

Alat peraga ini merupakan alat bantu dengan tiga dimensi yaitu alat bantu pembelajaran yang dapat dimanipulasi. Metode dan media pembelajaran (alat peraga) ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Dengan menggunakan alat peraga dan metode demonstrasi ini diharapkan peserta didik akan terlihat aktif dalam mempelajari materi Kekongruenan dan kesebangunan, sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka judul yang dipilih adalah ”PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELA JAR PESERTA DIDIK PADA MATERI KEKONGRUENAN DAN KESEBANGUNAN DI KELAS IX-A SMPN 2 ...”

B. Penegasan Istilah
Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga berbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul penelitian tersebut antara lain.
1. Penerapan adalah pemanfaatan, perihal, mempraktikkan.
2. Alat peraga adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar. Dalam penelitian ini, alat peraga yang dimaksud adalah alat peraga bangun datar yaitu segitiga.
3. Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
4. Meningkatkan : menaikkan, mempertinggi.
5. Keaktifan : keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya dinamis dan bertenaga; giat melakukan sesuatu. Sedangkan keaktifan : kegiatan; kesibukan. Yang dimaksud dengan keaktifan disini adalah peserta didik memperhatikan penjelasan guru, menyalin penjelasan yang telah disampaikan, aktif bertanya, menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan tugas yang telah diberikan guru.

6. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Dalam penelitian ini, peserta didik dinyatakan berhasil apabila dalam materi  dan volum kekongruenan dan kesebangunan rata-rata nilai hasil tes di atas hasil ketuntasan yaitu 6,0 dan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika prosentase peserta didik yang tuntas belajar atau nilai peserta didik lebih besar atau sama dengan 75% dari jumlah peserta didik di kelas.
7. Materi pokok kekongruenan dan kesebangunan merupakan materi SMP kelas IX-A semester II.
Jadi, penelitian dengan judul ”Penggunaan Alat Peraga dengan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Materi kekongruenan dan kesebangunan”, berarti dalam penelitian akan berusaha memberikan upaya dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi kekongruenan dan kesebangunan dengan cara merubah metode pengajarannya. Yang awalnya hanya menggunakan metode ceramah, namun kali ini akan menerapkan alat peraga dengan metode demonstrasi. Download ptk matematika smp pdf

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penggunaan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi pada materi kekongruenan dan kesebangunan Kelas IX-A di SMPN 2 ... ?
2. Bagaimanakah keaktifan dan hasil belajar peserta didik SMPN 2 ... pada materi kekongruenan dan kesebangunan setelah diterapkan alat peraga dengan metode demonstrasi?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Menemukan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menerapkan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi pada materi kekongruenan dan kesebangunan kelas IX-A di SMPN 2 ...
2. Pembelajaran dengan menerapkan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi kekongruenan dan kesebangunan kelas IX-A di SMPN 2 ...
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas yang diharapkan adalah.
1. Bagi peserta didik SMPN 2 ...
a. Meningkatkan aktifitas belajar peserta didik.
b. Hasil belajar peserta didik kelas IX-A SMPN 2 ... dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi kekongruenan dan kesebangunan dapat meningkat.

2. Bagi guru SMPN 2 ...
a. Membantu guru dalam memvisualisasikan pelajaran matematika yang sifatnya sangat abstrak dalam bentuk konkret.
b. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam materi kekongruenan dan kesebangunan dengan menerapkan alat peraga dengan metode demonstrasi kelas IX-A di SMPN 2 ...
3. Bagi pihak sekolah
Dengan hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran dan kinerja guru sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik dan kualitas sekolah akan semakin meningkat.
4. Bagi Peneliti
a. Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang cara yang efektif dalam menerapkan alat peraga dengan metode demonstrasi.
b. Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

CONTOH PTK MATEATIKA SMP DENGAN METODE TERBARU

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah usaha sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapatkan kepandaian.
Beberapa pengertian mengenai belajar. Di antaranya adalah:
1. Nana Sudjana mengatakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek-aspek lain.
2. Menurut Cronbach dalam bukunya Baharudin dan Esa Nur Wahyuni menyatakan: ³Learning is shown by change in behaviour as result of experience ´, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Dengan pengalamannya tersebut pelajar menggunakan seluruh panca indranya. Pendapat ini sesuai dengan apa yang di kemukakan Clifford T. Morgan dan kawan-kawan yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
Berdasarkan pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Contoh ptk matematika smp doc  Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotorik.

b. Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa. Berdasarkan teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.
Menurut kelompok teori kognitif, belajar adalah proses pencapaian atau perubahan pemahaman (insight), pandangan, harapan, atau pola berfikir. Teori belajar kognitif berguna dalam mempelajari materi-materi yang rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah, dan untuk mengembangkan ide. Seperti pada materi kekongruenan dan kesebangunan yang terlalu abstrak dan banyak rumus yang berbeda, maka dalam pembelajaran kekongruenan dan kesebangunan sangat dibutuhkan kemampuan abstraksi dari peserta didik untuk mempelajarinya dan mampu memahami rumus-rumus kekongruenan dan kesebangunan, sehingga peserta didik dapat menerapkan rumus dalam menjawab soal.

c. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Dalam pembelajaran, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan intruksional. 

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan hasil kegiatan dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Atau dengan kata lain hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan apa yang diperoleh siswa dari proses belajar matematika. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik pada suatu pembelajaran, guru dapat memberikan evai sebagai penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penilaian hasil belajar juga berfungsi untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan secara efektif.
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya.
1) Internal
Faktor internal meliputi aspek fisiologis (keadaan jasmani) dan aspek psikologis (keadaan rohani). Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Banyak faktor yang bersifat rohaniah (aspek psikologis) yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik. 

2) Eksternal
Faktor eksternal peserta didik terdiri atas dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1. Lingkungan sosial.
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman di kelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik. Guru adalah pengajar yang mendidik, sebagai pendidik ia memusatkan perhatian pada kepribadian peserta didik khususnya berkaitan dengan kebangkitan belajar. Masyarakat dan tetangga juga teman¬teman sepermainan di sekitar perkampungan peserta didik tersebut dapat mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. Namun, lingkungan peserta didik yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri. ptk matematika smp pdf 
2. Lingkungan nonsosial.
Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, alat-alat yang dipakai dalam belajar (seperti alat tulis- menulis, buku-buku, alat peraga,dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran) dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.
Alat peraga merupakan fasilitas penting dalam sekolah yang dapat meningkatkan perhatian siswa. Dengan alat peraga siswa diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputar balikan, sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fakor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan peserta didik.

3) Pendekatan belajar
Dalam hal ini pendekatan belajar merupakan cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasian implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui metode pembelajaran.
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Peserta didik yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, peserta didik yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut, muncul peserta didik yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.

2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik. Hamzah B. Uno mengatakan bahwa matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. Sedangkan Jerome Bruner dalam Herman Hudaya mengemukakan bahwa pembelajaran matematika adalah pembelajaran tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.

Dalam istilah “pembelajaran” yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, peserta didik diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar peserta didik dituntut beraktivitas secara penuh, bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian mengajar menempatkan guru sebagai fasilitator. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan berbagai upaya merancang, memilih, dan menerapkan berbagai strategi, metode, atau pendekatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya.

3. Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan adalah kegiatan dalam proses belajar mengajar. Dalam setiap proses belajar mengajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sudah diamati. Adapun jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran diantaranya adalah.
a. Visual activities, yaitu membaca dan memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan atau pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan sebagainya.
c. Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato, musik dan sebagainya.
d. Writing activities, yaitu menulis cerita, karangan, angket, tes, laporan, menyalin dan sebagainya.
e. Drawing activities, yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan sebagainya

f. Mental activities, yaitu menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. ptk matematika smp kelas 9 doc
g. Emotional activities, yaitu menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran tuntutan peserta didik agar selalu aktif bukanlah hal yang baru. Keaktifan peserta didik merupakan konsekuensi logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan tuntutan logis dari hakekat belajar-mengajar. Hampir tak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya keaktifan individu peserta didik yang belajar. Permasalahannya hanya terletak dalam kadar atau bobot keaktifan belajar peserta didik. Ada keaktifan belajar kategori rendah, sedang, dan ada pula tinggi. Seandainya dibuat rentangan skala keaktifan dari 0-10, maka keaktifan belajar ada dalam skala 1 sampai 10, tidak ada skala nol, betapapun kecilnya keaktifan tersebut.

4. Metode Demonstrasi
Dalam menyampaikan materi pembelajaran, seorang guru diharapkan dapat merancang, memilih, dan menerapkan metode pembelajaran agar peserta didik mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Menurut Nana sudjana, metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pelajaran.
Demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan/ materi yang sedang disajikan. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi kekongruenan dan kesebangunan, dapat membangkitkan minat dan aktivitas peserta didik karena dalam pembelajaran ini guru menjelaskan jalannya suatu konsep pembelajaran dengan cara mengkonkretkan materi kekongruenan dan kesebangunan yang abstrak.

5. Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran.
Matematika merupakan ilmu yang mempelajari bilangan dan ruang yang bersifat abstrak. Sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat perlu juga digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi peserta didik.
a. Pengertian Media
Alat peraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media perlu dipahami terlebih dahulu sebelum dibahas mengenai pengertian alat peraga lebih lanjut. Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara proses belajar, dapat berwujud sebagai perangkat lunak maupun perangkat keras. 

b. Pengertian Alat peraga
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga merupakan fasilitas penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga peserta didik diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Alat peraga juga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari.

c. Prinsip-prinsip Alat Peraga
Prinsip-prinsip alat peraga yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah:
1) Tahan lama.
2) Bentuk dan warna menarik.
3) Dapat menyajikan dan memperjelas konsep.
4) Ukuran sesuai dengan kondisi fisik peserta didik.
5) Fisibel.
6) Tidak membahayakan peserta didik.
7) Mudah disimpan saat tidak digunakan.d. Fungsi Alat Peraga

e. Langkah-langkah penggunaan alat peraga
Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu mengajar dengan mempergunakan alat peraga. Langkah-langkah itu adalah:
1) Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga. Pada langkah ini hendaknya guru merumuskan tujuan yang akan dicapai.
2) Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan alat peraga mana yang akan dipergunakan sekiranya tepat untuk mencapai tujuan.
3) Persiapan kelas. Peserta didik atau kelas harus mempunyai persiapan. Sebelum menerima pelajaran dengan menggunakan alat peraga. Mereka harus dimotivasi agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan alat peraganya.
4) Langkah penyajian pelajaran dan peragaan. Penyajian pelajaran dengan menggunakan peragaan merupakan suatu keahlian guru yang bersangkutan. Dalam langkah ini perhatikan bahwa tujuan utama ialah pencapaian tujuan mengajardengan baik, sedangkan alat peraganya sekedar alat pembantu. Jangan sampai alat peraga sebagai tujuan dan tujuan sebagai alat peraga.

5) Langkah kegiatan belajar. Pada langkah ini peserta didik hedaknya mengadakan kegiatan belajar sehubungan dengan penggunaan alat peraga. Kegiatan ini mungkin dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas.
6) Langkah evai pelajaran dan peragaan,
Pada akhirnya kegiatan belajar haruslah dievai sampai seberapa jauh tujuan itu tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh alat peraga sebagai alat pembantu menunjang keberhasilan proses belajar.
7. Penggunaan Alat Peraga dengan Metode Demonstrasi pada Materi  dan Volum Kekongruenan dan kesebangunan
Materi  dan volum kekongruenan dan kesebangunan dipelajari dalam matematika SMP/MTS. Untuk membahas materi ini diperlukan suatu metode dan media pembelajaran yang sesuai, diantaranya yaitu metode Demonstrasi dengan menggunakan alat peraga. Download ptk matematika smp pdf Melalui metode dan media ini diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan metode demonstrasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Guru menjelaskan pada peserta didik bahwa akan menggunakan alat peraga dengan metode pembelajaran demonstrasi pada materi  dan volum kekongruenan dan kesebangunan. Yaitu alat peraga bangun datar berbentuk kubus, balok, prisma, limas.
b) Guru membagikan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) pada peserta didik yang dikerjakan pada saat guru melakukan demonstrasi.

c) Untuk mencari  permukaan kubus, balok, prisma dan limas, guru menunjuk peserta didik untuk membantu mendemonstrasikan alat peraga dengan menggunting alat peraga yang terbuat dari kertas lalu bditempelkan di papan tulis. Sedangkan peserta didik yang lain mengisi lembar kerja yang telah diberikan.
d) Untuk mencari volum kubus, balok, prisma dan limas, guru mendemonstrasikan alat peraga yang telah disediakan dengan memasukkan satuan kubus pada bangun segitiga, serta mencari rumus prisma dan limas dengan pendekatan balok.
e) Peserta didik menyimpulkan rumus  dan volum kekongruenan dan kesebangunan dengan bimbingan guru.
f) Guru memberikan latihan sebagai bentuk koreksi dan evai dalam pembelajaran  dan volum kekongruenan dan kesebangunan untuk diselesaikan secara individu.
g) Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.

