Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

PTK FISIKA KELAS X GERAK MELINGKAR WORD

PTK FISIKA KELAS X GERAK MELINGKAR WORD-Selamat malam bp/ibu guru tercinta, sebuah perjalanan hidup tidak lengkap tanpa adanya sebuah tantangan, tantangan-tantangan tersebut membuat kita menegrti bahwa masih ada banyak hal harus kita pelajari dan kita ketahui. Salah satu kewajiban bp/ibu guru untuk mengajukan kenaikan pangkat adalah dengan membuat sebuah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) kewajiban tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi bp/ibu guru. Disini kami downloadptkptssdsmpsma.blogspot.co.id menyediakan refrensi PTK untuk Bp/Ibu guru tercinta, semoga bermanfaat dan membantu dalam pembuatan PTK.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam praktik fisika. penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model Pendekatan discovery learning yang dilaksanakan di SMA ... sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XA yang memiliki jumlah peserta didik sebanyak 44 siswa. ptk fisika sma pdf
Penelitian ini menggunakan Model Pendekatan discovery learning, dengan menggunakan rancangan penelitian yang berbasis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang mana dalam penelitian ini dapat peningkatan potensi dan keaktifan serta kekreatifan siswa dalam pelaksanaan praktikum di Laboratorium.

Hasil dari deskriptif dan analisis penelitian tindakan kelas dalam peningkatan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan praktikum dan pengerjaan latihan soal yang berupa soal esai dengan penerapan Model Pendekatan discovery learning pada materi pokok gerak melingkar mengalami peningkatan yaitu dari prasiklus dengan nilai rata-rata 62,27 dengan ketuntasan belajar klasikal 61,36 % meningkat menjadi 65,45 dengan ketuntasan belajar klasikal 72,72 % . Jadi, dalam siklus I dan siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 72,27 dengan ketuntasan belajar klasikalnya mencapai 90,90 %.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah: 1). Pendekatan dengan Model discovery learning dapat membantu peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan praktikum dan konsep secara bertahap dan lebih jelas. 2). Kemampuan awal dari keterampilan peserta didik yang lebih baik akan mempermudah peserta didik dalam memahami suatu konsep sehingga dapat mendukung kemampuan berfikir kreatif untuk menumbuhkan imajinasi peserta didik.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas FISKA SMA yang diberi judul STRATEGI PENINGKATAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK KELAS X  SMA DALAM PRAKTIK FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI POKOK GERAK MELINGKAR". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK FISIKA SMA KELAS X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-47-106-928 dengan Format PESAN PTK SMA 048).

DOWNLOAD LENGKAP PTK FISIKA KELAS X SMA DOC

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan yang mutlak dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu rohani (fikir, rasa, cipta, dan budi pekerti) dan jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan).

Banyak peserta didik pada jenjang sekolah yang menganggap pelajaran fisika sulit dan menakutkan. Seperti di SMA ... peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi dan mempraktikkan apa yang disampaikan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah.
Dari hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran fisika di SMA ... menyatakan bahwa khususnya kelas X-A dalam proses kegiatan belajar mengajar hanya mengalami sedikit kendala, terutama pada keterampilan kegiatan praktikum. Yang sebagaimana di sini hanya mendapatkan materi, penunjukan alat, bahan dan cara melalui LKS. Download ptk fisika sma pdf Guru hanya mendemonstrasikan dengan tidak mempraktikkannya secara langsung kepada siswa. Sehingga, siswa tidak bisa berperan aktif maupun kreatif dan bersifat monoton pada proses pembelajaran khususnya pada saat praktikum. Permasalahan tersebut mengakibatkan :
1. Peserta didik kurang aktif dalam praktikum:
a. Apabila guru mendemonstrasikan materi praktikum, peserta didik cenderung tidak memperhatikan.
b. Apabila guru mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan umpan balik, peserta didik cenderung tidak merespon.
c. Apabila guru memberi kesempatan bertanya tentang materi pelajaran, pada umumnya peserta didik tidak memanfaatkannya.

2. Hasil belajar peserta didik masih rendah hal ini terlihat pada nilai praktikum fisika di kelas X-A pada dua tahun terakhir yaitu 59,2 dan presentase ketuntasan belajar = 60%. Sedangkan hasil ini masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah yaitu sebesar 60.