B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan usaha untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran yang efektif menyebabkan individu mengetahui yang sebelumnya tidak diketahui dan mampu melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Pemilihan strategi yang tepat serta peran aktif peserta didik dalam pembelajaran akan membantu peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang berakibat kurang efektifnya proses pembelajaran.

Untuk mengurangi tingkat keabstrakan materi kekongruenan dan kesebangunan, dalam penelitian ini penulis penerapkan media alat peraga yang dianggap cocok untuk menunjang proses pembelajaran. Berdasarkan karakteristik media alat peraga bahwa media ini ternyata mampu menjelaskan materi matematika menjadi lebih konkret, sehingga peserta didik mampu untuk memahami materi yang diajarkan.
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Alat peraga bangun datar ini dibuat untuk didemonstrasikan agar peserta didik dapat memahami konsep kekongruenan dan kesebangunan dengan tepat. Penerapan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi pada proses pembelajaran yang diterapkannya dapat mencapai hasil yang baik apabila peserta didik terdorong melakukannya. ptk matematika smp doc Proses pembelajaran dengan memberikan penguatan, motivasi, dan diaplikasikan dengan kehidupan sehari-hari serta memberikan penilaian mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Dengan demikian peserta didik tidak beranggapan lagi bahwa pelajaran matematika sukar dan membosankan. Sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, yang akhirnya hasil belajar peserta didik juga meningkat.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dapat dimunculkan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Ditemukannya cara yang paling efektif dalam menerapkan alat peraga dengan metode demonstrasi pada materi Kekongruenan dan kesebangunan.
2. Pembelajaran dengan menerapkan alat peraga dan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi  dan volum Kekongruenan dan kesebangunan.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MAPEL MATEATIKA WORD

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau action research secara sederhana action research dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindkan secara kolaboratif dan partisipasif. “Kolaborasi adalah adanya kerjasama antara berbagai disiplin ilmu, keahlian dan profesi dalam memecahkan masalah, merencanakan, melaksanakan kegiatan, dan melakukan penilaian akhir”. Disini kolaborasi menjadi hal yang penting dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Sebab salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara praktisi dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan tindakan (action).

B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 .... Adapun subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX-A. Jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah 36 peserta didik.
C. Tempat Pelaksanaan dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMPN 2 ... Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan September dan Oktober tahun 2015.

Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian

D. Kolaborator dan Pelaksana
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang dikerjakan bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas IX-A SMPN 2 ... dengan satu teman yang mengambil dokumentasi pembelajaran pada tiap siklus. Sedangkan pelaksana adalah orang yang menerapkan pembelajaran yang sedang diteliti. Download ptk matematika smp kelas 9 Dalam penelitian ini pelaksana pembelajaran adalah peneliti sendiri.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik, guru, dan peneliti.
2. Jenis data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri dari.
1. Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
2. Data tentang keaktifan peserta didik.
3. Data tentang hasil evaluasi belajar peserta didik.

3. Cara pengambilan data
1. Interview (wawancara)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara sebagai observasi awal sebelum mengadakan penelitian untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan¬peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama-nama peserta didik yang akan menjadi sampel dalam penelitian dan untuk mendapatkan data nilai serta rekaman kegiatan pada saat pembelajaran dalam bentuk gambar.

3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam belajar matematika khususnya pada materi kekongruenan dan kesebangunan.
4. Lembar kerja
Lembar kerja berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi kekongruenan dan kesebangunan yang diberikan peserta didik pada siklus I dan siklus. Lembar kerja juga dipakai untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
5. Observasi/ pengamatan
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data guru selama proses kegiatan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dalam menerapkan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

F. Metode Penyusunan Instrumen
1. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Penbelejaran (RPP) pada siklus I dan siklus II dibuat berdasarkan format yang disyaratkan dalam KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran matematika materi kekongruenan dan kesebangunan dengan penggunaan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi.
2. Lembar observasi
Lembar observasi disusun untuk melihat aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran, untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan RPP atau belum. Lembar observasi dibuat dalam dua bentuk yaitu lembar observasi untuk peserta didik dan lembar observasi untuk pendidik.

3. Tugas individu
Tugas Individu diberikan di akhir pembelajaran dan dikerjakan di dalam kelas yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menyerap materi yang dipelajari selama proses pembelajaran. Tugas Individu juga diberikan dalam bentuk soal uraian
4. Evaluasi Akhir
Evaluasi akhir dilakukan pada akhir siklus I, dan siklus II. Evaluasi akhir pada siklus I dipakai untuk mengukur keberhasilan sementara pembelajaran dengan penggunaan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi, yang dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus dan sebagai evaluasi untuk refleksi siklus II. ptk matematika smp pdf Sedangkan evaluasi pada siklus II untuk melihat keberhasilan penggunaan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi.
G. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tentang hal-hal yang terjadi di kelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat diimplementasikan pada kelompok yang bersangkutan dengan ciri utama adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Dalam pelaksanaannya peneliti akan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Peneliti sebagai pelaku penelitian dan guru mata pelajaran menjadi pengamat. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang terangkum dalam beberapa siklus.
Pelaksanaan penelitian ini dengan model yang dibuat oleh John Elliot. Sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar 6. Siklus dalam PTK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus, yang terdiri atas dua siklus yang direncanakan. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan pro sedur sebagai berikut.
a. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini peneliti mewawancarai guru matematika kelas IX-A di SMPN 2 ... khususnya pada materi kekongruenan dan kesebangunan dan meminta data hasil kegiatan pembelajaran materi kekongruenan dan kesebangunan peserta didik kelas IX-A tahun pelajaran 2015-2016. Sesuai hasil wawancara, pelaksanaan pembelajaran pada materi kekongruenan dan kesebangunan di kelas IX-A di SMPN 2 ... tahun pelajaran 2015/2016 masih menggunakan metode konvensional dan peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.
Untuk mengetahui tingkat keaktifan peserta didik, peneliti akan mengamati pembelajaran matematika pada sub materi kekongruenan dan kesebangunan, yang dalam pembelajarannya belum menggunakan alat peraga bangun datar dan metode demonstrasi. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran yang menerapkan alat peraga bangun datar dengan metode demonstrasi pada siklus I dan siklus II.

b. Siklus I
pelaksanaan siklus I dari penelitian tindakan kelas ini dimulai pada hari Rabu, 24 September 2015 sampai dengan Rabu, 03 Oktober 2015 dengan mengambil tempat di IX-A.
Tabel 2
Jadwal kegiatan siklus I sebagai berikut:

1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut.
a) Peneliti menentukan peserta didik yang akan menjadi obyek penelitian.
b) Peneliti mempersiapkan materi kekongruenan dan kesebangunan, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c) Peneliti menyiapkan alat peraga kekongruenan dan kesebangunan, yaitu alat peraga bangun datar.
d) Menyusun lembar kegiatan peserta didik yang berkaitan dengan materi  kekongruenan dan kesebangunan.
e) Menyiapkan lembar kerja observasi yaitu pengamatan terhadap kegiatan belajar peserta didik (keaktifan) di kelas dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
f) Menyiapkan absensi untuk melihat dan mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat peraga bangun datar dan metode demonstrasi.

2) Tindakan
Peneliti dengan didampingi guru mitra melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar dan metode demonstrasi pada siklus I ini secara garis besar adalah sebagai berikut
h) Guru membuka pelajaran kemudian mengontrol kehadiran peserta didik.
i) Guru memberikan apersepsi tentang materi kekongruenan dan kesebangunan dengan mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehar-hari.
j) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  kekongruenan dan kesebangunan.
k) Guru menjelaskan pada peserta didik bahwa akan menerapkan alat peraga bangun datar dengan metode pembelajaran demonstrasi pada materi  kekongruenan dan kesebangunan.
l) Guru membagikan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) pada peserta didik yang dikerjakan pada saat guru melakukan demonstrasi.
m) Guru menjelaskan materi  kekongruenan dan kesebangunan dengan mendemonstrasikan alat peraga bangun datar.

n) Peserta didik menyimpulkan rumus  kekongruenan dan kesebangunan dengan bimbingan guru.
o) Guru memberikan latihan sebagai bentuk koreksi dan evaluasi dalam pembelajaran  kekongruenan dan kesebangunan untuk diselesaikan secara individu.
p) Guru memberikan tes formatif sebagai tes akhir siklus I pada materi  kekongruenan dan kesebangunan.
3) Pengamatan
a) Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Guru mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.
c) Guru memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keaktifan.
d) Guru mengamati adakah permasalahan yang dihadapi peserta didik, pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
e) Guru mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah di atas ketuntasan belajar.
f) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.