Dari permasalahan di atas, penulis mencoba memberikan pemecahan masalah yang terjadi dalam kelas dengan menawarkan suatu strategi peningkatan keterampilan peserta didik dalam praktik fisika berbasis Discovery Learning. Berdasar latar belakang dan permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud meneliti kajian tersebut sehingga peningkatan keterampilan peserta didik dalam kegiatan praktik fisika yang berlangsung di SMA ... dapat menjadikan peserta didik berfikir dan bertindak secara mandiri dan kreatif. Untuk itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul :
“STRATEGI PENINGKA TAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK KELAS X-A SMA ... DALAM PRAKTIK FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI POKOK GERAK MELINGKAR PADA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

1.2 Penegasan Istilah
Untuk memperoleh pengertian yang jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami isi judul penelitian ini, maka terlebih dahulu dibuat penegasan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, sebagai berikut:
1. Strategi
Strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Praktik
Praktik Fisika adalah suatu proses mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau suatu proses. Contoh ptk fisika sma doc Praktik fisika juga dapat diartikan sebagai bagian dari pengajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori.
3. Discovery Learning
Discovery Learning adalah pembelajaran dimana guru memberikan suatu kebebasan pada peserta didik untuk menemukan sesuatu sendiri, sehingga peserta didik akan sampai pada suatu pengalaman.
4. Gerak Melingkar
Gerak Melingkar adalah Gerak yang dialami partikel-partikel di pinggir roda dan merupakan sebuah benda yang bergerak jika letak atau kedudukan titik-titik pada benda tersebut selalu berubah tiap waktu.

1.3 Rumusan Masalah
Bertitik pada kerangka pemikiran dan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
“Apakah Strategi yang berbasis Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan peserta didik khususnya dalam kegiatan praktik gerak melingkar pada peserta didik kelas X-A SMA ... tahun pelajaran 2011/2012?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan keterampilan peserta didik pada materi gerak melingkar dalam praktik fisika berbasis Discovery Learning di SMA ... khususnya kelas X-A Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Untuk memperoleh data empirik di kegiatan praktikum tentang pemahaman praktik fisika khususnya materi gerak melingkar pada peserta didik kelas X-A.
c. Untuk memperoleh data empirik di kegiatan praktikum tentang pemahaman teori gerak melingkar.
d. Untuk mengembangkan pemahaman konsep dan meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik.

2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian tersebut kiranya dapat memberikan informasi yang dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis manfaat Penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Peserta Didik SMA ...
Timbulnya sikap positif minat dan kekreatifan siswa dalam peningkatan keterampilan dalam praktik fisika sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
b. Bagi Guru SMA ...
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam mengoptimalkan keterampilan peserta didik serta dapat digunakan sebagai awal dalam keperluan pembinaan pendidikan keterampilan peserta didik dan pengajaran bagi peserta didik ke arah yang positif.
c. Bagi Pihak SMA ...
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan keterampilan dalam praktik fisika yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

CONTOH PTK FISIKA UNTUK KENAIKAN PANGKAT GURU SMA 

BAB II
LANDASAN TEORI


2. 1 Landasan Teori 
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Sedangkan menurut Hilgard dan Bower, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu“ dan “berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang ilmu pengetahuan alam.  Download ptk fisika sma kurtilas

Diantara ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurnt Slameto adalah sebagai berikut.
1) Pernbahan terjadi secara sadar, mi berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya pernbahan itu sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi pernbahan dalam dirinya.
2) Pernbahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, mi berarti bahwa pernbahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, positif maksudnya dalam pernbahan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dan sebelumnya. Aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 

2.1.2 Pengertian Strategi Peningkatan Keterampilan
Secara umum strategi mempunyai pengertian Suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan, suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Model discovery adalah guru memberikan suatu kebebasan pada peserta didik untuk menemukan agar peserta didik lebih mandiri dan bisa mengembangkan bakat dan keterampilan yang mereka miliki sehingga mereka bebas untuk berkreasi dan memahami apaapa yang telah mereka pelajari.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu“ dan “berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang ilmu pengetahuan alam.

2.1.3 Pembelajaran Fisika
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang mempelajari tentang benda-benda fisik. Menurut Thomson, “Physic is the study of matter, interaction, and change“9(fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda, interaksi, dan perubahan). Oleh karena itu mempelajari fisika adalah dengan cara mengamati benda melalui interaksi dari hasil perubahan yang telah dideteksi.
2.1.4 Kegiatan Praktikum dalam Pembelajaran Fisika
Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia, kegiatan praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori.” Sedangkan menurut S. Nasution, kegiatan praktikum adalah salah satu bentuk mengajar yang menghadapkan peserta didik dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa.

Kegiatan praktikum tidak lepas dengan laboratorium, Laboratorium adalah tempat yang digunakan orang untuk mempersiapkan sesuatu atau untuk melakukan suatu kegiatan ilmiah.  Pada saat praktikum fisika, maka peserta didik dapat mempelajari fisika melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses sains, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah dan sebagainya. Dengan demikian, dalam proses pembelajaranya peserta didik akan melaksanakan proses belajar yang aktif, akan memperoleh ilmu pengetahuan yang statis dan otoriter, melainkan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ilmiah, menghayati prosedur ilmiah dan sikap ilmiah, sehingga dapat disimpilkan bahwa sebenarnya ilmu itu bersifat dinamik.

2.1.5 Teori Belajar
Piaget menyatakan bahwa anak menjadi tahu dan terhadap pembelajaran sains khususnya fisika adalah bahwa guru harus memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada peserta didik untuk berfikir dan kebebasan kepada mereka untuk mengembangkan keterampilan yang mereka memiliki, memecahkan teori-teori yang ada maupun bereksperimen. Contoh ptk fisika sma kelas x Dengan kata lain, peserta didik tidak dijadikan sebagai obyek pasif dengan hanya melihat teori-teori dan panduan dari
LKS saja tanpa mempraktikkannya secara langsung. Peserta didik akan lebih berkembang keterampilannya jika peserta didik diberi kebebasan untuk memecahkan suatu persoalan dan menemukan sesuatu dari ide-ide mereka sendiri, karena dengan itu keterampilan yang mereka miliki bisa tersalurkan. Ilmu fisika atau ilmu alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yangberupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

2.1.6 Materi Gerak Melingkar
Sebuah benda bergerak pada garis lurus jika gaya total yang ada padanya bekerja pada arah gerak benda tersebut atau sama dengan nol. Jika gaya total bekerja dengan membentuk suatu sudut terhadap arah gerak pada setiap saat, benda akan bergerak dalam lintasan yang berbentuk kurva. Sedangkan menurut kamus lengkap fisika gerak melingkar di sini diartikan gerak zarah melalui lintasan berupa lingkaran karena zarah tersebut mengalami kakas (gaya) memusat (sentripetal) yang memberinya percepatan memusat sebesar atau R, disini adalah kecepatan linear zarah tersebut dan R adalah jari – jari (radius) lingkaran itu.

Untuk dapat bergerak suatu benda dapat melakukan gerak translasi dan gerak rotasi. Untuk melakukan semua itu gerak melingkar terbagi atas:
a.  Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Jika benda yang menempuh lintasan melingkar dengan laju linear konstan, maka benda dikatakan menempuh gerak melingkar beraturan (disingkat GMB). Untuk besaran-besaran dalam gerak melingkar terdiri dari: periode, frekuensi, sudut tempuh, kelajuan linear dan kecepatan sudut.
1) Periode (T)
Periode adalah lamanya waktu yang dibutuhkan oleh suatu titik materi untuk melakukan satu kali gerak melingkar. Jika dalam waktu t sebuah benda melakukann kali gerak melingkar maka besar periode T dinyatakan:

Rumus 2.1
Keterangan:
n = Banyaknya gerak melingkar
T = Periode (sekon)
t = Waktu total (sekon)
2) Frekuensi (f)
Frekuensi adalah banyaknya gerak melingkar yang dilakukan oleh sebuah titik materi dalam selang waktu tertentu. Jika dalam waktu t sebuah benda melakukan n kali gerak 
melingkar, maka besar frekuensi Æ’ dinyatakan:

Rumus 2.2
Keterangan :
f = frekuensi (Hz)
n = banyaknya gerak melingkar
t = waktu total (s)
3) Sudut Tempuh (Ï´)
Sudut halnya gerak lurus, ketika sebuah benda bergerak melingkar terdapat besaran yang menyatakan besar perpindahan sudut yang ditempuh sebuah titik dan dinyatakan dalam o (derajat) atau rad (radian). Contoh ptk fisika sma kelas x

Rumus 2.3
4) Kelajuan Linear (v)
Sama halnya dengan definisi dari kelajuan pada gerak lurus, bahwa kelajuan linear didefinisikan sebagai jarak persatuan waktu, dimana dalam satu kali gerak melingkar jarak yang ditempuh sama dengan keliling lingkaran dan waktu untuk menempuh satu kali getaran yang disebut periode, maka kelajuan linear dinyatakan sebagai berikut :
Rumus 2.4
Keterangan :
v = kelajuan linear (m/s)
r = jari-jari gerak melingkar (m)
T = periode (s)
5) Kecepatan Sudut (ω)
Besar sudut yang ditempuh oleh sebuah titik yang bergerak melingkar dalam selang waktu tertentu disebut dengan kecepatan sudut. Secara matematis besar kecepatan sudut dinyatakan dengan persamaan :

Rumus 2.5
6) Percepatan Sentipetal (as)
Pada gerak melingkar beraturan terdapat percepatan yang besarnya selalu tetap dan menuju pusat lingkaran yang disebut dengan percepatan sentipetal atau percepatan radial.