4) Refleksi
a) Secara kolaboratif, guru dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus II nantinya. ptk matematika smp kelas 9 materi kesebangunan 
b) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I 
b. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dari penelitian tindakan kelas ini dimulai pada hari Jum’at, 05 Oktober 2015 sampai dengan Rabu, 10 Oktober 2015 dengan mengambil tempat yang sama dengan siklus I.
Tabel 3
Jadwal kegiatan siklus II sebagai berikut:

1) Perencanaan
Untuk pelaksanaan siklus II secara teknis sama dengan siklus I. Langkah- langkah dalam siklus II ini yang perlu ditekankan dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi adalah sebagai berikut:
a) Penyempurnaan pelaksanaan siklus I.
b) Penyusunan perencanaan kegiatan siklus II.
c) Penyiapan materi untuk kegiatan siklus II dengan materi kekongruenan dan kesebangunan.
2) Pelaksanaan
a) Melaksanakan KBM sesuai dengan rencana tindakan siklus II.
b) Metode pembelajaran sama dengan pembelajaran pada siklus I.
3) Pengamatan
Guru dan peneliti melakukan pengamatan yang sama pada siklus II.
4) Refleksi
Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk menyempurnakan pembelajaran dengan menerapkan alat peraga bangun datar dan metode demonstrasi yang diharapkan dapat menumbuhkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

H. TEKNIK ANALISIS DATA
Data hasil pengamatan penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dengan metode demonstrasi.
Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan penelitian. Adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase. Nilai yang diperoleh dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. 
a. Menghitung rata-rata.
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
Rumus 3.1

b. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
Rumus 3.2

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika prosentase peserta didik yang tuntas belajar atau nilai peserta didik lebih besar atau sama dengan 75% dari jumlah seluruh peserta didik di kelas.
2. Data kualitatif data yang berupa informasi berbentuk kalimat. Download ptk matematika smp pdf Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dengan metode demonstrasi. Keberhasilan dalam pembelajaran ditandai dengan semakin meningkatnya keaktifan yang diperoleh melalui hasil belajar.
a. Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru: 
Rumus 3.3

b. Perhitungan persentase keaktifan peserta didik.
Rumus 3.4

I. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Indikator keaktifan dalam penelitian ini adalah apabila keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat ditandai dengan 75% peserta didik aktif dalam pembelajaran.
2. Tercapainya tujuan yang kedua yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX-A SMPN 2 ... dalam materi kekongruenan dan kesebangunan, yang ditandai dengan rata-rata nilai hasil tes di atas hasil ketuntasan yaitu 7,5 dan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika prosentase peserta didik yang tuntas belajar atau nilai peserta didik lebih besar atau sama dengan 75% dari jumlah peserta didik di kelas.

CONTOH LAPORAN PROPOSAL PTK MATEMATIKA SMP LENGAKAP

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, edisi revisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.
Al Barry, Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994.
Al-Maragi, Ahmad Musthofa, Terjemah Tafsir Al-Maragi, Semarang: PT. Toha Putra, 1992.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. 5.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.
Departemen Agama RI, Al-Qur¶an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Bumi Restu, 1975.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.Balai Pustaka,2005.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hasil Karya Mahasiswa, Mata Kuliah Workshop Pendidikan Matematika, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008.
Hudaya, Herman, Strategi Belajar Matematika, Malang: Angkasa Raya, 1990.
Isti dan Sugiarto, Media Visual (Alat Peraga) Pembelajaran Matematika di Madrasah ibtidaiyyah, Modul Matematika; Training Of Trainer (TOT) Pembuatan dan Pemanfaatan Alat Peraga bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng, Semarang: MDC Jateng, 2007.
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya , 2007.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015.
Sitorus, Ronald, Bimbingan Pemantapan Matematika SMP/MTs, Bandung:CV.Yrama Widya, 2007.
Skinner, Charles E., Educational Psychologi, Tokyo: Maruzen Company LTD, 1958.
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: CV. Widya Karya, 2015. Sudijono, Anas , Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2008. Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Suhito, (strategi Pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah(MI)), Modul Matematika;Training of trainer (TOT) Pembuatan dan Pemanfaatan Alat Bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng, Semarang: MDC Jateng, 2007.
Sukmadinata, Nana Syaodah, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Suyitno, Amin, Bahan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Pelajaran Matermatika di SMP: Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, Semarang: UNNES, 2005.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya, 2006.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Uno, Hamzah B., Model-model Pembelajaran, Jakarta: Bumi aksara, 2008.

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MATEMATIKA SMP KELAS IX