Rumus 2.6
satuan dari sentripetal dalam SI adalah m/s2.19
b. Persamaan Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Pada gerak melingkar beraturan besaran yang menyatakan besar sudut yang ditempuh θ kecepatan sudut ω dan waktu tempuh t. Secara matematis hubungan antara 3 (tiga) besaran tersebut adalah sebagai berikut :

Rumus 2.7
Keterangan:
θ = Sudut tempuh (rad)
ω = Kecepatan (rad/s)
t = Waktu tempuh (s)
c. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
Gerak melingkar berubah beraturan adalah gerak melingkar yang tiap selang waktu mengalami perubahan kelajuan sudut secara tetap atau konstan (α). Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut: 

Rumus 2.8

2.1.6 Model pembelajaran Discovery Learning
Discovery Learning adalah Model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan peserta didik untuk dapat mengerti lebih dalam. Dengan menemukan sendiri, peserta didik akan sampai pada pengalaman. Menurut Suryobroto, metode penemuan diartikan sebagai cara mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain percobaan, sebelum generalisasi umum. Metode penemuan adalah metode dimana dalam proses belajar peseta didik diperkenankan menemukan sendiri informasinya. ptk fisika smk kurikulum 2013 Maka keaktifan peserta didik sangat penting.
Discovery learning dalam sistem belajar mengajari, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan keterampilan peserta didik banyakjenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam din peserta didik itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar din peserta didik.

a. Faktor Internal
Faktor internal dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian¬bagiannya atau bebas dan penyakit.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi kegiatan praktikum. 
3) Faktor psikologis
(1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dan tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsepkonsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
(2) Minat
Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi terhadap hasil belajar, dapat dikelompokkan menjadi tiga fator, yaitu :
1) Faktor keluarga
2) Faktor sekolah, dan
3) Faktor masyarakat.
Upaya meningkatkan keterampilan praktik fisika pada peserta didik dengan menggunakan Discovery Learning untuk materi gerak melingkar dilakukan setelah dalam beberapa periode sebelumnya. Dimana guru menggunakan metode ceramah dan demonstrasi dalam penyampaian dan hanya memperkenalkan alat dan bahan pada kegiatan praktik minat atau bakat keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tidak tersalurkan dan hanya menjadi sebuah angan-angan. Ini dapat dilihat saat siswa tidak memperhatikan penjelasan guru karena dalam praktik guru hanya menyampaikan secara lisan dengan menggunakan buku panduan yaitu LKS, sehingga mereka menganggap bahwa kegiatan praktik membosankan. ptk fisika smk kurikulum 2013

Pada saat praktikum fisika, maka peserta didik dapat mempelajari fisika melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains, dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah barn melalui metode ilmiah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, dalam proses pembelajarannya peserta didik akan melaksanakan proses belajar yang aktif, akan memperoleh pengalaman langsung dan tidak akan pernah memperoleh ilmu pengetahuan yang statis dan otoriter, melainkan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah, menghayati prosedur ilmiah dan sikap ilmiah, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ilmu itu dinamik.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan peserta didik dalam kegiatan praktikum, peserta didik sendiri atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan (praktik) sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru. Ada baiknya kelompok dibuat kecil sehingga peserta didik sungguh-sungguh melakukan percobaan dan bukan hanya melihat percobaan teman atau hanya membaca buku panduan saja. Dalam percobaan atau praktik fisika, tindakan yang dilakukan peserta didik antara lain:
a. Membaca petunjuk percobaan penelitian.
b. Mencari alat yang diperlukan.
c.   Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan.
d. Mulai mengamati jalannya percobaan.
e. Mencatat data yang diperlukan.
f. Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dan data yang ada
g. Membuat laporan percobaan dan menyimpulkan
h. Mempresentasikan percobaannya di depan kelas.


1. Model pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan sam komponen penting di dalam pendekatan konstruktivisme, Siawa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka dengan konsep-konsep, atau prinsip-prinsip. Contoh ptk fisika sma kelas x Pendekatan discovery learning memiliki beberapa keuntungan antara lain membangkitkan keingintahuan, memotivasi mahasiswa untuk melanjutkan dengan penelitian sehingga mereka menemukan jawabannya, belajar memecahkan masalah secara mandiri dan berpikir kritis.
a. Proses Discovery itu meliputi:
1. Mengamati, peserta didik mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi.
2. Menggolongkan, peserta didik mengklasifikasi apa-apa yang ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.
3. Memprediksi, peserta didik diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.
4. Mengukur, peserta didik melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan.

b. Urutan Model Discovery
1) Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan yang harus dicari pemecahannya oleh peserta didik. Misalnya: Apa yang akan terjadi bila anda mengendarai sepeda motor dengan cepat di jalan yang melingkar ?
2) Peserta didik memecahkan persoalan. Peserta didik sendiri ataukah berkelompok mulai.
3) Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu ditambahkannya sehingga pengertian peserta didik menjadi lebih lengkap.

c. Keuntungan Belajar dengan discovery
Ada banyak keuntungan dan penggunaan discovery dalam belajar fisika. Keuntungan-keuntungannya dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1) Mengembangkan potensi intelektual
2) Mengembangkan motivasi intrinsik
3) Discovery juga menimbulkan keingintahuan peserta didik dan motivasi siswa untuk terus berusaha menemukan sesuatu sampai ketemu
4) Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih peserta didik untuk dapat mengumpulkan dan menganalisis data sendiri.
d. Macam-macam Discovery
Menurut Weimer sebagaimana yang dikutip oleh Paul Suparno mengidentifikasi adanya 6 tipe Discovery, yaitu :
1) Discovery, proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, proses, atau pengertian sendiri.
2) Discovery Teaching, model mengajar dengan cara menemukan sesuatu. Discovery Teaching lebih digunakan guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan.
3) Inductive Discovery, penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya lengkap seperti metode ilmiah.
4) Semi-inductive Discovery, penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi tidak lengkap. Ketidak lengkapan bias berupa data yang diambil hanya sedikit, prosesnya yang disederhanakan, dll.
5) Unguided or Pure Discovery atau Discovery murni, siswa diberi persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk dari guru.
6) Guided Discovery, siswa diberi soal untuk dipecahkan sedangkan guru menyediakan hint (petunjuk ), dan arahan bagaimana cara memecahkan persoalan itu.

2.2 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada latar belakang dan kerangka berfikir diatas, maka dirumuskan sebuah hipotesis yaitu ”ada peningkatan keterampilan peserta didik kelas X-A semester gasal SMA ... tahun pelajaran 2011/2012 dalam praktik fisika berbasis Discovery Learning pada materi gerak melingkar.”

CONTOH PROPOSAL PTK FISIKA SMA DOC

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan Model Pendekatan Discovery Learning.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas X-A SMA .... Penelitian dilakukan pada tanggal 8 September 2011 sampai tanggal 15 Oktober 2011. Subyek pelaku tindakan adalah peneliti dipandu dengan guru fisika. Sedangkan subyek penerima tindakan adalah peserta didik kelas X-A dengan jumlah 42 peserta didik yang terdiri dari 26 peserta didik perempuan dan 16 peserta didik laki-laki.
3.3 Pelaksanaan dan Kolaborator
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas peneliti perlu melakukan segala langkah penelitian secara bersama-sama (kolaborator) dari awal hingga akhir. Kegiatan perpaduan (kolaborasi) dilakukan agar dapat meringankan dan membantu guru mencari jalan keluar permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari melalui penelitian tindakan kelas. Download ptk fisika sma pdf  Dalam penelitian tindakan kelas ini yang bertindak sebagai kolaborator adalah peneliti sendiri.

3.4 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan model pendekatan discovery learning, dengan menggunakan rancangan penelitian yang berbasis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang mana dalam penelitian ini dapat peningkatan potensi dan keaktifan serta kekreatifan siswa dalam pelaksanaan praktikum di Laboratorium. Untuk lebih jelasnya rancangan penelitian dapat dilukiskan seperti skema berikut ini.
Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan model pendekatan Discovery Learning pada siklus 1 dan siklus 2.
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (modifikasi Zainal Aqib)

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (PTK) atau sering disebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Pra Siklus
Pada pelaksanaan pra siklus ini penelitian belum memberikan metode yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pembelajaran yang digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dan metode demonstrasi. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan model pendekatan Discovery Learning pada siklus 1 dan siklus 2.
Hasil analisis data siklus I digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pada siklus II. Dan hasil analisis data siklus II di gunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pada siklus III.
Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:
1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru IPA (Fisika).
2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (membuat rencana pelaksanaan pembelajaran) dan mempersiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
3) Menyusun angket untuk mengetahui respon siswa dan tingkat kemampuan keterampilan peserta didik dengan menggunakan model pendekatan discovery learning dalam praktik fisika.
4) Menyusun alat evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan yang dilakukan pada kegiatan praktik adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan atau memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada peserta didik.
2) Guru merencanakan langkah-langkah percobaan.
3) Guru mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
4) Guru memberikan masukan kepada peserta didik.
5) Guru membantu jalannya praktikum. ptk fisika sma kelas xi pdf
6) Guru membantu peserta didik dalam menarik kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.
7) Bila siswa membuat laporan , maka peserta guru harus memeriksanya.
8) Guru mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan peserta didik untuk bekerja atau melakukan praktik.
9) Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok peserta didik.
10) Bila ada salah satu anggota yang kurang paham atau mengalami kesulitan, maka anggota yang lain merupakan tanggung jawab bagi kelompok tersebut untuk menjelaskan kepada anggota yang belum faham tersebut.
11) Membuat dan menyimpulkan hasil praktikum.

c. Pengamatan (Observing)
Yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Data yang dihasilkan dari data observasi meliputi:
1) Peneliti mengamati aktivitas kelompok peserta didik dan keberhasilan
peserta didik dalam kegiatan praktikum.
2) Peneliti mengamati jalannya proses praktikum.
3) Mengamati peserta didik dalam merangkai alat.
4) Mengamati atau mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya, dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
d. Refleksi (Reflecting)
Semua data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan dan proses observasi dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi oleh peneliti dan guru untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi ini dijadikan acuan untuk memperbaiki kinerja dan melakukan revisi terhadap perencanaan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

Siklus II
Pada prinsipnya semua kegiatan siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I. siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.

a. Tahapannya tetap perencanaan , tindakan, pengamatan dan refleksi.
b. Materi pelajaran berbeda yaitu siklus I dengan materi gerak melingkar beraturan, dan siklus II dengan materi gerak melingkar berubah beraturan.
c.  Diharapkan kemampuan keterampilan peserta didik dalam kegiatan praktik fisika lebih meningkat.
d. Akhir kegiatan atau siklus, guru memberikan tes praktik terakhir.

1. Indikator Keberhasilan
Adanya peningkatan kemampuan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik dalam praktik fisika yang ditandai dengan :
a. Semua peserta didik ikut terlibat dalam kegiatan praktikum.
b. Banyaknya peserta didik yang berani bertanya dan menunjukkan kemampuan keterampilan mereka dengan berani menunjukkan hasil penemuan mereka di depan kelas. Contoh ptk fisika sma doc
c. Persentase aktivitas belajar peserta didik lebih dari 75%.
d. Kedua meningkatnya kemampuan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan praktikum fisika khususnya pada materi Gerak Melingkar.
e. Terjadi peningkatan dalam keterampilan dan kerja sama antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.
f. Hasil nilai rata-rata kelas mencapai > 60.
g. Dengan menggunakan strategi peningkatan kemampuan keterampilan peserta didik dalam praktik fisika dari keseluruhan peserta didik X-A mengalami pengembangan dan peningkatan.

3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan aktivitas dan kemampuan peserta didik dalam keterampilan praktik fisika serta hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dari setiap siklus dalam kegiatan praktikum. Tahapan-tahapan analisis data sebagai berikut ;
a. Analisis lembar observasi untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Dengan menggunakan analisis persentase sebagai berikut:

Rumus 3.1
Dalam penelitian ini digunakan empat kategori yaitu : Aktif, sangat aktif, kurang aktif, dan tidak aktif. Peserta didik yang memiliki skor: 
4 : Untuk kategori sangat aktif
3 : Untuk kategori aktif
2 : Untuk kategori kurang aktif
1 : Untuk kategori tidak aktif
b. Data tentang hasil belajar (kognitif) peserta didik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus 3.2
c. Ketuntasan tes hasil belajar
Analisis ketuntasan tes hasil belajar peserta didik bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik yang diperoleh tiap siklus. Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 60 dinyatakan mengalami kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 dinyatakan telah tuntas belajar.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus:

Rumus 3.4
Ketuntasan klasikal dinyatakan berhasil jika persentase peserta didik yang tuntas belajar atau peserta didik yang mendapat nilai >60 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85% dari jumlah seluruh peserta didik dalam kelas.

3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dasar tercapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan dalam rangka mengamati proses belajar mengajar, termasuk sistem dan metode pembelajaran yang digunakan dan pengelolaan kelas. ptk fisika sma kelas xi pdf

c. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar psikomotorik yang berkenaan dengan penguasaan bahan praktikum sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam penelitian ini digunakan tes objektif yaitu sebuah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes yang digunakan adalah jenis tes pilihan ganda dengan pilihan 4 alternatif jawaban.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat tes dari mata pelajaran yang disajikan, yaitu materi gerak melingkar. Perangkat tes ini digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar yang dicapai peserta didik pada pembelajaran.

3.7 Instrumen Penelitian
Sebelum alat tes digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diadakan uji coba untuk mengetahui kualitas item soal yang digunakan. Untuk mendapatkan perangkat tes yang berkualitas, syarat yang harus dipenuhi adalah validitas, reliabilitas, daya pembeda dan derajat kesukaran.
a. Validitas
Suatu alat tes disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak dan sekaligus diukur. “Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas skor (item) adalah dengan rumus koefisien korelasi point-biserial.

Rumus 3.5
dengan ketentuan:
rpbi = Koefisien korelasi point-biserial
Mp = Mean skor dari subyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya
Mt = Mean skor total (skor rata-rata seluruh pengikut tes)
St = Deviasi standar dari skor total
P = Proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)
Kriteria item
rpbi > rpbitabel : valid Download ptk fisika sma kurtilas
rpbi ≤ rpbitabel : invalid
Dari hasil perhitungan validitas item itu kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel, jika r hasil lebih besar dari pada r tabel, maka korelasi tersebut signifikan, berarti soal tersebut valid. Apabila r hasil lebih kecil dari r tabel maka korelasi tersebut tidak signifikan, berarti item tersebut tidak valid. 

b. Reliabilitas
Item soal dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan alat tersebut adalah sama atau tetap jika pengukuran tersebut dilakukan pada subyek yang sama pada waktu yang berbeda atau pada subyek yang berbeda dengan waktu yang sama Untuk menguji reliabilitas tes menggunakan teknik pendekatan konsistensi internal. Rumus KR-20 yaitu

Rumus 3.6
dengan ketentuan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p) ∑pq      = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
Vt = deviasi standar dari tes
Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga r produk momen. Apabila r11 > r table dikatakan instrumen tersebut reliabel.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda suatu tes adalah bagaimana kemampuan item soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok atas (upper group) dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group). Untuk menentukan daya pembeda tiap item soal digunakan rumus,

Rumus 3.7
dengan :
D = daya pembeda suatu pokok uji
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah 

d. Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesulitan (difficulty indeks). Untuk menentukan tingkat kesulitan tiap item digunakan rumus:

Rumus 3.7
dengan ketentuan:
p = indeks kesulitan
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Penggolongan tingkat kesukaran suatu item soal tes adalah sebagai berikut :
Soal dengan p ; 0,00 ≤ p < 0,30 = item soal termasuk sukar
Soal dengan p ; 0,30 ≤ p < 0,70 = item soal termasuk sedang
Soal dengan p ; 0,70≤  p < 1,00 = item soal termasuk mudah

3.8 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil belajar peserta didik pada tiap siklus. Contoh ptk fisika sma kelas x Dalam menganalisis data digunakan beberapa rumus sebagai berikut :
a. Data Hasil Evaluasi
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar nilai kognitif. Hasil evaluasi peserta didik diperoleh dari nilai tes akhir setiap siklus. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung ketuntasan individu dan persentase ketuntasan klasikal.
1) Ketuntasan individu
Ketuntasan belajar individu untuk mengetahui hasil belajar setiap peserta didik. Dengan indikator keberhasilan peserta didik dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung analisis deskriptif ketuntasan individu peserta didik, yaitu :
Rumus 3.8

2) Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar nilai kognitif. Dengan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65, dan sekurang-kurangnya 85% dari jumlah seluruh peserta didik di kelas.
Dari data yang diperoleh pada tiap siklus dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rumus 3.9

b. Data Hasil Observasi
Data hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan menghitung jumlah skor pengamatan dari penilaian lembar observasi afektif dan psikomotorik peserta didik. Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik digunakan skala dengan rentang dari 4 sampai dengan 1. Dengan demikian jika dari penelitian ada 5 aspek yang harus diamati maka skor maksimum adalah 20 dan skor minimum adalah 4. Data hasil observasi penilaian afektif dan psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 

Rumus 3.10
dengan kriteria penilaian keberhasilan sebagai berikut :
1. Nilai 10 - 29 : sangat kurang
2. Nilai 30 - 49 : kurang
3. Nilai 50 - 69 : cukup
4. Nilai 70 - 89 : Baik
5. Nilai 90 - 100 : sangat baik
c. Aktivitas Belajar Peserta Didik
Indikator yang digunakan untuk mengukur aktivitas peserta didik : 
1) Aspek afektif
a) Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab
Skor 4 : Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab benar
Skor 3 : Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab tapi salah
Skor 2 : Peserta didik memperhatikan, diam, ditanya tidak menjawab
Skor 1 : Peserta didik tidak memperhatikan

b) Berpendapat/ sikap dalam diskusi
Skor 4 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif dari awal sampai akhir
Skor 3 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif setelah mendapat peringatan dari guru
Skor 2 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan pasif dari awal sampai akhir
Skor 1 : Peserta didik tidak mengikuti diskusi
c) Sikap memecahkan masalah
Skor 4 : Peserta didik memperhatikan masalah, punya pemecahan
Skor 3 : Peserta didik memperhatikan masalah, mengikuti pendapat orang lain
Skor 2 : Peserta didik memperhatikan masalah  
Skor 1 : Peserta didik tidak memperhatikan masalah
d) Mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah
Skor 4 : Peserta didik mengungkapkan ide 4 kali atau lebih 
Skor 3 : Peserta didik mengungkapkan ide 2 kali atau lebih 
Skor 2 : Peserta didik mengungkapkan ide 1 kali
Skor 1 : Peserta didik sama sekali tidak mengungkapkan ide
e) Bekerjasama dalam kelompok
  Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan aktif dari awal sampai akhir
Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan aktif setelah mendapat peringatan dari guru.
Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan pasif dari awal sampai akhir
Peserta didik tidak bekerja sama dalam diskusi
Skor 1 :

2) Aspek psikomotorik
a) Mempersiapkan alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam LKS dan tanpa memerlukan bantuan guru
Skor 3 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru (sekali)
Skor 2 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali)
Skor 1 : Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan. ptk fisika sma pdf
b) Merangkai alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS tanpa memerlukan bantuan guru
Skor 3 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru (sekali)
Skor 2 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali) 
Skor 1      : Tidak dapat merangkai alat percobaan.

c) Melakukan pengamatan dan analisis data
Skor 4 : Dapat melakukan pengamatan dan analisis secara aktif
Skor 3 : Dapat melakukan pengamatan secara aktif tetapi tidak dapat menganalisis
Skor 2 : Tidak dapat melakukan pengamatan tetapi dapat menganalisis
Skor 1 : Tidak aktif dan tidak dapat menganalisis hasil percobaan
d) Merapikan kembali alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan dengan tersusun rapi
Skor 3 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan tetapi masih ada 1 alat yang tidak tersusun rapi
Skor 2 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan tetapi masih ada 2 alat yang tidak tersusun rapi
Skor 1 : Tidak dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan dengan rapi
e) Mempresentasikan hasil percobaan
Skor 4 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator serta dapat menjawab pertanyaan kelompok lain dengan benar hanya 2 kali
Skor 3 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator serta dapat menjawab pertanyaan kelompok lain dengan benar hanya 1 kali
Skor 2 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan kelompok lain
Skor 1 : Tidak dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator

3.9 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil belajar fisika dan aktivitas peserta didik kelas X-A SMA .... Pendekatan Model Discovery Learning dapat dikatakan meningkatkan keterampilan praktik dan aktivitas belajar peserta didik apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : Contoh ptk fisika sma doc
a. Peningkatan hasil keterampilan peserta didik yang dilihat dari hasil praktikum dan persentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan peserta didik untuk aspek kognitif dapat dilihat dari praktikum, jika hasil praktikum peserta didik mencapai nilai minimal 62,27 secara individu dan minimal 61,36% secara klasikal.
b. Terjadi peningkatan keaktifan dan kekreatifan peserta didik serta aktivitas dalam kegiatan praktikum dari siklus I sampai siklus II.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA KELAS X FISIKA

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006).
, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
Assidiq, Abdul Kahfi, Kamus Lengkap Fisika, Jogyakarta : Panji Pustaka, 2008/2009
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010
Budiningsih, C. Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008, Cet. I.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra, 1989.
Djamarah, Syaiful Bahari, dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Giancoli, Dauglas C., Fisika Edisi Kelima Jilid I, Jakarta : Erlangga, 2001.
Jihad, Asep, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009.
Kanginan, Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006. Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah, Mesir : Darul Fikr, t.t.
Morgan, Clifford T., dan Richard A. King, Introduction to Psychology, Tokyo: Grow Hil, 1971.
Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 3.
, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Nasution, S., Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009.
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Subiyanto, Strategi Belajar- Mengajar Ilmu Penetahuan Alam, Malang IKIP¬Malang, 2000.
Suparno, Paul, Metodologi PembelajaranFisika Konstrutivistik & Menyenangkan, Yogyakarta Universitas Sanata Dharma, 2007.
Thomson, Phyisic Algebra/Trig, USA: Eugene Hect, 2003, 3rdEd.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, Cet.2.
Wartono, “Sains”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Semarang: Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang, 2003.
Zaenal, Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung: Yrama Widya, 2006.

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan saya PTK FISIKA KELAS X GERAK MELINGKAR WORD